Suara.com - Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dan Presiden Joko Widodo akhirnya bertemu dalam satu momen. Keduanya bertemu dalam acara HUT Golkar ke-58 yang digelar di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (21/10/22) lalu.
Saat itu, Jokowi berdiri di sebelah Airlangga Hartarto. Surya Paloh kemudian datang dan tampak menyalami Jokowi dengan tangan kanan, sementara tangan kirinya terlihat berada di punggung Jokowi.
Usai keduanya bersalaman, tangan kanan Surya Paloh terlihat menepuk-nepuk lengan kiri Jokowi. Sementara itu, tangan kanan Jokowi terlihat menepuk bahu kiri Surya Paloh.
Namun, bagi beberapa orang, gerak-gerik Jokowi terlihat kaku dan dianggap seperti enggan menerima pelukan Surya Paloh.
Mengutip Wartaekonomi.co.id -- jaringan Suara.com, momen seperti yang terjadi di HUT Golkar antara Jokowi dan Surya Paloh bukan hanya sekali terjadi.
Sebelumnya, pada saat Jokowi meresmikan NasDem Tower, Jokowi juga enggan memeluk Ketum Golkar tersebut.
Hal ini disampaikan oleh Wakil Sekretaris Jenderal NasDem, Hermawi Taslim.
"Kalau Anda nonton ketika Pak Jokowi meresmikan NasDem Tower, beliau juga enggak memeluk Pak Surya," kata Hermawi dalam diskusi yang bertajuk 'Ngopi dari Seberang Istana: Utak-Atik Tiket Capres' di Jakarta Pusat, Minggu (23/10).
Dalam kesempatan itu, Hermawi menerangkan jika Jokowi dan Surya memiliki sifat yang begitu berbeda. Surya Paloh memiliki sifat ekspresif, sedangkan Jokowi merupakan sosok yang lembut.
Baca Juga: CEK FAKTA: Presiden Joko Widodo Kembalikan Jabatan Ahok di DKI Jakarta, Benarkah?
Ia pun lantas mengungkapkan jika hal tersebut tidak menjadi masalah baginya.
Pada diskusi tersebut, Hermawi juga menanggapi soal pidato presiden yang ramai diisukan berisi pesan sindiran kepada partainya.
Menurutnya, terkait pesan partai politik tidak boleh sembrono saat memilih calon presiden dan calon wakil presiden ditujukan Jokowi kepada seluruh partai, tidak hanya kepada NasDem saja.
"Jadi, kalau sembrono pasti kami tidak, karena pidato Pak Surya itu why not the best," pungkas Hermawi.
Berita Terkait
-
NasDem Ogah Hengkang dari Kabinet, Anies Baswedan Bisa Berakhir Jadi Korban, Pengamat: Jangan Abu-abu
-
CEK FAKTA: Presiden Joko Widodo Kembalikan Jabatan Ahok di DKI Jakarta, Benarkah?
-
Siap-Siap! Anies Baswedan 'Diramal' Jadi Menteri Jika NasDem Ngotot Tak Angkat Kaki dari Koalisi Jokowi
-
Golkar 'Sendika Dawuh' Arahan Jokowi, Politisi Demokrat Beri Sindiran Menohok: Nggak Ada Harga Dirinya
-
Ragam Tanggapan Gestur Jokowi 'Ogah' Peluk Surya Paloh, Berbuah Klarifikasi
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Menko Airlangga Ungkap Dampak Rencana Purbaya Mau Ubah Rp1.000 Jadi Rp1
-
Modal Tambahan Garuda dari Danantara Dipangkas, Rencana Ekspansi Armada Kandas
-
Purbaya Gregetan Soal Belanja Pemda, Ekonomi 2025 Bisa Rontok
-
Terjerat PKPU dan Terancam Bangkrut, Indofarma PHK Hampir Seluruh Karyawan, Sisa 3 Orang Saja!
-
Penculik Bilqis Sudah Jual 9 Bayi Lewat Media Sosial
Terkini
-
Tuan Rondahaim Saragih Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional, Bobby Nasution: Napoleon der Bataks
-
Polisi Sita Buku dan Dokumen dari Rumah Terduga Pelaku Peledakan SMA 72 Jakarta, Apa Relevansinya?
-
Dilimpahkan ke Kejari, Nadiem Makarim Ucapkan Salam Hormat kepada Guru di Hari Pahlawan
-
Soeharto Dapat Gelar Pahlawan, Ketua MPR Ingatkan Pencabutan TAP MPR Anti-KKN
-
Fokus Baru KPK di Proyek Whoosh: Bukan Pembangunan, Tapi Jual Beli Lahan yang Bermasalah!
-
Misteri Pelaku Bom SMAN 72: Kenapa Dipindah ke RS Polri dan Identitasnya Dirahasiakan?
-
Tangis Haru 32 Tahun: Kisah Marsinah, Buruh Pabrik yang Dibunuh, Kini Jadi Pahlawan Nasional
-
Terungkap! Sebelum Ledakan di SMAN 72, Pelaku Tinggalkan Pesan Misterius di Dinding Kelas
-
Ironi Pahlawan Nasional: Marsinah, Korban Orde Baru, Kini Bersanding dengan Soeharto
-
Apa Risiko Pemberian Gelar Pahlawan kepada Soeharto?