Suara.com - Masyarakat Adat Sasak di Lombok menyatakan enggan mengedepankan musyawarah kepada instansi pemerintah terkait dampak yang mereka rasakan akibat pembangunan di kawasan Mandalika.
Pasalnya, mereka telah kehilangan kepercayaan terhadap pemerintah untuk menuntaskan permasalahan seperti sengketa lahan dan dampak sosial ekonomi lainnya
"Jadi, kami hampir kehilangan kepercayaan lagi dengan mediasi ataupun audiensi di daerah, karena tidak ada lagi yang memberikan (hasil komplit hasil yang tepat (sesuai harapan)," kata perwakilan Masyarakat Adat Sasak Harry Sandy Ame di Menteng, Jakarta Pusat, Senin (10/4/2023).
Ia mengatakan masyarakat adat setempat juga telah mengirimkan surat kepada Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Zulkieflimansyah secara terus-menerus untuk menuntut konsultasi bermakna perihal sengketa tanah.
Gubernur Zul akhirnya menggelar konsultasi dengan masyarakat adat pada Desember 2022. Namun, 40 persen dari entitas yang hadir dalam pertemuan itu adalah perwakilan dari polisi atau militer. Sayangnya, lanjut Harry, tak ada kelanjutan dari tim mediator yang telah dibentuk pemerintah setempat.
"Terakhir, tim mediator yang dibentuk gubernur kemarin ini sudah nganggur sekarang karena enggak tahu mau ngapain juga," ungkapnya.
Diketahui, Koalisi Pemantau Pembangunan Infrastruktur Indonesia (KPPII) mengungkapkan adanya sejumlah keluhan dari masyarakat terdampak pembangunan proyek Mandalika. Peneliti KPPII Sayyidatihayaa Afra mengatakan bahwa para warga setempat mengeluhkan proses pembebasan tanah yang dilakukan secara paksa, tidak adil, dan tidak manusiawi. Untuk itu, masyarakat pun menuntut ganti rugi yang adil untuk tanah dan pemulihan mata pencariannya.
"Sebanyak 91 persen responden merasa bahwa kekhawatiran mereka terhadap dampak negatif proyek Mandalika tidak ditanggapi secara serius oleh ITDC (Indonesia Tourism Development Corporation) dan AIIB (Asian infrastructure Investment Bank)," ucap perempuan yang akrab disapa Haya itu.
Namun, keluhan masyarakat itu disebut tidak ditindaklanjuti AIIB selaku sumber pendanaan dan ITDC yang merupakan pengelola proyek pembangunan Mandalika. Haya mengungkapkan sebanyak 97 persen responden menyatakan tidak mengetahui dan memercayai mekanisme pengaduan kepada ITDC dan AIIB.
Angka itu didapat melalui jajak pendapat yang dilakukan KPPII terhadap 106 warga terdampak, terdiri dari 69 laki-laki dan 37 perempuan. Adapun metode penelitian yang dilakukan adalah wawancara secara langsung dan diskusi kelompok terfokus menggunakan Bahasa Sasak dan Bahasa Indonesia pada Desember 2022 hingga Januari 2023.
Haya mengatakan ketika masyarakat diberikan informasi mengenai mekanisme pengajuan keluhan kepada AIIB, tidak ada satu pun responden yang mempercayai proses itu untuk mengatasi keluhan mereka.
"Tidak adanya pelibatan yang bermakna terhadap masyarakat telah menyebabkan ketidakpercayaan yang parah terhadap ITDC dan AIIB," tandasnya.
Berita Terkait
-
Mandalika Berbenah Diri: Siap Gebrak MotoGP dengan Wajah Baru
-
Andi Gilang Comeback! Pembalap Indonesia Optimis Rebut Podium di ARRC 2025 Mandalika
-
Unik! Lomba 17-an di Sirkuit Mandalika, Meriah Diikuti Para Pembalap
-
Dari Patah Bahu ke Puncak Podium: Andi Gilang Menggila di Mandalika Racing Series
-
Rival Minggir Dulu! Pembalap Muda Indonesia Siap "Jajah" Sirkuit Mandalika
Terpopuler
- Kopi & Matcha: Gaya Hidup Modern dengan Sentuhan Promo Spesial
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
- Patrick Kluivert Senyum Nih, 3 Sosok Kuat Calon Menpora, Ada Bos Eks Klub Liga 1
Pilihan
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
-
Ratapan Nikita Mirzani Nginep di Hotel Prodeo: Implan Pecah Sampai Saraf Leher Geser
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
Terkini
-
Kembali Datangi DPR, ICW Kirim Surat Keberatan 'Tagih' Informasi Soal Pendapatan Anggota Dewan
-
KontraS Ajukan Tiga Tuntutan untuk Tim Investigasi Demo Ricuh Bentukan Prabowo
-
Dicecar KPK soal SK Korupsi Haji, Eks Sekjen Kemenag 'Lempar Bola' ke Dirjen PHU
-
Total 5 Korban Tewas, Balita Ikut jadi 'Tumbal' Terbakarnya Sumur Minyak Ilegal di Blora
-
Gibran Pakai Sarung Tangan Terbalik saat Hendak Panen Lobster Jadi Sorotan, TNI Turun Tangan
-
MAKI Ancam Praperadilankan KPK Jika Tak Segera Tetapkan Tersangka Korupsi Kuota Haji
-
MAKI Laporkan Eks Menag Gus Yaqut ke KPK Terkait Dugaan Korupsi Pengawasan Haji
-
Tragis! Slamet Rahardjo Tewas Tenggelam di Cilincing
-
THR Haram di Kemnaker? KPK Usut Dugaan Korupsi Sistematis Libatkan Puluhan Pegawai!
-
Kualat! Gasak Motor Emak-emak usai Bebas, 2 Residivis di Jakbar Dicokok Lagi Asyik Main Judol