Suara.com - Kepala Dinas Sosial DKI Jakarta Premi Lasari angkat tangan soal munculnya dugaan korupsi dalam program bantuan sosial (bansos) di masa pandemi Covid-19 yang muncul belakangan ini. Ia menerangkan kalau dugaan tersebut tidak berkaitan dengan pihaknya.
Memang, kata Premi, pihaknya menggandeng Perumda Pasar Jaya untuk pengadaan barang bansos untuk tahun 2019-2020. Namun, kontrak kerja samanya sudah berakhir pada 31 Desember 2020 lalu.
"Intinya memang kalau kami sih memang pernah berkontrak dengan Perumda Pasar Jaya. Tetapkan kontrak itu berakhir di 31 Desember 2020," ujar Premi di Jakarta Selatan, Jumat (13/1/2023).
Karena itu, Premi mengaku tak mengetahui soal beras yang tersimpan di gudang di Pulogadung, Jakarta Timur. Begitu juga dengan siapa pemilik dari beras yang jumlahnya diklaim mencapai 1.000 ton itu.
"Kalau saya nggak tahu itu. Kalau kami kan kontraknya sampai 31 Desember 2020 dengan Pasar Jaya," ucapnya.
Selain itu, ia menyatakan program bansos untuk masyarakat terdampak pandemi Covid-19 disebutnya sudah diaudit oleh berbagai pihak. Ia juga sudah menyampaikan laporan pertanggungjawaban.
"Ya (pengawasnya ada KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), BPK (Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), ada Inspektorat, ada APIM. Jadi kami kontraknya di 31 Desember 2020 dengan Pasar jaya selesai. LKPJ-nya kan 2021, ya," terangnya.
Sebelumnya, beredar di media sosial dugaan korupsi Bantuan Sosial saat pandemi Covid-19 di era eks Gubernur Anies Baswedan tahun 2020 lalu. Salah satunya terkait pengadaan beras yang mencapai harga triliunan rupiah malah terbengkalai hingga rusak di gudang penyimpanan.
Hal ini disampaikan oleh pemilik akun media sosial twitter @kurawa lewat cuitannya. Awalnya, ia mengaku mendapatkan informasi soal adanya penimbunan beras di gudang milik Perumda Pasar Jaya di Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur.
Baca Juga: Respons Isu Korupsi Bansos Era Anies, KPK Siap Tampung Aduan Masyarakat
Perumda Pasar Jaya merupakan penerima anggaran terbanyak untuk pengadaan Bansos sembako di Jakarta. Dari anggaran Rp3,65 triliun, Rp2,85 triliun di antaranya diberikan kepada BUMD itu.
"Dinas Sosial DKI menunjuk tiga rekanan terpilih untuk menyalurkan paket sembako senilai Rp3,65 Triliun lewat Perumda Pasar Jaya, PT food station dan PT Trimedia Imaji Rekso Abadi. Dimana porsi terbesar diberikan kepada Perumda Pasar Jaya senilai Rp2,85 Triliun, mengapa?" ujar Kurawa, dikutip Rabu (11/1/2022).
Setelah dapat informasi itu, ia mendatangi gudang penyimpanan beras yang dimaksud. Di lokasi, terdapat 1.000 ton beras dengan bentuk paket 5 kilogram di tempat penyimpanan itu.
Seharusnya, kata @kurawa, beras ini disalurkan pada 2020-2021 untuk masyarakat di masa pandemi. Namun, beras malah masih tersimpan setelah sekian lama hingga kondisinya rusak.
"Dipastikan 100 persen kondisi beras bansos milik DKI ini rusak atau membusuk bahkan untuk hewan sekalipun sudah tidak layak. Jamur kuning hingga menghitam jika kita buka karung-karung yang ditumpuk ini," ucapnya.
Di tempat yang sama, @kurawa menemukan dokumen forensik hasil audit dari salah satu kantor akuntan publik terhadap bansos tersebut. Salah satu temuan dalam laporan itu adalah terdapat kesalahan administrasi yang dilakukan saat penyaluran bansos.
Berita Terkait
-
Awal Mula Dugaan Korupsi Bansos DKI Jakarta Muncul, Begini Respons Heru Budi
-
Anies Baswedan Diganggu Isu Dugaan Korupsi Bansos Pemda DKI, Relawan: KPK Silakan Usut
-
KPK Sambut Soal Dugaan Korupsi Bansos Era Anies, Heru Budi: Nggak Bisa...
-
Kabar Dugaan Korupsi Bansos di Era Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, KPK Merespons Begini
-
Respons Isu Korupsi Bansos Era Anies, KPK Siap Tampung Aduan Masyarakat
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Targetkan 400 Juta Penumpang Tahun 2025, Dirut Transjakarta: Bismillah Doain
-
Sejarah Terukir di Samarkand: Bahasa Indonesia Disahkan sebagai Bahasa Resmi UNESCO
-
Tolak Gelar Pahlawan Soeharto, Koalisi Sipil Ungkap 9 Dosa Pelanggaran HAM Berat Orde Baru
-
Judi Online Lebih Ganas dari Korupsi? Menteri Yusril Beberkan Fakta Mengejutkan
-
Bangunan Hijau Jadi Masa Depan Real Estate Indonesia: Apa Saja Keuntungannya?
-
KPK Tangkap Gubernur Riau, PKB 'Gantung' Status Abdul Wahid: Dipecat atau Dibela?
-
Sandiaga Uno Ajak Masyarakat Atasi Food Waste dengan Cara Sehat dan Bermakna
-
Mensos Gus Ipul Tegaskan: Bansos Tunai Harus Utuh, Tak Ada Potongan atau Biaya Admin!
-
Tenaga Ahli Gubernur Riau Serahkan Diri, KPK Periksa 10 Orang Terkait OTT
-
Stop Impor Pakaian Bekas, Prabowo Perintahkan Menteri UMKM Cari Solusi bagi Pedagang Thrifting