Suara.com - I (54) ibu dari salah satu warga negara Indonesia (WNI) korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) yang disekap, disiksa hingga diperbudak di daerah konflik Myawaddy, Myanmar mengaku sempat berkomunikasi dengan anaknya lewat sambungan telepon. Ia menyebut anaknya saat itu menelepon dalam kondisi ketakutan.
"Seminggulah kita nggak bisa komunikasi lagi dengan korban, kemungkinan mereka disekap, udah disiksa, ada penyiksaan," kata I di Bareskrim Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (2/5/2023).
Menurut I, anaknya sempat menyampaikan bahwa perusahaan tempatnya bekerja sempat mengancam agar dirinya tidak memberikan informasi ke pihak manapun. Bahkan, perusahaan tersebut menyatakan tidak akan ada yang bisa menjemputnya, termasuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) sekalipun.
"Terakhir kita dapat konfirmasi dari anak-anak yang mana perusaan itu bilang tidak ada yang bisa jemput kalian disini bahkan Presiden Jokowi pun, itu statmen perusahan kemarin," bebernya.
Rata-rata Korban Berpendidikan Tinggi
Ketua Umum Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI), Hariyanto Suwarno sempat mengungkap bahwa korban sebagian besar memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi. Mereka bahkan memiliki keterampilan yang mumpuni dalam mengoperasikan teknologi.
"Secara pendidikan ini ada skill yang luar biasa. Kami katakan punya skill, mereka (korban) bisa mengoperasikan teknologi begitu masif," ujarnya.
Hariyanto membeberkan bahwa korban bisa terperangkap tipu daya pelaku karena proses perekrutan dilakukan di masa pandemi Covid-19 ketika mereka kesulitan mencari pekerjaan. Di sisi lain pelaku juga mengimingi dengan gaji yang besar.
"Jadi modus operandinya online scam ini terjadi itu pada situasi krisis 2020-2021 ketika dunia dilanda covid. Tahun 2021 ketika negara membuka kembali banyak lowongan ke sana," bebernya.
Korban Ratusan
I melaporkan kasus ini ke Bareskrim Polri pada Selasa (2/5/2023) kemarin. Laporan tersebut diterima dan teregistrasi dengan Nomor: LP/B/82/V/2023/SPKT/BARESKRIM POLRI.
I melaporkan kasus ini didampingi perwakilan dari Kementerian Luar Negeri (Kemlu) dan SBMI. Ia berharap anaknya dapat segera kembali ke tanah air serta pelaku perekrutnya diproses hukum.
Hariyanto menyampaikan ketegasan aparat penegak hukum terhadap pelaku yang khususnya berada di Indonesia diharapkan dapat memberikan efek jera.
"Karena ini kejahatan internasional yang kemudian harapan kami kepolisian juga bisa menindak dengan tegas dengan pidana perdagangan orang yang kemudian akan memberikan efek jera kedepannya agar tidak ada lagi korban-korban online scam yang terjadi di negara manapun," ujarnya.
Dalam perkara ini ada dua orang yang dilaporkan masing-masing berinisial P dan A. Keduanya merupakan WNI yang diduga memiliki hubungan dengan jaringan internasional terkait perdagangan orang modus penipuan online ini.
Berita Terkait
-
Jadwal Lanjutan Timnas Indonesia di Grup A SEA Games 2023 Lengkap, Siap Jajal Myanmar
-
Korban Perdagangan Orang di Myanmar Rata-rata Berpendidikan Tinggi, Para WNI Disebut Tergiur Gaji Besar
-
Tergiur Gaji Besar Padahal Dijadikan Budak, WNI Korban Perdagangan Orang di Myanmar Rata-rata Berpendidikan Tinggi
-
Irfan Jauhari Ketagihan Cetak Gol Untuk Timnas Indonesia U-22, Berharap Dimainkan Lagi oleh Indra Sjafri
-
Timnas Indonesia Siap Hajar Myanmar, Sudah Terbiasa Suhu Panas Kamboja
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 5 HP Murah RAM 8 GB Memori 256 GB untuk Mahasiswa, Cuma Rp1 Jutaan
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Sunscreen Terbaik Mengandung Kolagen untuk Usia 50 Tahun ke Atas
- 8 Lipstik yang Bikin Wajah Cerah untuk Ibu Rumah Tangga Produktif
Pilihan
-
PSSI Butuh Uang Rp 500 Miliar Tiap Tahun, Dari Mana Sumber Duitnya?
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
Terkini
-
Mendikdasmen Abdul Muti: Banyak Teman Bikin Anak Lebih Aman di Sekolah
-
Sempat Sembunyi di Bogor, Pelaku Penusukan di Pasar Gaplok Ditangkap Polisi
-
BNPB: Penanaman Vegetasi Jadi Benteng Pertama Hadapi Bencana Hidrometeorologi
-
GKR Hemas Soal Usulan Daerah Otonomi Baru: Tantangan Berat, Tak Mudah Lolos!
-
Sultan Najamudin Tegaskan DPD RI Bukan Oposisi: Siap Dukung Penuh Program Presiden
-
Akses Berobat Dipermudah: Pasien JKN Bisa Langsung ke RS Tanpa Rujukan Berlapis
-
Gubernur Bobby Nasution Dukung LASQI Kenalkan Islam ke Generasi Muda Lewat Seni
-
YLBHI Desak Komnas HAM Tak Takut Intervensi dalam Kasus Munir
-
Profil KH Anwar Iskandar: Ketua MUI 2025-2030, Ini Rekam Jejaknya
-
Gus Yahya Bantah Mundur dari PBNU, Sebut Syuriyah Tidak Punya Kewenangan