Suara.com - Demam keong mulai mewabah di Sulawesi Tengah, tepatnya di Poso dan Kabupaten Sigi. Penyakit tropis terabaikan ini memang baru ditemukan di Sulsel dan kini menjadi perhatian pemerintah.
Hal tersebut diungkap oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI Maxi Rein Rondonuwu pada Selasa (21/2/2023). Kemenkes pun berharap agar demam keong bisa hilang pada tahun 2030 mendatang.
Simak penjelasan tentang fakta seputar demam keong, termasuk gejala dan mengatasinya berikut ini.
Apa itu demam keong?
Penyebab demam keong atau schistosomiasis adalah cacing parasit yang disebarkan oleh siput air tawar. Penyakit ini dapat menyerang jika ada cacing schistosomiasis menembus kulit ketika pasien melakukan kontak dengan air yang sudah terkontaminasi. Kontaminasi itu nantinya menyebar ke organ tubuh khususnya hati lewat pembuluh darah.
Di dalam tubuh, larva berkembang menjadi cacing dewasa dan pasien schistosomiasis bisa mencemari sumber air tawar dengan feses atau urine yang mengandung telur parasit.
Keong sendiri diketahui membawa parasit hidup di air tawar seperti sungai, danau, waduk atau kolam. Mandi dengan air langsung dari danau atau sungai yang tidak tersaring bisa menyebabkan kalian terinfeksi penyakit demam keong.
Tertularnya penyakit demam keong juga dapat disebabkan oleh bersentuhan dengan air yang tercemar seperti saat berenang hingga bermain air. Namun cacing penyebab demam keong itu tak ditemukan di laut atau kolam renang yang mengandung klorin.
Gejala demam keong
Baca Juga: Banyak Belum Tahu, Andi Sudirman Sebut 14 Bahasa Daerah Sulawesi Selatan di Forum UNESCO
Demam keong bisa menjadi berbahaya jika tidak ditangani dengan benar. Gejala-gejala yang terjadi pada pengidap demam keong terbagi dalam beberapa stadium, seperti yang diungkap oleh Peneliti Global Health Security Griffith University Australia Dicky Budiman.
Pada stadium awal demam keong, kulit akan gatal-gatal karena serkaria menembus kulit. Kemudian stadium kedua dimulai saat cacing dewasa betina bertelur.
Gejala yang timbul antara lain demam, diare, berat badan menurun, dan gejala disentri. Sementara itu pada stadium menahun, tanda yang muncul lebih parah seperti kerusakan hati atau sirosis hati dan limfa.
Demam keong dapat menyebabkan tubuh pengidapnya jadi lemah hingga membuat perut jadi membesar. Penyakit ini bahkan dapat menyebabkan kematian.
Demam keong paling mematikan setelah maria
Ketika terinfeksi oleh cacing, parasit itu bisa tetap tinggal dalam tubuh selama bertahun-tahun dan merusak berbagai organ seperti kandung kemih, ginjal dan hati. Dari segi dampak menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), demam keong ini menempati urutan kedua setelah malaria sebagai penyakit parasit paling mematikan.
Berita Terkait
-
Banyak Belum Tahu, Andi Sudirman Sebut 14 Bahasa Daerah Sulawesi Selatan di Forum UNESCO
-
Waduh! Sekretariat DPRD Sulsel Suka Pinjam Uang ke Fitriah Zainuddin, Rp1,5 Miliar Belum Dibayar
-
Ratusan Orang Terpapar, Ini 4 Fakta Demam Keong yang Mewabah di Sulteng
-
5 Tanda Seseorang Mengalami Depresi yang Sering Terabaikan oleh Lingkungan
-
Apa Itu Demam Keong yang Mewabah di Sulteng?
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
Percepat Penanganan, Gubernur Ahmad Luthfi Cek Lokasi Tanah Longsor Cibeunying Cilacap
-
Ribuan Peserta Ramaikan SRGF di Danau Ranau, Gubernur Herman Deru Apresiasi Antusiasme Publik
-
Heboh Pakan Satwa Ragunan Dibawa Pulang Petugas, Pramono Membantah: Harimaunya Tak Keluarin Nanti
-
Jejak Karier Mentereng Mayjen Agustinus Purboyo, Kini Pimpin 'Pabrik' Jenderal TNI AD Seskoad
-
Apa Ketentuan Pengangkatan Honorer PPPK Paruh Waktu 2025? Ini Aturan KemenpanRB
-
Pramono Ungkap Fakta Baru Buntut Ledakan SMAN 72: Banyak Siswa Ingin Pindah Sekolah
-
Aksi Heroik 10 Anjing Pelacak K9, Endus Jejak Korban Longsor Maut di Cilacap
-
Finish 10K BorMar 2025 dalam 81 Menit, Hasto Kristiyanto Lampaui Capaian Pribadi: Merdeka!
-
Sriwijaya Ranau Gran Fondo 2025 Tegaskan Seruan Gubernur Herman Deru: Jaga Alam Demi Pariwisata
-
Masih Tunggu Persetujuan Orang Tua, SMAN 72 Belum Bisa Belajar Tatap Muka Senin Besok