Suara.com - Rombongan pejabat ASEAN yang akan memberikan bantuan kemanusiaan di Myanmar diserang pada Senin (8/4/2023) lalu.
Hingga kini belum diketahui pasti siapa pihak yang ada di belakang insiden yang terjadi di Kotapraja Hsi Hseng di Negara Bagian Shan Barat tersebut.
Sejumlah negara di Asia Tenggara ikut mengecam peristiwa tersebut, di antaranya Indonesia dan Singapura. Presiden Jokowi menyebut tak akan menyurutkan tekad ASEAN untuk menyuarakan penghentian kekerasan di Myanmar.
Diketahui, sejak militer menggulingkan pemerintah terpilih pada 2021 lalu, Myanmar kerap kali terjebak dalam pusaran kekerasan dan kekacauan ekonomi.
Pihak militer Myanmar juga tak segan untuk mengambil tindakan tegas kepada pihak-pihak yang berbeda pendapat dan berseberangan.
Tindakan tegas tersebut juga termasukuntuk negara tetangga Myanmar di ASEAN yang mencoba untuk mengakhiri konflik dan membolehkan akses bantuan kemanusiaan.
Lantas seperti apa kronologi penyerangan terhadap konvoi ASEAN di Myanmar? Berikut ulasannya.
Penyerangan terhadap konvoi ASEAN terjadi pada Senin (8/4/2023) Idi bu Kota Negara Bagian Shan, Taunggyi dan Kotapraja Hsihseng di selatan.
Adapun Kotapraja berjarak sekitar 128 kilometer di sebelah timur laut ibu kota Myanmar Naypyitaw. Daerah itu dikenal sebagai bagian dari zona yang dikelola sendiri oleh etnis minoritas Pa-O.
Baca Juga: Indonesia dan Vietnam Sepakati Kerja Sama Pemanfaatan Ruang Digital untuk ASEAN
Menurut laporan yang beredar, sebelum penyerangan, konvoi ASEAN sedang dalam perjalanan menuju pertemuan dengan Tentara Pembebasan Nasional Pa-O (PNLA). Adapun PNLA merupakan organisasi etnis bersenjata dan berbasis di daerah tersebut.
Dsalam laporan televisi milik pemerintah disebutkan kalau serangan terhadap konvoi ASEAN dilakukan oleh kelompok ‘teroris’.
Dalam laporan itu tidak disebutkan dengan jelas, siapa atau kelompok mana yang disebut sebagai ‘teroris’ tersebut.
Namun, secara umum diketahui bahwa pemerintah militer Myanmar menggunakan istilah ‘teroris’ kepada siapa pun yang menentang pemerintahan militer.
Dalam laporan televisi Myanmar itu juga disebutkan bahwa kelompok ‘teroris’ yang menyerang konvoi ASEAN melepaskan tembakan dengan senjata ringan.
Sempat terjadi aksi tembak menembak, sebab tim keamanan yang mengawal konvoi tersebut membalas tembakan yang diarahkan kepada mereka.
Dalam peristiwa itu, satu kendaraan keamanan yang ikut dalam konvoi ASEAN itu diketahui rusak. Namun untungnya taka da satupun orang yang terluka dalam insiden itu.
Hal itu dibenarkan pemerintah Singapura. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Singapura menyebutkan kalau dua anggota staf kedutaan Singapura di Yangon yangikut bergabung dalam konvoi tersebut dinyatakan selamat dan telah kembali ke kota.
Dampak dari penyerangan terhadap konvoi ASEAN itu adalah semakin sulitnya kalangan pengungsi negara tersebut.
Sebab pemerintah sedang berusaha untuk memperbaiki hubungan dengan negara-negara tetangga untuk meredakan situasi.
Sementara itu, Juru Bicara Pemerintah Persatuan Nasional, Nay Phone Latt mengutuk serangan terhadap konvoi ASEAN tersebut.
Menurut dia, serangan itu dilakukan oleh kelompok yang tidak menginginkan adanya bantuan yang dibawa oleh ASEAN.
Kontributor : Damayanti Kahyangan
Berita Terkait
-
Indonesia dan Vietnam Sepakati Kerja Sama Pemanfaatan Ruang Digital untuk ASEAN
-
Jokowi Minta Anak Muda ASEAN Jadikan Wilayahnya Pusat Pertumbuhan
-
Jokowi Buka KTT Ke-42 ASEAN di Labuan Bajo
-
Laga Pamungkas Grup A Sea Games: Kamboja Terjepit, Myanmar di Atas Angin
-
Rumah Dua Tersangka Kasus TPPO 20 WNI di Bekasi Digeledah Polisi
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Wacana 'Go Public' PAM Jaya Bikin DPRD DKI Terbelah, Basri Baco: Ini Dinamika, Normal
-
Bukan Cuma Wacana, Ini Target Rinci Pemindahan ASN ke IKN yang Diteken Presiden Prabowo
-
Polandia Jadi Negara Eropa Kedua yang Kerja Sama dengan Indonesia Berantas Kejahatan Lintas Negara
-
Gerakan 'Setop Tot tot Wuk wuk' Sampai ke Istana, Mensesneg: Semau-maunya Itu
-
Koalisi Sipil Kritik Batalnya Pembentukan TGPF Kerusuhan Agustus: Negara Tak Dengarkan Suara Rakyat!
-
Menkeu Purbaya Bahas Status Menteri: Gengsi Gede Tapi Gaji Kecil
-
Semua Agama Dapat Porsi, Menag Nazaruddin Umar: Libur Nasional 2026 Sudah Adil
-
Presiden Prabowo 'Ketok Palu!' IKN Resmi Jadi Ibu Kota Politik 2028 Lewat Perpres Baru
-
Penggugat Ijazah Gibran Bantah Bagian dari Musuh Keluarga Jokowi: Saya Tidak Sedang Mencari Musuh!
-
Rekam Jejak Wahyudin Anggota DPRD Gorontalo, Narkoba hingga Video Rampok Uang Negara