Suara.com - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) berharap Rumah Sakti (RS) Syaiful Anwar Malang segera mengirimkan laporan rekam medis para korban tragedi Kanjuruhan yang sempat mengalami kritis.
Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam mengatakan, catatan rekam medis itu menjadi penting guna mengungkap penyebab 135 korban meninggal dunia.
"Salah satu yang penting sebenarnya soal rekam medis. Pada awal-awal itu ada 21-22 orang yang kritis. Itu penting rekam mediknya," kata Anam kepada wartawan di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Senin (24/10/2022).
Anam bilang, pihak RS Syaiful Anwar Malang mengaku melalukan pendalaman terhadap para korban, untuk memastikan penyebab para pasien mengalami kritis seusai ditembaki gas air mata oleh polisi.
"Oleh karenanya kami berharap RS Saiful Anwar, timnya, melanjutkan apa yang dikatakan untuk mendalami itu," kata Anam.
"Ada proses di awal-awal itu yang mereka lakukan. Semoga itu sudah ada hasilnya, jadi tidak hanya catatan medis biasa, tapi ada rekam medik yang lebih mendasar. Misalnya sampel darah dan sebagainya," imbuhnya.
Sementara itu, uji laboratorium yang dilakukan Komnas HAM terhadap gas air mata yang mereka peroleh dari Tragedi Kanjuruhan hasilnya sudah keluar. Kekinian mereka sedang melakukan pendalaman dari sampel gas air mata yang tersisa di pakaian suporter Arema.
"Proses hasilnya sudah ada, cuma memang butuh untuk pembanding. Kemarin kami dapat jaket walaupun itu terlalu besar, sehingga memang kita lagi mencari pembanding yang lebih kecil," kata Anam.
Sampai saat ini, Komnas HAM menegaskan penyebab utama jatuhnya korban jiwa hingga mencapai 135 orang, dikarenakan gas air mata yang ditembakkan polisi.
Baca Juga: Farzah Korban ke-135 Tragedi Kanjuruhan Disebut Meninggal Terpapar Covid-19, Massa Geruduk RS
"Dalam konteks gas air mata ini, sekali lagi kami tegaskan bahwa dia (gas air mata) penyebab utamanya," tegas Anam.
Diketahui, gas air mata ditembakkan polisi usai pertandingan antara Arema FC menjamu Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang pada Sabtu (1/10) lalu. Akibatnya, dalam tragedi itu bukan hanya menyebabkan korban meninggal sebanyak 135 jiwa, namun terdapat ratusan korban mengalami luka ringan hingga berat.
Dalam catatan dunia sepak bola Indonesia, tragedi Kanjuruhan merupakan peristiwa yang mengerikan,dengan jumlah korban meninggal mencapai 135 orang. Peristiwa ini pun terjadi di masa kepemimpinan Iwan Bule sebagai ketua umum PSSI, federasi sepak bola profesional Indonesia.
Berita Terkait
-
Farzah Korban ke-135 Tragedi Kanjuruhan Disebut Meninggal Terpapar Covid-19, Massa Geruduk RS
-
Farza, Korban Meninggal ke-135 Tragedi Kanjuruhan Diketahui Positif Covid Sebelum Dikunjungi Jokowi
-
Korban Meninggal ke-135 Tragedi Kanjuruhan Malang Dinyatakan Positif Covid-19, Sempat Dirawat di Ruang Isolasi
-
Hasil Laboratorium Keluar, Komnas HAM Pastikan Gas Air Mata Polisi jadi Penyebab Utama Tragedi Kanjuruhan
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Detik-detik Mencekam Pesawat Oleng Lalu Jatuh di Karawang, Begini Kondisi Seluruh Awaknya
-
Inovasi Layanan PT Infomedia Nusantara Raih Penghargaan dari Frost & Sullivan
-
PAD Naik Drastis, Gubernur Pramono Pamer Surplus APBD DKI Tembus Rp14 Triliun
-
Pramono Sebut Pengangguran Jakarta Turun 6 Persen, Beberkan Sektor Penyelamat Ibu Kota
-
Selidiki Kasus BPKH, KPK Ungkap Fasilitas Jemaah Haji Tak Sesuai dengan Biayanya
-
Ada Terdakwa Perkara Tata Kelola Minyak Mentah Pertamina Tersandung Kasus Petral, Ada Riza Chalid?
-
Skandal Korupsi Ekspor POME: Kejagung Periksa 40 Saksi, Pejabat dan Swasta Dibidik
-
Polisi Ungkap Alasan Roy Suryo Cs Dicekal: Bukan karena Risiko Kabur, Tapi...
-
Misteri Diare Massal Hostel Canggu: 6 Turis Asing Tumbang, 1 Tewas Mengenaskan
-
Lapor ke Mana Pun Tak Direspons, Kisah Wanita Korban Eksibisionisme yang Ditolong Damkar Benhil