Suara.com - Ribuan warga tumpah di kawasan Kota Sentani, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, untuk menyambut kedatangan Bupati Jayapura dan rombongan yang membawa Kodefikasi 14 Desa (Kampung) Adat yang diberikan dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) RI.
Saat Bupati Jayapura beserta rombongan tiba di VIP Room Bandara Sentani, Asisten III Bidang Administrasi Umum Setda Kabupaten Jayapura Timothius J. Demetouw, S.E., M.Si., bersama para pimpinan OPD, unsur ASN di lingkungan Pemkab Jayapura dan masyarakat adat, serta pelajar yang sudah menunggu sontak mendekat untuk menyambutnya.
Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw, selaku Ketua Umum GTMA Kabupaten Jayapura yang membawa Kodefikasi 14 Kampung Adat meninggalkan VIP Room Bandara Sentani menuju ke Lapangan Apel Kantor Bupati Jayapura, Gunung Merah, Sentani itu dengan arak-arakan yang diikuti sekitar 1.000 orang.
Selanjutnya arak-arakan melalui jalan protokol Kota Sentani dari Bandara Sentani hingga menuju Lapangan Apel Kantor Bupati Jayapura.
Saat tiba di Lapangan Apel Kantor Bupati Jayapura, Gunung Merah, Sentani, langsung disambut dengan tari-tarian adat dan selanjutnya penampilan tarian adat oleh pelajar SD dan SMP se- Kabupaten Jayapura.
"Atas nama masyarakat adat, kami mengucapkan terima kasih untuk pemerintah pusat dan pemerintah Provinsi Papua. Karena ini semua terjadi berkat kerjasama kita masyarakat adat, pemerrintah Kabupaten Jayapura, Provinsi dan pusat. Jika masyarakat adat sendiri jelas mereka tidak sanggup, karena terlalu lama dibiarkan oleh negara," ucap Mathius, Jumat (19/8/2022).
Selain itu, Bupati Jayapura dua periode ini juga berpesan kepada Dewan Adat Suku (DAS) di Kabupaten Jayapura, bahwa hasil Kodefikasi 14 Kampung Adat ini milik masyarakat.
"Terus benahi kampung-kampung untuk masa depan. Terus kita jaga sampai kita sambut Kongres Masyarakat Adat Nusantara yang ke-VI Oktober 2022 mendatang," katanya.
"Itu merupakan sejarah besar apa yang di kasih berupa Kodefikasi. Ini tidak akan pernah hilang sepanjang negara ini masih ada. Keberadaan masyarakat adat tidak pernah hilang dalam dinamika apapun di republik dan di tanah Papua ini," tambah Mathius.
Baca Juga: 5 Fakta Unik Bengkayang, Salah Satunya Kampung Adat Terbaik
"Kitorang masih ada, itulah slogan Kongres Masyarakat Adat Nusantara yang akan dilaksanakan pada tanggal 24 Oktober 2022 nanti," katanya.
Usai penyambutan dan arak-arakan dilanjutkan dengan ibadah syukur yang dipimpin oleh Ketua FKUB Kabupaten Jayapura.
Sebanyak 14 Kampung Adat di Kabupaten Jayapura yang menerima Kodefikasi dari Kemendagri adalah Kampung Kehiran menjadi Kampung Adat Yoboi, Kampung Ifar Besar menjadi Kampung Adat Heaisei Yomo Heai, Kampung Ayapo menjadi Kampung Adat Heram Ayapo, Kampung Asei Kecil menjadi Kampung Adat Kleublouw, Kampung Yokiwa menjadi Kampung Adat Yokiwa, Kampung Waibron menjadi Kampung Adat Waibron Bano dan Kampung Keitemung menjadi Kampung Adat Keitemung.
Kemudian Kampung Babrongko menjadi Kampung Adat Babrongko, Kampung Simporo menjadi Kampung Adat Homfolo, Kampung Donday menjadi Kampung Adat Donday, Kampung Bambar menjadi Kampung Adat Bambar, Kampung Necheibe menjadi Kampung Adat Necheibe, Kampung Iwon menjadi Kampung Adat Iwon dan Kampung Bundru menjadi Kampung Adat Bundru.
Mathius menerima Kodefikasi 14 Desa (Kampung Adat) untuk Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua, dari Menteri Dalam Negeri melalui Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) John Wempi Wetipo di Kantor Ditjen Bina Pemdes Kemendagri, Jakarta Selatan, Kamis (11/8/2022).
Berita Terkait
-
14 Kampung Adat di Papua Gelar Doa Syukur Setelah Terima Kodefikasi dari Kemendagri
-
Warga Kampung Adat di Cianjur Ini Tetap Bugar meski Berusia 100 Tahun Lebih, Ini Rahasianya
-
Rahasia Umur Panjang Warga Kampung Adat Miduana Jadi Inspirasi, Sehat Bugar di Atas Usia 100 Tahun
-
Penyebab Kebakaran di Kampung Adat Kuta Ciamis Akhirnya Terkuak, Kerugian Capai Rp 500 Juta
-
Tanam 50 Pohon Nangka, Sesepuh Kampung Adat Cireundeu Larang Warga Bawa Senapan Angin
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
Terkini
-
Parung Panjang Memanas! Warga Adang Truk, Dishub Dituding Lakukan Pembiaran
-
Hitung Mundur Dimulai? Analis Sebut Kapolri Diganti Usai Hari TNI, Ini Sinyalnya
-
DPRD 'Geruduk' Parkir Ilegal di Jaktim, Dua Lokasi Disegel Paksa, Potensi Pajak Miliaran Bocor
-
'Keterangan Anda Berubah!' Detik-detik Saksi PT Poison Ditegur Hakim di Sidang Sengketa Tambang
-
Saatnya 'Perbarui' Aturan Main, DPR Genjot Revisi Tiga UU Kunci Politik
-
Noel Dikabarkan Mau Jadi Justice Collaborator, KPK: Belum Kami Terima
-
Jejak Korupsi Noel Melebar, KPK Bidik Jaringan Perusahaan PJK3 yang Terlibat Kasus K3
-
Anggotanya Disebut Brutal Hingga Pakai Gas Air Mata Kedaluarsa Saat Tangani Demo, Apa Kata Kapolri?
-
Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
-
Dikabarkan Hilang Usai Demo Ricuh, Bima Permana Ditemukan di Malang, Polisi: Dia Jualan Barongsai