Suara.com - Ahli psikologi forensik Reza Indragiri Amriel ikut menanggapi kasus Inspektur Jenderal Teddy Minahasa yang ditangkap polisi terkait kasus peredaran narkoba.
Reza Indragiri Amriel menilai kasus Teddy memberikan sinyalemen adanya perang bintang.
Reza Indragiri Amriel menyebut dalam institusi Polri ada berbagai klik atau subgrup, bahkan submabes. Jika sub-sub itu bisa berkompetisi secara kontruktif, merupakan hal positif. Namun jika mereka membangun rivalitas dengan cara destruktif atau toxic, ini berbahaya, kata Reza Indragiri Amriel dalam pernyataan tertulis, hari ini.
“Seolah yang mereka lakukan adalah kebaikan penegakan hukum. Namun yang terjadi sesungguhnya adalah praktik pemangsaan (predatory). Ini merusak kohesivitas organisasi,” kata Reza Indragiri Amriel.
Reza Indragiri Amriel mengatakan jika organisasi kepolisian sudah tidak kohesif, maka puncaknya adalah masyarakat yang merasakan mudharatnya.
Reza Indragiri Amriel menilai jika dilihat dari motif peredaran narkotika itu ada dua kemungkinan. Pertama, jual beli barang bukti sebagai cara instrumental untuk memperoleh harta.
“Corruption by greed. Penyimpangan sebagai ekspresi kerakusan. Disebut 'tipikal' karena korupsi merupakan salah satu subkultur menyimpang di seluruh organisasi kepolisian,” kata Reza Indragiri Amriel.
Kedua, strategic model. Model tersebut, memandang bahwa aparat penegak hukum bekerja sesungguhnya tidak murni untuk penegakan hukum itu sendiri.
Reza Indragiri Amriel menjelaskan dalam model itu dijadikan sarana untuk mendokrak kariernya sendiri dengan cara menciptakan kasus sendiri, kemudian dia mengungkapnya sendiri untuk bisa masuk dalam radar pimpinan, kemudian mendapat promosi karena dianggap berprestasi.
“Inilah strateginya lewat mempahlawakan dirinya sendiri dalam rangka membangun karir. Masturbasi agar dapat promosi, begitu kiasannya,” kata dia.
Berita Terkait
-
Dendam Dipolisikan Kasus Narkoba, Carlos dkk Terancam Hukuman Mati Kasus Penembakan Husein
-
Onadio Leonardo Dinyatakan Positif Narkoba, Jalani Rehabilitasi 3 Bulan
-
Onadio Leonardo 'Dikirim' Rehabilitasi Narkoba 3 Bulan, Polisi: Ada Keinginan Sembuh dan Menyesal
-
Onad Resmi Direhabilitasi: Bukan Pengedar, Ini Alasan BNNP DKI
-
Onad Terseret Narkoba, Menguak Apa Itu Ganja dan Ekstasi serta Bahayanya
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Drama di MKD DPR Berakhir: Uya Kuya Lolos dari Sanksi Kode Etik
-
Drama Penangkapan Gubernur Riau: Kabur Saat OTT, Berakhir Diciduk KPK di Kafe
-
Usman Hamid Sebut Soeharto Meninggal Berstatus Terdakwa: Sulit Dianggap Pahlawan
-
Ini Pertimbangan MKD Cuma Beri Hukuman Ahmad Sahroni Penonaktifan Sebagai Anggota DPR 6 Bulan
-
MKD Jelaskan Pertimbangan Adies Kadir Tidak Bersalah: Klarifikasi Tepat, Tapi Harus Lebih Hati-hati
-
Dinyatakan Bersalah Dihukum Nonaktif Selama 6 Bulan Oleh MKD, Sahroni: Saya Terima Lapang Dada
-
Ahmad Sahroni Kena Sanksi Terberat MKD! Lebih Parah dari Nafa Urbach dan Eko Patrio, Apa Dosanya?
-
MKD Ungkap Alasan Uya Kuya Tak Bersalah, Sebut Korban Berita Bohong dan Rumah Sempat Dijarah
-
Polda Undang Keluarga hingga KontraS Jumat Ini, 2 Kerangka Gosong di Gedung ACC Reno dan Farhan?
-
Saya Tanggung Jawab! Prabowo Ambil Alih Utang Whoosh, Sindir Jokowi?