Suara.com - Mencuat pernyataan terbaru dari Ferdy Sambo, selaku tersangka pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J di rumah dinasnya, di Komplek Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Kuasa hukum Putri Candrawathi, Febri Diansyah mengungkap bahwa pada saat kejadian, mulanya Ferdy Sambo berpamitan kepada Putri Candrawathi untuk pergi bermain badminton.
Disebutkan oleh Febri, menjelang peristiwa kejadian, di rumah Duren Tiga Jakarta Selatan, Ferdy Sambo mulanya akan pergi badminton. Namun kemudian ia mengurungkan niatnya pada saat melewati rumah dinasnya.
Pada saat itu, Ferdy Sambo kemudian masuk ke rumah tersebut lalu melakukan konfrontasi pada Brigadir J terkait dengan kejadian di Magelang, yang berakhir dengan tewasnya Brigadir J.
Berdasarkan kronologi yang disampaikan oleh Febri Diansyah, sebelum adanya kejadian tersebut, Putri ditemukan dalam kondisi hampir pingsan di depan kamar mandi yang berada di lantai dua di Magelang.
Pada saat kejadian, saksi KM melihat tindak tanduk Brigadir J yang dinilai mencurigakan.
Ferdy Sambo lantas mengetahui tentang kejadian yang menimpa istrinya di Magelang tersebut. Ferdy Sambo pun tersulut emosi mendengar adanya kejadian yang dilaporkan padanya.
Setelah itu, Ferdy Sambo memanggil RR dan Bharada E secara terpisah, di rumahnya yang berada di Saguling, tepatnya di lantai 3.
Namun, pada saat itu, Putri Candrawathi masuk ke dalam kamar. Berdasarkan penjelasan Febri, RR dan Bharada E melihat Ferdy Sambo dalam kondisi yang sangat emosional, bahkan diketahui keduanya tengah menangis pada saat itu.
Baca Juga: Beda Kronologi Bharada E Tembak Brigadir J Versi Sambo Vs Penyidikan
Meskipun emosi atas tindakan Brigadir J yang dilakukan pada Putri Candrawathi, Ferdy Sambo disebut mampu meredakan emosinya. Hal tersebut terlihat pada saat Ferdy Sambo pamit kepada Putri Candrawathi untuk pergi bermain badminton.
Namun, pada saat hendak pergi badminton, Ferdy Sambo diketahui mengurungkan niatnya pada saat melewati rumah dinasnya yang ada di Duren Tiga.
Setelah itu, Ferdy Sambo kemudian meminta klarifikasi kepada Brigadir J terhadap peristiwa yang terjadi di Magelang.
Diakui oleh Febri, memang terdapat perintah yang dilontarkan oleh Ferdy Sambo pada saat itu pada Bharada E. Namun, Febri menyebut bahwa Ferdy Sambo memerintahkan Bharada E untuk ‘hajar’ Brigadir J, bukan menembak Brigadir J.
Febri menyebut, alih-alih menghajar, Bharada E justru melakukan penembakan pada Brigadir J hingga tewas. Kejadian itu, lanjut Febri, membuat Ferdy Sambo panik dan memerintahkan untuk memanggil ambulans.
Setelah itu, Ferdy Sambo menjemput Putri Candrawathi yang berada di kamar dengan mendekap wajah istrinya agar tidak melihat tempat kejadian perkara (TKP). Sambo juga memerintahkan RR untuk mengantar Putri Candrawathi ke rumahnya yang ada di Saguling.
Berita Terkait
-
Beda Kronologi Bharada E Tembak Brigadir J Versi Sambo Vs Penyidikan
-
Pertemuan Ferdy Sambo dan Hendra Kurniawan di Duren Tiga, Ternyata Ide Pegang Paha dan Organ Intim Putri Keluar dari Sosok Ini
-
Ferdy Sambo Ngaku Ingin Selamatkan Bharada E, Dicueki Febry Diansyah
-
Putri Candrawathi Diperiksa Psikiater jelang Sidang Perdana Kasus Brigadir J
-
Detail Tiga Fase Pembunuhan Brigadir J: Termasuk Fase Kegelapan
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO
-
Wacana 'Go Public' PAM Jaya Bikin DPRD DKI Terbelah, Basri Baco: Ini Dinamika, Normal
-
Bukan Cuma Wacana, Ini Target Rinci Pemindahan ASN ke IKN yang Diteken Presiden Prabowo
-
Polandia Jadi Negara Eropa Kedua yang Kerja Sama dengan Indonesia Berantas Kejahatan Lintas Negara
-
Gerakan 'Setop Tot tot Wuk wuk' Sampai ke Istana, Mensesneg: Semau-maunya Itu
-
Koalisi Sipil Kritik Batalnya Pembentukan TGPF Kerusuhan Agustus: Negara Tak Dengarkan Suara Rakyat!
-
Menkeu Purbaya Bahas Status Menteri: Gengsi Gede Tapi Gaji Kecil
-
Semua Agama Dapat Porsi, Menag Nazaruddin Umar: Libur Nasional 2026 Sudah Adil