Suara.com - Setelah publik sempat dihantui oleh teror peretas alias hacker beralias Bjorka, kini muncul sosok bernama LockBit yang mengaku telah meretas sejumlah 1,5 TB (terabyte) data milik Bank Syariah Indonesia (BSI).
Adapun sebelumnya para nasabah BSI sempat mengeluhkan galat dan tak bisa melakukan transaksi. Setelah ditelusuri, ransomware yang dikirimkan oleh LockBit menjadi biang kerok dari galat tersebut.
Mari berkenalan dengan sosok LockBit yang menjadi awal mula galat yang dialami para nasabah BSI.
Mengenal LockBit: Geng hacker gemar tanam ransomware
Berbeda dengan Bjorka, LockBit bukan merupakan perseorangan melainkan sebuah geng hacker yang telah beroperasi sejak 2019 silam.
Bak pepatah 'mati satu, tumbuh seribu', geng ini tetap aktif meski berkali-kali ditumpas. Kini, LockBit telah merintis beberapa perangkat pemeras alias ransomware hingga versi 3.0.
Geng ini gemar menebar ransomware ke korbannya yang notabene merupakan perusahaan dan perbankan besar seperti BSI. Mereka telah melancarkan serangan di berbagai negara seperti AS, Italia, dan Jerman. Uniknya, mereka menghindari negara-negara Eropa Timur.
Adapun ransomware yang mereka tanam adalah sebuah perangkat yang mencegah sebuah sistem milik perusahaan untuk berjalan dengan optimal. Mereka akan memeras para perusahaan untuk memberikan mereka uang tebusan dan sebagai gantinya mereka akan melepas ransomware tersebut dari sistem.
Tak main-main, LockBit akan menyebarluaskan data milik korbannya jika urung membayar uang tebusan, seperti yang terjadi pada data agen pajak Italia, L'Agenzia delle Entrate (AdE).
Baca Juga: Buntut BSI Eror Berhari-hari, DPR Minta Jajaran Direksi Dicopot
Selain ransomware, mereka juga melancarkan serangan DDoS untuk menghalau layanan sebuah perusahaan atau pihak tertentu dapat digunakan oleh para pelanggan atau pengguna.
Jadi sosok yang bertanggung jawab bikin nasabah BSI naik pitam
Menyinggung bahasan sebelumnya, LockBit menjadi biang kerok di balik galat BSI yang sempat membuat nasabah naik pitam gegara tak bisa melakukan transaksi.
Akun Twitter Fusion Intelligence Center (@DarkTracer) mengumumkan bahwa LockBit telah meretas masuk ke dalam sistem milik BSI dan mengaku mencuri data dalam jumlah yang besar yakni 1,5 TB.
Data tersebut terdiri atas 1,5 TB milik para nasabah dan pegawai yakni nomor telepon, alamat, nama, informasi dokumen, jumlah akun, nomor kartu, transaksi dan lebih banyak lagi.
"Kami juga ingin menginformasikan, telah meretas 1,5 terabite data pribadi," bunyi surat ancaman LockBit, kicauan @darktracer_int, Sabtu (13/5/2023).
Berita Terkait
-
Buntut BSI Eror Berhari-hari, DPR Minta Jajaran Direksi Dicopot
-
Layanan Perbankan BSI Terus Alami Gangguan, Nasabah Ramai-ramai Mau Pindah ke Bank Lain
-
Manajemen Bilang BSI Mobile Sudah Normal, Tapi Nasabah Masih Ngeluh Nggak Bisa
-
Sempat Menyerang Sistem BSI, Apa Itu Ransomware dan Bagaimana Mengatasinya?
-
Erick Thohir Akui Ada 'Serangan' ke BSI: Keamanan IT Bagian dari Transformasi BUMN
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
Terkini
-
Biar Talas dan Sagu Tak Dianggap Makanan Kelas Bawah, Mendagri Minta Daerah Gandeng Ahli Kuliner
-
Usut Kasus CSR, KPK Panggil Politikus Nasdem Rajiv
-
Johnson Panjaitan Wafat: Advokat HAM Pemberani, Mobil Ditembak, Kantor Digeruduk Nyali Tak Ciut
-
Pemerhati Dorong Penegakan Hukum Humanis Bagi Korban Narkoba: Harus Direhabilitasi, Bukan Dipenjara
-
Geger WNA Israel Punya KTP Cianjur, Bupati Tegaskan 100 Persen Palsu: NIK Tak Terbaca Sistem
-
Dua Tersangka Kasus Suap Bupati Kolaka Timur Dipindahkan ke Kendari, Sidang Siap Dimulai!
-
WNA Israel Punya KTP Cianjur Viral di Medsos, Kok Bisa Lolos? Ini Faktanya
-
Baru Bebas, Dua Residivis Curanmor Nyamar Jadi Driver Ojol dan Beraksi Lagi
-
Geger Ijazah Jokowi, Petinggi Relawan Andi Azwan: Yang Nuding Palsu Itu Teroris!
-
Pemprov DKI Tertibkan Pasar Barito, Pramono: Kami Sangat Humanis, Manusiawi Sekali