Suara.com - Indonesia sedang menatap dan menuju target menjadi lumbung pangan dunia pada tahun 2045. Tentu perlu adanya perbaikan potensi sumber daya alam, serta potensi sumber daya manusia, agar dapat memaksimalkan hasil pertanian.
Potensi serapan pasar di dalam dan luar negeri terus meningkat. Namun tidak paralel dengan berbagai kendala yang dihadapi para petani di Indonesia. Mulai dari kendala alat dan mesin pertanian yang belum bisa dimanfaatkan secara optimal yang penyebabnya adalah akses menuju area persawahan atau perkebunan yang mereka miliki, masih belum memadai.
Program Jalan Usaha Tani (JUT) yang diinisiasi Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Ditjen PSP) terbukti membantu petani dalam meningkatkan produksi pertanian.
"JUT bertujuan mempermudah akses para petani dalam memperluas jalur distribusi hasil pertanian, serta meningkatkan pendapatan petani," kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
Direktur Jenderal PSP Kementan, Ali Jamil, menambahkan bahwa JUT juga pada praktiknya mendorong pemulihan ekonomi nasional akibat dampak pandemi covid-19. "Ditjen PSP menyalurkan bantuan, salah satunya melalui wujud pembangunan jalan pertanian di berbagai daerah dengan pengupayaan tenaga kerja padat karya,” kata Ali Jamil.
Pembuatan JUT dilakukan meliputi kawasan budidaya tanaman pangan, kawasan budidaya perkebunan, dan kawasan budidaya hortikultura. Tak ketinggalan kawasan budidaya perternakan pun termasuk didalamnya. Namun lahan yang ditetapkan sebagai lokasi JUT harus memenuhi syarat, antara lain clear dan clean. Status lahan juga harus jelas dan tersedia petani penerima manfaat/ sesuai kriteria yang telah ditentukan.
Akses Petani Makin Mudah, Optimasi Produksi Pertanian Makin Tinggi
JUT sejalan dengan tujuan pembangunan pertanian nasional yakni menyediakan pangan bagi seluruh rakyat Indonesia, meningkatkan kesejahteraan petani, dan meningkatkan ekspor bahan pangan.
Tujuan tersebut terbukti mulai dirasakan manfaatnya oleh petani yang di wilayahnya dibangun JUT. Salah satunya ada di Dusun Sulakdoro, Desa Lojejer, Kecamatan Wuluhan, Kabupaten Jember, Jawa Timur.
"Jika jalan tidak bagus, ketika panen petani akan kesulitan mengakses jalan. Perawatan alat mesin pertanian (alsintan) maupun sarana dan produksi pertanian (saprodi) juga akan kesulitan. Dengan dibangunnya JUT sangat memudahkan dalam mobilitas sehingga mampu menekan biaya produksi pertanian," kata Joko Nur Cahyono selaku Sub Koordinator Pengelolaan Lahan, Air, dan Pembiayaan pada Bidang Sarana Prasarana Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Jember, Jawa Timur.
Baca Juga: Mentan Terbitkan Permentan 10 Tahun 2022 agar Data Penyaluran Pupuk Subsidi lebih Akurat
Joko menjelaskan, JUT atau jalan pertanian merupakan prasarana transportasi pada kawasan pertanian (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan rakyat, dan peternakan) untuk memperlancar mobilitas alat dan mesin pertanian, mengangkut sarana produksi menuju lahan pertanian, dan mengangkut hasil produk pertanian dari lahan.
"Jalan Usaha Tani adalah jalan yang ada di hamparan persawahan dan tidak secara langsung menghubungkan dua perkampungan. Ini bukan jalan perkampungan, karena tidak menghubungkan perkampungan," terang Joko.
JUT tidak untuk dilalui kendaraan besar. Oleh karena itu ukuran paling lebar JUT hanya 2,5 meter, sehingga kendaraan paling besar yang bisa lewat hanya mobil pick up.
"Pemerintah sudah memberikan bantuan kepada kita. Mohon dirawat. Kalau perawatan menjadi tanggung jawab kelompok. Bisa dibayangkan jika tidak ada JUT, saat hujan, saat harus membawa hasil tani, tentu akan kesulitan. Mohon dirawat dengan baik supaya usia JUT lebih lama. Tolong diawasi juga penggunaannya. Kalau truk tronton lewat, jalannya pasti rusak karena melebihi batas ambang maksimal muatan," kata Joko mengimbau.
Kehadiran JUT memenuhi persyaratan penggunaan alsintan serta pengangkutan saprodi dan hasil panen. Dengan semakin mudahnya mobilitas alsintan, maka produktivitas pertanian akan meningkat yang pada akhirnya kesejahteraan petani pun ikut meningkat.
"Alhamdulillah dengan adanya JUT ini bisa mengurangi biaya produksi. Adanya akses JUT ini kita bisa membawa hasil pertanian lebih mudah dan lebih cepat," kata Soimin selaku Ketua Kelompok Tani Sumber Rezeki 2 Dusun Sulakdoro, Desa Lojejer, Kecamatan Wuluhan, Kabupaten Jember, Jawa Timur.
Tag
Berita Terkait
-
Staf Khusus Bupati Banyuasin Ditetapkan Tersangka Korupsi Proyek Kementan SERASI
-
Pusvetma Targetkan Produksi Vaksin Lokal PMK 1 Juta Tahun Ini
-
Kementan Pastikan Produksi Beras Nasional Aman
-
Jaga Kualitas Mutu Komoditas Perkebunan, Kementan Gelar Rumah Pintar Pekebun
-
Ancaman Krisis Pangan dan Resesi, Food Estate Jokowi Bisa Diandalkan?
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
Terkini
-
RUU Perampasan Aset Mesti Dibahas Hati-hati, Pakar: Jangan untuk Menakut-nakuti Rakyat!
-
Ucapan Rampok Uang Negara Diusut BK, Nasib Wahyudin Moridu Ditentukan Senin Depan!
-
Survei: Mayoritas Ojol di Jabodetabek Pilih Potongan 20 Persen Asal Orderan Banyak!
-
Sambut Putusan MK, Kubu Mariyo: Kemenangan Ini Milik Seluruh Rakyat Papua!
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional