Suara.com - Partai Gerindra dan PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) sebelumnya membentuk koalisi kebangkitan Indonesia Raya untuk menyambut pemilihan umum 2024.
Meski sudah ada kesepakatan, kedua partai tersebut belum mendeklarasikan siapa Calon Presiden dan Calon Wakil Presidennya. Ketua umum partai memiliki keinginan yang sama, yakni sebagai Capres.
Kini koalisi tersebut ada kemungkinan pecah kongsi karena sulit kawin politik.
Ahli hukum tata negara Refly Harun menduga bahwa, menggantungnya hubungan koalisi Kebangkitan Indonesia Raya ini karena Prabowo Subianto yang sudah dideklarasikan sebagai calon presiden dari Gerindra tak ingin dipasangkan dengan Cak Imin.
"Kalau saya duga, Prabowo memang menginginkan PKB karena suara Gerindra belum cukup. Hanya persoalannya Prabowo seperti tidak ingin kalau yang mendampinginya Cak Imin," tuturnya dalam tayangan YouTube pribadinya Refly Harun dikutip pada Jumat, (30/12/2022).
Refly menilai, Menteri Pertahanan tersebut menginginkan sosok lain seperti Ganjar Pranowo atau Khofifah Indar Parawansa yang diprediksikan bisa mendulang suara di pemilu lebih besar.
"Yang Prabowo inginkan mungkin Ganjar Pranowo atau Khofifah yang lebih menjamin kemenangan," ungkapnya.
Sementara itu, Pengamat politik Hendri Satrio menyebut, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tak menutup kemungkinan akan bergabung dengan NasDem, kalau Gerindra masih saja menggantung Cak Imin di Pilpres 2024 mendatang.
"PKB bakal join Nasdem? Mungkin ini karena Gerindra gantung Cak Imin jadi Cawapres," kata Hensat pada unggahan akun Twitternya dikutip pada Selasa, (27/12/2022).
Jika PKB menjadi mitra koalisi NasDem, keduanya langsung cetak tiket guna mengusung jagoan mereka.
"Nasdem plus PKB tu 117 kursi padahal minimal cuma 115 kursi buat dapet boarding pass," tuturnya.
Oleh sebab itu, Hendri mendorong agar PKS dan Partai Demokrat segera mendeklarasikan Anies Baswedan.
"Wah Demokrat, PKS mesti deklarasi Anies juga nih, sebab Nasdem-PKB beres," ujarnya.
Berita Terkait
-
Sudah Disiapkan Secara Matang, Megawati Bakal Umumkan Nama Capres dari PDIP Tahun Depan
-
Tak Terima Dipecat Polri, 6 Fakta Ferdy Sambo Nekat Gugat Jokowi dan Kapolri
-
Sandiaga Uno Akhirnya Bicara Soal Isu Dirinya Pindah ke PPP, Tetap Tunggu Prabowo Subianto
-
PPP Bantah 'Curi' Sandiaga Uno dari Gerindra: Tak Ada Niatan Membajak
-
Digugat Ferdy Sambo, Begini Momen Kemarahan Jokowi atas Ulah Sambogate
Terpopuler
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
Terkini
-
Pakar Bongkar Pencopotan Sri Mulyani dan Budi Gunawan, Manuver Prabowo Ambil Alih Penuh Kendali?
-
Kapolri Absen Jemput Presiden Prabowo di Bali di Tengah Isu Penggantian TB-1
-
Yusril Ungkap Fakta: Presiden Prabowo Belum Perintahkan Pembentukan Tim Investigasi
-
Dari Ancaman Laporan ke Permintaan Maaf, Ferry Irwandi Umumkan Kasusnya dengan TNI Berakhir Damai
-
'Percuma Ganti Orang, Sistemnya Bobrok', Kritik Keras YLBHI di Tengah Isu Ganti Kapolri
-
Tiga Pesawat Tempur Baru dari Prancis Diserahkan ke TNI AU Awal 2026
-
Istana Bantah Presiden Prabowo Kirim Surpres Penggantian Kapolri ke DPR, Mensesneg: Belum Ada
-
Yakin Ganti Kapolri Cukup? KontraS Sebut Masalah Polri Jauh Lebih Dalam dari Sekadar Pimpinan
-
Komisi III soal Isu Calon Kapolri: Wakapolri atau Suyudi, Kami...
-
Tiga Mahasiswa Masih Hilang Sejak Unjuk Rasa Akhir Agustus, KontraS: Diduga Penghilangan Paksa