Suara.com - Sosok Presiden keempat Republik Indonesia Abdurrahman Wahid atau Gus Dur memang tak bisa dilepaskan dari Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB.
Dia menjadi salah satu sosok yang membesarkan PKB sejak didirikan pada gelombang pertama reformasi, meski 'dijegal' dari partainya sendiri sejak tahun 2009 silam.
Pada tahun 2005, Muktamar PKB di Semarang menentukan bahwa Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menjadi Ketua Umum PKB. Sementara Gus Dur duduk menjadi Ketua Dewan Syura.
Hingga kemudian menjelang tahun 2009, partai itu bergejolak menjadi dua kubu. Hal ini berawal dari Cak Imin yang dicopot jabatannya karena dianggap 'bermain-main' dengan 'istana' pada era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY.
Tak terima, Cak imin dan pendukungnya memberi gugatan pada Gus Dur ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Cak Imin yang juga keponakan Gus Dur membuat muktamar luar biasa atau MLB tandingan dan mendaftarkan dia dan kubunya ke Kemenkumham sebagai pengurus resmi PKB.
"Dua atau tiga hari kemudian ternyata perlawanan dari mas Muahaimin dia melakukan juga muktamar luar biasa di hotel," ujar mantan ajudan Gus Dur Priyo Sambadha dalam kanal YouTube Total Politik.
"Sehingga di situ [MLB tandingan] diputuskan ketua umumnya Muhaimin Iskandar, nama Gus Dur tidak ada," tambahnya.
Pemerintah kala itu menurut Priyo memutuskan untuk mengakui PKB versi MLB Cak Imin.
Baca Juga: Video Dedi Mulyadi Ditanyai Najwa Shihab Kembali Viral, Apa Sih yang Ditanyakan?
"Beberapa saat kemudian hasil muktamar Ancol didaftarkan ke kemenkumham dan hebatnya, anehnya oleh Kemenkumham waktu itu usulan dari Muhaimin dan kawan-kawan disahkan, di mana ketua umumnya Muhaimin Iskandar," imbuhnya.
"Itu disahkan kemenkumham pemerintahan saat itu. Buat kami itu suatu hal yang sangat tidak bisa diterima oleh akal, tapi begitulah adanya sehingga Gus Dur tersingkir," katanya lagi.
Tak selang lama, Cak Imin disebut masuk ke kabinet pemetintahan SBY. Saat ditanya apakah ada pengaruh SBY dalam pelengseran Gus Dur di PKB, Priyo tak menjawab jelas.
"Ya biasa disimpulkan dari cerita ini saya tadi," ujarnya yang membuat para penanya tertawa.
"Yang lebih menyakitkan, Gus Dur sudah dicoret tapi ketika pemilu 2009 saat mereka berusaha narik suara, Gus Dur tetap dikapitalisasi fotonya masih dipasang."
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 6 Shio Ini Diramal Paling Beruntung dan Makmur Pada 11 Desember 2025, Cek Kamu Salah Satunya?
- Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P
Pilihan
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
Terkini
-
Misteri Sekeluarga Tewas di Tol Tegal: Mesin Mati AC Nyala, Pengemudi Sempat Tolak Bantuan Medis
-
Marak Kepala Daerah Kena OTT, Golkar Serukan Evaluasi Total Sistem Seleksi Pemimpin
-
Revolusi Digital GM FKPPI: Kaderisasi Kini Berbasis AI, Fokus Cetak Kualitas
-
Genangan Air di Jeruk Purut Bikin Transjakarta Rute 6T Dialihkan, Cek Titik yang Tak Disinggahi
-
Wacana Penunjukan Langsung Dinilai Tak Demokratis, FPIR: Bahaya Kapolri Ditunjuk Langsung Presiden
-
Hujan Deras Jumat Sore, Warga Pela Mampang Dikepung Banjir, Ketinggian Air Ada yang Mencapai 60 Cm
-
BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan Resmi Go Live Nasional Penjaminan Dugaan KK/PAK di Aplikasi
-
Praktik Lancung 8 ASN Kemnaker: Agen Izin TKA Diperas Rp135 Miliar Vespa dan Innova Jadi Syarat
-
Kok Bisa Hiu Tutul Sering 'Nyasar' ke Pantai Indonesia? Ternyata Ini Alasannya!
-
Tragedi Sungai Lusi: 5 Santriwati Penghafal Alquran di Blora Ditemukan Tak Bernyawa