Suara.com - Bisnis makanan yang dimiliki warga diaspora Indonesia di Australia ikut terpengaruh dengan meningkatnya harga-harga bahan pokok selama beberapa bulan terakhir, terutama menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru.
Kenaikan harga bahan baku dirasakan oleh Grace Pujianti, pemilik bisnis kue di Melbourne bernama Heartious Cake.
"Bahan yang paling mahal adalah mentega, yang diimpor dari Indonesia [tapi selain itu bahan] yang harganya naik agak banyak [misalnya] susu, telur, buah-buahan."
Walau demikian, Grace yang tadinya menjalankan bisnis kue di Bandung memutuskan untuk tidak menaikkan harga kue-kuenya.
"Rasanya enggak fair kalau menaikkan harga secara tiba-tiba di saat pelanggan sudah order dari jauh hari sebelumnya," kata Grace.
"Untuk saat ini, sampai akhir tahun, margin lebih kecil tidak apa-apa. Yang penting kebutuhan pelanggan terpenuhi."
Kenaikan harga bahan baku utama telur
Di Sydney, Lylyana Sujatna yang akrab disapa Lyly, sudah merasakan kenaikan bahan baku utama produknya, yaitu telur, setidaknya sejak empat bulan yang lalu.
Menurutnyaharga telur yang naik sekitar 40 persen, sementaraharga mentega meningkat hingga 25 persen.
Sesuatu yang belum pernah ia rasakan sebelumnya sejak memulai bisnis tahun 2016 lalu.
"Selama ini kenaikan harga pasti ada, tapi enggak sampai setinggi ini dan semua naik," kata Lyly, pemilik Bakul Kue Indo Sydney sejak 2016 lalu.
"Memang pernah ada krisis telur sehingga otomatis harga telurnya naik, pernah juga butter[menjadi] langka, cuma hanya saat ini yang serentak semua harga produk naik."
Lyly mengaku merasa tidak ada pilihan, sehingga harusmenaikkan harga produknya tapimasih "sewajarnya" yakni maksimal 5 dolar untuk satu produk kue.
"Untungnya kenaikan harga ini tidak memengaruhi jumlah pesanan," ujarnya.
"Beberapa pelanggan menyadari kalau harga kuenya naik, tapi mereka masih mengerti karena pada dasarnya semua orang merasakan harga barang yang naik."
Lyly mengatakanNatal adalah momen "puncak" bagi para pembuat kue, dengan pesanan kue yang bertambah dua kali lipat.
Berita Terkait
-
Laksmi Deneefe, Puteri Indonesia Usung "The Glory of Phinisi" di Miss Universe
-
China dan Australia Berupaya Kembali Jalin Kerja Sama Pasca Ketegangan Politik
-
Nelayan Indonesia Melanggar Batas Wilayah Australia Kena Denda Rp200 Juta
-
Sebelum Ditemukan Tewas di Bali, Niamh Loader Minta Pelukan dari Dokter Gigi
-
Gawat! Ratusan Warga Australia Gangguan Mental Delirium Gara-gara Makan Bayam, Ada yang Tubuhnya Mati Rasa
Terpopuler
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 5 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Kolagen untuk Hilangkan Kerutan, Murah Meriah Mudah Ditemukan
- 6 Hybrid Sunscreen untuk Mengatasi Flek Hitam di Usia Matang 40 Tahun
- Patrick Kluivert Dipecat, 4 Pelatih Cocok Jadi Pengganti Jika Itu Terjadi
Pilihan
-
Bikin Geger! Gunung Lawu Dilelang jadi Proyek Geothermal, ESDM: Sudah Kami Keluarkan!
-
Uang MBG Rp100 T Belum Cair, Tapi Sudah Dibalikin!, Menkeu Purbaya Bingung
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Kamera Terbaik Oktober 2025
-
Keuangan Mees Hilgers Boncos Akibat Absen di FC Twente dan Timnas Indonesia
-
6 Rekomendasi HP Murah Tahan Air dengan Sertifikat IP, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Pemerintah Bagi Tugas di Tragedi Ponpes Al Khoziny, Cak Imin: Polisi Kejar Pidana, Kami Urus Santri
-
Akali Petugas dengan Dokumen Palsu, Skema Ilegal Logging Rp240 Miliar Dibongkar
-
Pemprov DKI Ambil Alih Penataan Halte Transjakarta Mangkrak, Termasuk Halte BNN 1
-
Menag Ungkap Banyak Pesantren dan Rumah Ibadah Berdiri di Lokasi Rawan Bencana
-
Menag Ungkap Kemenag dapat Tambahan Anggaran untuk Perkuat Pesantren dan Madrasah Swasta
-
Gus Irfan Minta Kejagung Dampingi Kementerian Haji dan Umrah Cegah Korupsi
-
Misteri Suap Digitalisasi Pendidikan: Kejagung Ungkap Pengembalian Uang dalam Rupiah dan Dolar
-
Usai Insiden Al Khoziny, Pemerintah Perketat Standar Keselamatan Bangunan Pesantren
-
Kalah Praperadilan, Pulih dari Operasi Ambeien, Nadiem: Saya Siap Jalani Proses Hukum
-
PLN Siap Jadi Motor Dekarbonisasi, Hashim Djojohadikusumo Tegaskan Posisi RI di Paris Agreement