Suara.com - Perihal kuatnya geng Ferdy Sambo di lingkup korps bhayangkara kerap digaungkan di tengah investigasi pembunuhan Brigadir J. Pasalnya mantan Kadiv Propam Polri itu disebut memiliki banyak loyalis yang kini satu-persatu rontok akibat bergulirnya kasus Brigadir J.
Kekinian perihal kuatnya pengaruh Sambo kembali diungkit oleh pengacara Brigadir J, Johnson Panjaitan. Hal ini disampaikannya ketika menjadi tamu di podcast Refly Harun.
Johnson mengaku pelaporan kejanggalan pada kematian Brigadir J menyebabkan pihaknya selaku kuasa hukum banyak berpolemik. Bahkan ketika mereka datang ke Mabes Polri untuk diperiksa pun langsung disambut dengan penjagaan sekelompok Brimob.
Bahkan bukan sembarang polisi, konon yang berjaga adalah anggota Brimob yang membawa senjata dan diarahkan ke bawah.
"Hari itu juga dibuatkan BAP, jadi sampai pagi Refly kami diperiksa. Dan pada waktu itu sudah berpolemik. Jadi saya juga sudah agak heran," ujar Johnson, dikutip Suara.com pada Rabu (14/9/2022).
"Sudah puluhan tahun kami ke Mabes (Polri). Tapi kali ini kami datang udah agak kaget. Kenapa? Penjagaan ketat dan bukan seperti biasa. Mulai turun Brimob, dengan senjata di bawah, pakai loreng, dijaga dimana-mana. Saya kan kaget," sambungnya.
Situasi yang tak biasa ini membuat Johnson langsung mencari penjelasan. Tak disangka, polisi di Mabes Polri rupanya malah menunjukkan "ketakutan" mereka selama proses pemeriksaan kasus penembakan Brigadir J.
"Saya tanya, 'Kenapa ini Bos? Kenapa sampai harus kayak gini?' (Dijawab), 'Hati-hati, kita sendiri juga bahaya. Makanya ini Bang, jadi kami mohon, tolonglah...'" kata Johnson, menirukan balasan yang diterimanya dari pihak kepolisian di Mabes Polri.
"'Masa sih, ini Mabes (tapi) kalian terancam begitu?' (Dijawab), 'Ya pokoknya, sudah jangan ngomong gede-gede Bang, yang penting ini jalan.' Anda bisa bayangkan, polisi di Mabes begitu, bagaimana kita yang sipil, yang datang dari luar?" lanjut Johnson.
Baca Juga: Satu Lagi Eks Anak Buah Ferdy Sambo Jalani Sidang Etik Hari Ini, Namanya Briptu Firman Dwi Ariyanto
Bahkan rekan Kamaruddin Simanjuntak ini menilai situasi di Mabes Polri cukup mencekam selama investigasi kasus penembakan Brigadir J. Namun hal ini, menurut Johnson, juga membuktikan soal seberapa kuatnya cengkeraman Sambo dan gengnya di tubuh Polri.
"Ini tentu jadi pembuktian juga ke belakang, tentang betapa kuatnya jaringan ini, baik Sambo-nya dan (gengnya)," sambungnya.
Situasi ini sebenarnya juga sempat membuat Johnson khawatir akan sulit mendapat kepercayaan publik. Namun menurutnya ada kuasa Tuhan yang turut membantu sehingga publik berbalik lebih memercayai pihaknya yang pro justicia.
Johnson Panjaitan Mengaku Pernah Dipertemukan dengan 11 Jenderal
Pada kesempatan yang sama, Johnson menyebut soal pertemuannya berdalih pemeriksaan awal dari laporan Brigadir J.
"Nggak tahunya yang terjadi adalah kami rapat, Refly, dengan 11 jenderal. Belum lagi yang kombes, bersama dengan Kompolnas. Saya lihat ada Benny Mamoto, ada Poengky, untuk kita bicara," tutur Johnson.
Ia bahkan menganalogikan rapat tersebut selayaknya pertarungan. "(Saat itu) saya bilang, 'Jujurlah, supaya kita bisa ungkap. Kami akan bekerja sama, membantu, karena tujuan kami sama-sama mau menegakkan hukum dan menjaga marwah Polri'," katanya.
Namun tampaknya bujukan ini tak digubris pihak Ferdy Sambo yang tetap menggulirkan skenario tersebut sampai akhirnya Bharada E muncul untuk mengubah BAP, termasuk membelot dari skenario yang sudah disusun Sambo.
Tag
Berita Terkait
-
Polri Menyebut Peran Brigadir Frillyan di Kasus Ferdy Sambo: Rampas HP Wartawan Saat Liputan Brigadir J
-
Putri Candrawathi Buka Rekening Pinjam Nama Ajudan, Ada Saldo Capai Ratusan Juta, Semua Dikuasai Istri Ferdy Sambo
-
Anak Buah Ferdy Sambo yang Intimidasi Wartawan Dimutasi 2 Tahun
-
Bharada E dalam Bahaya, Pengacara: Ada Upaya Dikorbankan Melalui Skema Lie Detector
-
Kini Membelot, Bripka RR Diduga Punya Utang Budi sampai Takut Berhadapan dengan Ferdy Sambo
Terpopuler
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Pemain Keturunan Rp 20,86 Miliar Hubungi Patrick Kluivert, Bersedia Bela Timnas Oktober Nanti
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Cara Edit Foto yang Lagi Viral: Ubah Fotomu Jadi Miniatur AI Keren Pakai Gemini
- Ramai Reshuffle Kabinet Prabowo, Anies Baswedan Bikin Heboh Curhat: Gak Kebagian...
Pilihan
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
-
Ratapan Nikita Mirzani Nginep di Hotel Prodeo: Implan Pecah Sampai Saraf Leher Geser
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
-
KPK Bongkar Peringkat Koruptor: Eselon dan DPR Kejar-kejaran, Swasta Nomor Berapa?
-
Dugaan Korupsi BJB Ridwan Kamil: Lisa Mariana Ngaku Terima Duit, Sekalian Buat Modal Pilgub Jakarta?
Terkini
-
Pramono Anung Bicara Kasus Campak di Jakarta, Ada Peningkatan?
-
Kejagung Umumkan Pengambilalihan Lahan Sawit Ilegal, Luasannya Lebih Besar dari Pulau Bali
-
LPDP Panen Kritik: Persyaratan Berbelit, Data Penerima Tidak Transparan?
-
KPK Dalami Pesan WhatsApp Soal Persekongkolan Tersangka Kasus JTTS
-
Desak Rombak UU Pemilu, Yusril Sebut Kualitas DPR Merosot Akibat Sistem Pemilu yang Transaksional
-
Periksa Kapusdatin BP Haji, KPK Cecar Soal Jemaah Haji Khusus yang Bisa Langsung Berangkat
-
Indonesia Target 100 GW Energi Surya: Apa Artinya bagi Ekonomi dan Keadilan Iklim?
-
KPK Panggil Bos PT Kayan Hydro Energy untuk Kasus Suap IUP Kaltim, Materi Pemeriksaan Rahasia
-
Raja Ampat Terancam! Izin Tambang Nikel Diberikan Lagi, Greenpeace Geram!
-
Keluarganya Hilang Tersapu Banjir Bali, Korban Selamat Kaget Sepulang Kerja Rumah Sudah Rata!