Suara.com - Sudah 10 hari Philip Mark Mehrtens disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya.
Philip merupakan Kapten Pilot maskapai penerbangan Susi Air asal Selandia Baru yang ditangkap Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat atau TPNPB-OPM sejak pesawat yang ia tumpangi dibakar pada Selasa (7/2/2023).
Sejak itulah sejumlah upaya penyelamatan Philip dilakukan oleh pemerintah Indonesia, melalui TNI-Polri.
Apa saja upaya pembebasan Philip yang dilakukan TNI-Polri? Berikut ulasannya.
Penyelamatan kedepankan dialog
Dalam operasi penyelamatan Philip Mark Mehrtens, TNI menggunakan metode dengan mengedepankan dialog.
Hal itu disampaikan oleh Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen Muhammad Saleh Mustafa. Meski begitu, kata dia, upaya dengan metode soft approach itu tetap memiliki batas waktu.
Libatkan tokoh masyarakat dan pemuka agama
Dalam merode dialog yang dilakukan pemerintah dalam upaya pembebasan Philip Mark Mehrtens, TNI turut menganggandeng sejumlah pihak, yakni tokoh masyarakat dan pemuka agama.
Baca Juga: Brigjen Juinta dan Kombes Faizal, Ini Sosok yang Akan Pimpin Operasi Penyelamatan Pilot Susi Air
Pelibatan pihak-pihak tersebut diharapkan bisa memudahkan upaya pembebaskan Philips karena mengedepankan aspek kultur dan religi anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
"Masih dilakukan pendekatan dialog atau soft approach yang dilakukan oleh tokoh agama, tokoh masyarakat dan Pemerintah Daerah Nduga," kata Saleh dalam video yang diterima awak media, pada Kamis (16/2/2023).
Polri pakai pendekatan kearifan lokal
Sementara TNI melibatkan tokoh masyarakat dan pemuka agama, Polri menggunakan pendekaran kearifan lokal dalam upaya pembebasan Philips.
Kadiv Humas Polri Irjen Dedi prasetyo mengatakan, pendekatan kearifan lokal digunakan untuk memudahkan proses negosiasi dengan KKB.
"Dari teknis komunikasi saya rasa Satgas Damai Cartenz yang paling paham tentang situasi di sana ya. Pendekatan-pendekatan soft approach apa yang dilakukan, apalagi Kapolda adalah warga asli sana, Papua," ujar Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo pada wartawan pada Kamis (16/2/2023).
Tunjuk perwira sebagai pemimpin operasi
Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen Muhammad Saleh Mustafa mengatakan, TNI dan Polri sudah Menyusun rencana untuk upaya penyelamatan Philips.
TNI dan Polri masing-masing juga telah memilih perwira dan prajurit terbaiknya untuk ikut dalam operasi penyelamatan tersebut.
"Kita sudah siap segala prajurit baik anggota TNI dan Polri yang terpilih dan terseleksi yang nantinya akan melaksanakan tugasnya sesuai dengan yang saya sampaikan tadi, terpilih terukur dan terarah," imbuh Saleh.
TNI dan Polri juga sudah menunjuk perwira terbaiknya untuk menjadi pemimpin operasi ini. Danrem 172/PWY Brigjen Juinta Omboh Sembiring telah ditunjukn sebagai Komandan Komando Pelaksana Operasi (Dankolakops) untuk memimpin prajurit TNI dalam operasi ini.
Sementara Polri menunjuk Komandan Operasi Damai Cartenz Kombes Faizal Ramadhani untuk memimpin operasi penyelamatan tersebut.
"Operasi penegakan hukum ini tentunya bersama Polri. Nantinya operasi ini berkolaborasi dan bersinergi dengan Satgas Damai Cartenz. Secara teknis dan taktis sudah dipersiapkan," kata Saleh.
Amankan Bandara Paro
Dalam operasi penyelamatan Philips, salah satu yang menjadi target TNI adalah mengamankan Bandara Paro di Kabupaten Nduga, Papua.
Pada Kamis (16/2/2023) TNI telah berhasil mengamankan bandara tersebut, seperti disampaikan Komandan Resor Militer 172/PWY Brigadir Jenderal TNI Juinta Omboh Sembiring.
Menurut dia, Bandara Pro telah berhasil diamankan oleh anggota Satgas Damai Cartenz dan Kopasgat (Komando Pasukan Gerak Cepat) TNI Angkatan Udara.
Adapun Bandara Paro merupakan lokasi pembakrn pesawat Susi Air Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) pimpinan Egianus Kogoya.
“Saat ini situasi di Paro Nduga sudah tidak ada masyarakat, tetapi Bandara sudah diamankan dan bisa digunakan," kata Juinta dalam keterangan resminya.
Kontributor : Damayanti Kahyangan
Berita Terkait
-
Brigjen Juinta dan Kombes Faizal, Ini Sosok yang Akan Pimpin Operasi Penyelamatan Pilot Susi Air
-
Philip Masih Disandera TPNPB-OPM, Brigjen TNI Juinta Pimpin Pasukan Pembebasan Pilot Susi Air
-
OPM Ungkap Alasan Pembakaran dan Penyanderaan Pilot Susi Air, Ternyata ini Penyebabnya
-
Pilot Susi Air Ditawan Kelompok Kriminal Bersenjata. Pemerintah Republik Indonesia Turunkan Tim Negosiasi
-
Upayakan Pembebasan Pilot Susi Air, Mahfud MD: Kita Utamakan Pendekatan Persuasi
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Baterai Besar Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
-
Dapur MBG di Agam Dihentikan Sementara, Buntut Puluhan Pelajar Diduga Keracunan Makanan!
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
-
Harga Emas Antam Terpeleset Jatuh, Kini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
Terkini
-
9 Fakta Kebakaran Kilang Pertamina Dumai, Ledakan Keras Awali Kobaran Api dan Kepanikan Warga
-
Memastikan DPR Konsisten, KPA Kawal Pembentukan Pansus Penyelesaian Konflik Agraria
-
Menkum Sahkan PPP Kubu Mardiono, Bagaimana Nasib Agus Suparmanto?
-
Dana Hibah Jatim Rp2 Triliun Dikorupsi: KPK Periksa Kades dan Swasta!
-
Lagi, DPRD DKI Bongkar Parkir Liar di Atas Lahan Milik BUMD
-
Seminggu Lagi Terbit, Perpres MBG Bakal Terapkan Aturan Super Ketat untuk Dapur
-
Jokowi Beri Arahan ke PSI di Bali, Perkuat Sinyal Dirinya Adalah 'Bapak J' Ketua Dewan Pembina
-
Mahkamah PPP Ngotot Sebut Agus Suparmanto Ketum Sah: Tak Ada Dualisme!
-
Prabowo Pamer Kekuatan Puluhan Kapal Perang, Jet Tempur, dan Pasukan Khusus di HUT TNI ke-80
-
Momen Megawati di UGM, Ungkap Perdebatan Lama dengan Sri Mulyani Minta Dana Research Tak Dipotong