Suara.com - Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Choirul Anam mengatakan hasil laboratorium gas air mata pada Tragedi Kanjuruhan sudah keluar.
Kekinian mereka sedang melakukan pendalaman untuk segera memastikan kandungan kimia pada gas air mata yang ditembakkan polisi usai pertandingan Arema FC melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan pada Sabtu (1/10/2022) lalu.
Dalam tragedi Kanjuruhan kekinian sudah mengakibatkan 135 korban jiwa meninggal dan ratusan orang lainnya mengalami luka ringan hingga berat.
"Proses hasilnya sudah ada, cuma memang butuh untuk pembanding," kata Anam kepada wartawan di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Senin (24/10/2022).
Anam menyebut sebagai pembanding mereka membutuhkan pakaian yang digunakan para suporter Arema saat gas air mata ditembakkan. Di pakaian itu diharapkan masih ada sisa gas air mata yang menempel. Kekinian kata Anam, timnya sudah mendapatkan sampel dari suporter berupa jaket.
"Kemarin kami dapat jaket walaupun itu terlalu besar, sehingga memang kita lagi mencari pembanding yang lebih kecil," ujarnya.
Proses uji laboratorium yang dilakukan Komnas HAM bekerja sama dengan Aremania suporter Arema FC, sebab sampel gas air mata merupakan temuan mereka.
"Sebenarnya kan kami itu bekerja sama dengan teman-teman Aremania. Yang menemukan (gas air mata) juga mereka, membawa ke laboratorium juga mereka sendiri. Laboratoriumnya dipilih oleh mereka sendiri," ungkap Anam.
"Komnas HAM melihat barangnya, melihat bentuknya, membuat surat untuk ke laboratorium itu sebagai satu proses satu yang formal," imbuhnya.
Baca Juga: Korban Tragedi Kanjuruhan Bertambah Lagi, Total Jadi 135 Orang
Sampai saat ini, Anam menegaskan penyebab utamanya jatuhnya korban jiwa hingga mencapai 135 orang, disebabkan gas air mata yang ditembakkan polisi.
"Dalam konteks gas air mata ini, sekali lagi kami tegaskan bahwa dia (gas air mata) penyebab utamanya," tegas Anam.
Berita Terkait
-
Kemarin Latihan Perdana Singo Edan Arema FC Setelah Tragedi Kanjuruhan, Pemain Didampingi Psikolog
-
Iwan Bule Sesumbar Transformasi Sepak Bola Indonesia Jadi Model Percontohan untuk Negara Lain
-
Kembali Bertambah, Korban Tewas Tragedi Kanjuruhan Menjadi 135 Jiwa
-
Turut Berduka Korban Tragedi Kanjuruhan Malang Bertambah Lagi Seorang
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Media Belanda Julid ke Eliano Reijnders yang Gabung Persib: Penghangat Bangku Cadangan, Gagal
-
Sudah di Indonesia, Jebolan Ajax Amsterdam Hilang dari Skuad
-
Harga Emas Antam Tembus Paling Mahal Hari Ini, Jadi Rp 2.115.000 per Gram
-
Ustaz Khalid Basalamah Terseret Korupsi Kuota Haji: Uang yang Dikembalikan Sitaan atau Sukarela?
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
Terkini
-
Istana Masih Teka-teki, Menakar Peluang Mahfud MD Kembali ke Kursi Panas Menko Polkam
-
Zulhas Dorong Pesantren Dirikan Koperasi Desa, Jadikan Pusat Ekonomi Umat
-
Geger Korupsi Haji Seret Kader PBNU, KH Marzuki Mustamar: KPK Angkut Saja Siapapun yang Salah!
-
Gebrakan Gubernur Papua Tengah: Gratiskan Sekolah untuk 24.481 Siswa, Beasiswa Kuliah Disiapkan
-
5 Fakta Demo Akbar 5.000 Ojol Hari Ini: Kepung Istana hingga DPR, Jakarta Waspada Macet!
-
Usai Video Perpisahan Penuh Haru Viral, Jabatan Kepsek SMP N 1 Prabumulih Dikembalikan
-
Iklan Pemerintah di Bioskop: Antara Transparansi dan Propaganda
-
Pencopotan Kepsek Roni Dicap Hoaks, Pernyataan Walkot Prabumulih Arlan Janggal?
-
Demo Ojol 17 September, Cek Rute Pengalihan Arus dan 5 Titik Neraka Kemacetan Ini!
-
Kasus Cacingan Anak Kembali Berulang, Pakar Kesehatan: Negara Masih Abai