Suara.com - Ketua Umum DPP PKB, Abdul Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, mengatakan, satu-satunya pemilihan umum atau pemilu yang berjalan jujur, adil dan demokratis hanya terjadi di Pemilu 1999. Menurutnya, pemilu menjadi agak rusak usai praktik politik uang mendominasi.
Hal itu disampaikan Cak Imin dalam acara launcing Lembaga Saksi Pemenangan Nasional di Kantor DPP PKB, Jakarta Pusat, Senin (21/11/2022).
"Berapa kali kita melaksanakan pemilu? 6 kali kita melaksanakan pemilu, dalam kacamata saya, satu-satunya yang paling terbuka, jujur, bebas, dan adil adalah Pemilu tahun 1999. Kenapa demikian, karena seluruh komponen masyarakat terorganisir di dalam pengawasan pelaksanaan pemilu," kata Cak Imin.
Menurutnya, pada Pemilu 1999 rakyat sangat antusias di dalam mendorong, memimpikan sebuah pemerintahan baru.
Ia menilai kala itu partisipasi politik begitu tinggi, keterlibatan lembaga-lembaga pengawas pemilu baik inisiatif warga, organisasi, lembaga, bahkan keterlibatan lembaga-lembaga dunia.
"Pemilu-pemilu berikutnya kita mengalami masa penurunan partisipasi, masa prgamatisme oleh pemilu, masa apatisme pemilih, masa di mana politik uang kian mendominasi di dalam pelaksanaan pemilu," ujarnya.
Cak Imin mengatakan, pemilu mulai agak rusak ditandai dengan adanya pemilihan umum kepala daerah yang digelar secara langsung. Dimana kala itu menurutnya, praktik politik uang mendominasi terjadi di daerah-daerah.
"Pemilu kita agak rusak setelah pilkada secara langsung. Karena kompetisinya semua hal, maka money politic menjadi sangat dominan, money politic terutama langsung ke pemilih dan bisa jadi money politics sampai pada penghitungan suara, terutama di daerah-daerah remote area yang jauh dari jangkauan pengawasan rakyat," tuturnya.
"Saya melihat ada pemilihan gubernur satu suara dihargai sampai Rp500 ribu," sambungnya.
Baca Juga: Bawa-bawa Hasil Muktamar PKB, Cak Imin Tetap Ngotot Mau Jadi Capres
Untuk itu, Cak Imin mengatakan, hal tersebut menjadi tanggung jawab partai khususnya PKB untuk memperbaiki. Salah satu caranya PKB coba menghadirkan lembaga saksi pemenangan nasional untuk mengawal proses pemilu 2024.
"Sebab kalau terjadi transaksi pemilihan dengan uang, hasil pemilihan pasti jorok, hasil pemilihan pasti korup, hasil pemilihan pasti akan mengembalikan uang yang dijual untuk kepentingan suara."
Berita Terkait
-
Bawa-bawa Hasil Muktamar PKB, Cak Imin Tetap Ngotot Mau Jadi Capres
-
Meski Muncul Sinyal Dukungan, Pengaruh Presiden Jokowi Terkait Capres 2024 Dinilai Rendah
-
Cak Imin Bakal Lakukan Ini Kalau Prabowo Pilih Duet dengan Ganjar di Pilpres 2024
-
Blak-blakan! Cak Imin Bongkar Masalah Koalisi PKB-Gerindra: Saya dan Prabowo Sama-sama Ngotot Jadi Capres
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
Terkini
-
Mensesneg: 24 Perusahaan Pemegang HPH dan HTI Diaudit Kementerian Kehutanan
-
Antisipasi Cuaca Ekstrem Saat Perayaan Malam Tahun Baru 2026, Pemprov DKI Lakukan Ini
-
KPK Ungkap Alasan Hentikan Penyidikan Kasus Tambang Nikel Konawe Utara
-
Lebih 'Merdeka' di Balai Kota, Pramono Anung Blak-blakan: Jujur, Enak Jadi Gubernur
-
Fraksi Partai Nasdem Dukung Pilkada Lewat DPRD: Sesuai Konstitusi dan Pancasila
-
DPR Desak KPK Jelaskan Penghentian Penyelidikan Kasus Aswad Sulaiman Secara Transparan
-
Hadapi Tantangan Geografis, Pendidikan dan Kesejahteraan Anak di Maluku Utara Jadi Fokus Eiger
-
AMAN Catat Konflik 202 Ribu Hektare Wilayah Adat Bengkulu Sepanjang 2025
-
Harapan Publik Tinggi, KPK Tegaskan Penghentian Kasus Aswad Sulaiman Berbasis Alat Bukti
-
Rentetan Kecelakaan Kerja di Galangan PT ASL Shipyard Kembali Terjadi, Polisi Turun Tangan