Suara.com - Sebagian orang mungkin penasaran, apakah masyarakat umum bisa memelihara hewan yang dilindungi? Jika diperbolehkan, kira-kira seperti apa aturan memelihara hewan dilindungi?
Terdapat dasar aturan yang perlu diketahui dan dipahami bersama, bahwa setiap spesimen tumbuhan dan satwa liar (TSL) yang dilindungi dan tidak diketahui asal usulnya (secara administrasi) disebut F0/W (wild). Untuk lebih jelasnya, mari simak ulasan mengenai syarat dan aturan memelihara hewan dilindungi yang telah dirangkum di bawah ini.
Bagaimana Aturan Memelihara Hewan Dilindungi?
Dilansir dari laman Indonesia.go.id, masyarakat umum memang bisa membantu pemerintah dalam menjaga dan melestarikan keberadaan tumbuhan dan satwa liar yang dilindungi. Akan tetapi, tentu saja mereka harus memenuhi syarat yang sudah ditetapkan oleh BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam).
Nah, berikut ini adalah syarat-syarat jika ingin memelihara atau memperjualbelikan hewan langka:
- Hewan langka yang dimanfaatkan untuk peliharaan atau diperjualbelikan haruslah didapatkan dari penangkaran, bukan berasal dari alam.
- Hewan langka yang boleh dimanfaatkan dari penangkaran adalah kategori F2.
Kategori ini adalah hewan generasi ketiga yang dihasilkan dari penangkaran. Dengan kata lain, hanya cucu dari generasi pertama di tempat penangkaran saja yang bisa dipelihara atau diperjualbelikan.
- Hewan langka yang legal untuk dimanfaatkan setelah ditangkarkan hanyalah hewan dengan kategori Appendix 2, sedangkan hewan langka kategori Appendix 1, walaupun sudah ditangkarkan, tetap tidak boleh dimanfaatkan untuk apapun karena harus dikonservasi.
- Hewan langka kategori Appendix 2 adalah hewan langka yang dilindungi di alamnya, tidak boleh diambil dan dijual jika keturunan hewan langka langsung dari alam. Namun, jika sudah ditangkarkan, maka keturunan generasi ketiga atau F2-nya boleh dimanfaatkan. Contohnya adalah elang, alap-alap, buaya muara, jalak bali.
- Hewan langka Appendix 1 adalah hewan langka yang jumlahnya kurang dari 800 ekor di alam, meskipun sudah ditangkarkan tapi hewan ini tidak boleh dimanfaatkan untuk apapun dan harus tetap kembali ke kawasan konservasi. Contohnya adalah Anoa, badak bercula satu, harimau sumatera, macan dahan, serta orangutan.
Setelah mengetahui syarat-syarat di atas, maka masyarakat umum yang ingin memelihara atau memperjualbelikan hewan langka mesti mengurus surat izinnya. Berikut ini adalah cara membuat surat izin memelihara hewan langka:
- Proposal izin menangkaran atau memelihara hewan yang diajukan kepada BKSDA
- Salinan Kartu Tanda Penduduk (KTP) untuk individu atau perseorangan, ditambah akta notaris untuk badan usaha.
- Surat Bebas Gangguan Usaha dari kecamatan setempat, di mana surat ini berisi keterangan bahwa aktifitas penangkaran dan pemeliharaan hewan tidak mengganggu lingkungan sekitar.
- Bukti tertulis mengenai asal usul indukan, di mana bukti ini memuat syarat tentang indukan dari hewan yang dipelihara. Indukan hewan dilindungi yang akan dipelihara haruslah berasal dari hewan yang telah didaftarkan sebagai hewan yang dipelihara ataupun ditangkarkan secara sah pula.
Seperti itulah aturan memelihara hewan dilindungi yang perlu dipahami masyarakat.
Kontributor : Rishna Maulina Pratama
Baca Juga: Kontroversi Taplak Meja Kulit Harimau Bamsoet, Pencinta Satwa Minta Kementerian LHK Turun Tangan
Berita Terkait
-
Kontroversi Taplak Meja Kulit Harimau Bamsoet, Pencinta Satwa Minta Kementerian LHK Turun Tangan
-
Santai Dituding Punya Opsetan Kulit Harimau di Meja Makan, Bamsoet: Itu Tiruan
-
Desa-desa di Seunagan Aceh Jadi Lintasan Kawanan Gajah Liar
-
Video Langka! Macan Tutul Kerap Nangkring Pada Pohon di Kawasan Air Terjun Banyuwangi
Terpopuler
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
PSSI Protes AFC, Wasit Laga Timnas Indonesia di Ronde 4 Kok dari Timur Tengah?
Terkini
-
Teka-teki Menko Polkam Baru: Nama Mahfud MD hingga Letjen Purn. Djamari Chaniago Mencuat
-
Tokoh Senior PPP Bongkar Kelompok 'Lima Serangkai' di Balik Kudeta Suharso Monoarfa
-
Pemerintah Pastikan Pajak UMKM Tetap 0,5 Persen, Cak Imin: Harus Diterapkan Selamanya
-
Timeline Lengkap Kasus Pembunuhan Kacab Bank BUMN: Direncanakan 2 Bulan, Berakhir Gagal Total
-
APBD untuk Ciptakan Lapangan Kerja, Pemprov DKI Diingatkan Prioritaskan Warga KTP Jakarta
-
Protes Tanggul Viral, KTP Nelayan Cilincing Bakal Dicek, Wamen KKP: Mana Pendatang, Mana Warga Asli
-
Pengamat: Dulu Arab Spring Kini Asian Blitzer, Serangan Kilat Bertenaga AI Ancam Rezim Prabowo
-
Surat Terbuka Susi Pudjiastuti untuk Prabowo Soal Tambang Nikel Raja Ampat: Mohon Hentikan, Pak...
-
Beredar Surat Pernyataan Makan Bergizi Gratis, Orangtua Disuruh Tanggung Risiko Keracunan
-
Digugat di MK, Benarkah Kolom Agama di KTP dan KK akan Dihapus?