Suara.com - Presiden Joko Widodo sering kali disebut-sebut sebagai 'petugas partai' yang akan menurut pada partainya selama memerintah.
Namun anggapan tersebut disangkal oleh politikus senior PDI Perjuangan Panda Nababan yang menyebut bahwa Jokowi punya kuasa besar di antara partai-partai lain.
Panda menyebutkan bahwa Jokowi memiliki pengaruh pada partai-partai lain di luar PDIP.
"Masih dalam konstelasi politik, itu dianggap sebagai hadiah misal Golkar bagaimana pun dia bukan hanya bergantung dengan Jokowi tapi berterima kasih habis sama Jokowi, dua Menko dari mereka," ujar Panda Nababan.
"Dia [Jokowi] saat lihat PAN belum jelas pegangannya, dia kasih PAN menteri," imbuhnya.
Dalam perbincangan itu, wartawan senior Bambang Harimurti (BHM) juga mengamini pernyataan Panda. BHM menyatakan bahwa ketika AHY bermasalah dengan Moeldoko, putra dari SBY itu bahkan meminta tolong pada Jokowi.
"Terus terang saja harus diakui. Jokowi powerful dia sekarang dalam posisi menikmati semua permainan politik ini," kata Panda Nababan.
"Sama waktu dia dengan Perindo, ada sebelum itu bagaiaman Harry Tanoe mengatakan pada saya tidak mau dukung Jokowi pada tahun 2014. loh kenapa? enggak cengli enggak ada duitnya [kata Harry] kalau dukung dia [Jokowi]," imbuhnya.
Hingga akhirnya Perindo merapat ke Jokowi karena ditelpon oleh Jusuf Kalla (JK) yang di periode pertama menjadi wakil presiden.
"Kenapa ke Jokowi, aku kasih tahu ke JK dia telfon langsung Harry Tanoe bilang Har saya [JK] mau maju kau bantu ya ingat waktu abangmu di Kejaksaan Agung kan saya bantu," ungkap Panda menirukan JK.
"Artinya yang mau saya gambarkan itu bagaimana Jokowi dengan latar belakang yang ikut main itu, sekarang anaknya [Harry Tanoe] malah dikasih di Wamen udah ada cengli makanya dia enteng pidati di Perindo," imbuhnya.
Dengan kekuasaan itu, Panda Nababan menegaskan bahwa Jokowi tidak bisa dicap sebagai pekerja partai biasa.
"Tidak bisa dia dicap jadi petugas partai."
Berita Terkait
-
Jokowi Terciduk Melongo Saat Presiden AS Joe Biden Bicara di G20, Demokrat: Nyimak Atau Jangan-jangan...
-
Namanya Juga Presiden, Jokowi Ngaku Menu Sarapannya Ekonomi Makro dan Mikro
-
'Waktu Tinggal 5 Menit', Momen Tegang Chef Arnold Disidak Jokowi saat Jadi Koki Dinner KTT G20
-
Ternyata Sosok Inilah yang Membuat Para Delegasi Takjub Saat Gala Dinner KTT G20
-
Bawa Jurnalis Asing Saat Blusukan ke Pasar Badung, Jokowi Harus Bicara Pakai Bahasa Inggris
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Tak Ditahan Usai Diperiksa 9 Jam, Roy Suryo Pekik Takbir di Polda Metro Jaya
-
Pakar Hukum Bivitri Susanti Sebut Penetapan Pahlawan Soeharto Cacat Prosedur
-
Usut Korupsi Dana CSR BI, KPK Periksa Istri Polisi untuk Lancak Aset Tersangka Anggota DPR
-
Demi Generasi Digital Sehat: Fraksi Nasdem Dukung Penuh RUU Perlindungan Siber, Apa Isinya?
-
Kasus TBC di Jakarta Capai 49 Ribu, Wamenkes: Kematian Akibat TBC Lebih Tinggi dari Covid-19
-
Mensesneg Klarifikasi: Game Online Tidak Akan Dilarang Total, Ini Faktanya!
-
Berantas TBC Lintas Sektor, Pemerintah Libatkan TNI-Polri Lewat Revisi Perpres
-
Pemerintah Kaji Amnesti untuk Pengedar Narkotika Skala Kecil, Ini Kata Yusril
-
Pramono Anung Kukuhkan 1.005 Pelajar Jadi Duta Ketertiban: Jadi Mitra Satpol PP
-
Hormati Putusan MK, Polri Siapkan Langkah Operasional Penataan Jabatan Eksternal