Suara.com - Aktivis muda, Minhatul Aulaq berhasil membuat Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) Indonesia terpana karena kegigihannya melawan pernikahan anak di Lombok. Dalam rangka kampanye #HerHealthHerPower, WHO membagikan kisah gadis tersebut dalam menggerakan aksinya.
Minha, begitu gadis itu disapa, aktif menyoroti anak-anak yang menikah dini di Lombok, di mana tiap tahunnya terus meningkat. Ia kemudian berani menyuarakan anti pernikahan dini hingga menarik perhatian WHO.
Lantas, seperti apa profilnya?
Profil Minhatul Aulaq
Minhatul Aulaq atau akrab disapa Minha adalah gadis yang lahir di Desa Jenggik Utara, Kecamatan Montong Gading, Kabupaten Lombok Timur. Pada 2023 ini usianya diketahui akan menginjak angka 19 tahun. Meski masih sangat muda, ia sudah peka terhadap kondisi sosial di daerahnya.
Sosoknya aktif menjadi pendamping sekaligus Ketua Forum Perlindungan Anak di Jenggik Utara sejak 2021 lalu. Minha juga kerap mengikuti program dari Save the Children, sebuah organisasi yang fokus terhadap pemenuhan hak bagi anak-anak di Indonesia.
Usai mengikuti serangkaian kegiatan dari program itu, Minha mulai aktif melakukan penelitian tentang kasus pernikahn anak di desanya. Sejumlah rekannya pun turut mengikuti pendampingan tersebut yang meliputi pemberian beragam edukasi.
Mulai dari reproduksi, pendidikan, serta dampak psikologis anak jika dipaksa melakukan sesuatu yang belum menjadi kewajibannya. Dari sana, Minha berhasil mengajak 15 anak untuk bergabung dengan forum perlindungan anak di desanya.
Tindakan yang dilakukan Minha tak luput dari kegagalan. Ia seringkali menerima penolakan dari kalangan masyarakat. Mirisnya, sejumlah orang tua yang mengikuti anjurannya, yakni melarang sang anak untuk menikah dini, malah berujung dikucilkan.
Gigih Lawan Pernikahan Anak
Sejak duduk di bangku SMA, Minha sudah aktif menyuarakan anti pernikahan anak dari tingkat desa sampai kabupaten. Keberanian itu datang dari salah satu temannya yang menikah pada usia remaja. Menurutnya, pada akhir tahun 2021, kasus ini terjadi sebanyak 14 kali.
"Awalnya berani menyuarakan ketika salah satu teman main saya menikah pada usia 16 tahun. Jadi perkawinan anak di sini cukup tinggi. Di akhir tahun 2021 saja ada 14 kasus pernikahan anak. Itu dalam satu tahun," ujar Minha dalam program CLA (Children Lesson Advokasi) di Lombok Timur, Sabtu (3/9/2022).
Kondisi tersebut lantas membuat hati Minha tersentuh. Ia tergerak ingin memberikan pendampingan kepada anak-anak yang dijadikan korban pernikahan dini.
Menurutnya, perkawinan ini membuat anak-anak putus sekolah hingga mengharuskan mereka bekerja serta berpotensi mengalami kekerasan rumah tangga.
Menarik Perhatian WHO
Berita Terkait
-
Fakta Salah Kaprah! Ayam Taliwang Bukan dari Lombok, Kuliner yang Damaikan Perang Selaparang-Karangasem
-
Kisah Dian Neo Japan, Youtuber Asal Lombok yang Sukses Di Jepang
-
Fantastis, Utang Pemprov NTB Rp350 Miliar Bayarnya Cicil Bikin Kadin Meradang
-
Ada Aroma Korupsi Aset di Gili Trawangan Lombok, Kejaksaan Lakukan Penelusuran
-
Kisah sukses UMKM Mutiara Lombok Ekspor ke Malaysia dan Arab Saudi
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Perusahaan BUMN dan Badan Negara Lakukan Pemborosan Anggaran Berjamaah, Totalnya Rp43 T
-
RKUHAP Resmi Jadi UU: Ini Daftar Pasal Kontroversial yang Diprotes Publik
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
Terkini
-
Pembahasan KUHAP Diperkarakan ke MKD, Puan Sebut DPR Sudah Libatkan Banyak Pihak: Prosesnya Panjang
-
Adies Kadir Mulai Aktif Lagi, Puan Bilang DPR Tak Perlu 'Woro-woro'
-
Kalibata Terendam Setengah Meter, Warga Terjebak, Anak Sekolah Terpaksa 'Nyeker' Terjang Banjir
-
Dongkrak Investasi, Gubernur Ahmad Luthfi Minta Perbanyak Gelar Forum Bisnis
-
Plot Twist Kasus Curanmor Cengkareng: Dituduh Maling Gegara Baju, 6 Pria Malah Positif Sabu
-
Kemenko Kumham Imipas Gelar Rapat, Bahas Implementasi KUHP hingga Penyelesaian Overstay Tahanan
-
MK Larang Polisi Aktif Rangkap Jabatan Sipil, Menkum: Yang Sudah Terlanjur Tak Perlu Mundur
-
Bebas Berkat Amnesti Prabowo, KPK Ungkap Momen Hasto Kristiyanto Cocokkan Nomor Tahanan
-
Prediksi Cuaca Hari Ini 18 November 2025: Hujan di Sebagian Besar Wilayah
-
Menteri P2MI: Ada 352 Ribu Lowongan Kerja di Luar Negeri, Baru 20 Persen WNI yang Lamar