Suara.com - Politisi PDI Perjuangan atau PDIP Aria Bima meyakini, jika kader Nadhlatul Ulama (NU) masuk dalam representasi 10 bakal calon wakil presiden untuk Ganjar Pranowo yang berada di kantong Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Ini menebak ya, bukan data, sudah komit dengan NU, masa nggak ada kader NU yang menjadi bagian dari 10 nama. Saya yakin kok pasti ada," kata Aria di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (16/5/2023).
Aria mengatakan, selama ini PDIP menjadikan NU sebagai pola konfigurasi terutama dalam Pemilu.
"Kalau cara berpikirnya Ibu (Megawati) saja sudah melihat konfigurasi PDIP dengan kalangan Nahdliyin yang ada di mana-mana," tuturnya.
"Ada di birokrat, ada di NU sendiri, ada di PKB. NU kak kadernya ada di mana-mana. Tapi postur NU ini menjadi satu yang pattern dari pak Maruf Amin, dari Jusuf Kalla, dari Hasyim Muzadi," tuturnya.
Menurutnya, memang Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri memiliki kecenderungan untuk melihat pola kofirgurasi dengan NU. Namun, menurutnya, semua tetap melibatkan juga Muhammadiyah.
"Ada kecenderungan ibu itu melihat konfigurasi NU, dengan mengikutsertakan Muhammadiyah menjadi bagian komitmen itu ada satu yang lebih substansial, ideologis, untuk Indonesia ke depan," ujarnya.
Lebih lanjut, Aria menyebut, komposisi Ganjar berpasangan dengan tokoh atau kader NU merupakan pilihan yang tepat. Namun dengan tetap melibatkan Muhammadiyah sebagai bagian yang tak terpisahkan.
"Ganjar kalau berpasangan dengan komunitas Nadhliyin, itu bangsa menjadi lebih sejuk, dengan tetap melibatkan bahwa Muhammadiyah adalah satu hal yang bagian yang tak terpisahkan," pungkasnya.
Baca Juga: Daripada Maju Nyapres, Prabowo Disebut Lebih Layak Jadi Cawapres Ganjar
10 Nama Bisa Tambah
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengungkapkan ada 10 nama bakal calon wakil presiden (bacawapres) untuk Ganjar Pranowo. Kekinian jumlah itu belum mengerucut. Sementara, Ketua DPP PDIP Puan Maharani justru berujar ada potensi jumlah kandidat pendamping Ganjar akan bertambah.
"Masih 10, bahkan bisa nambah lagi," ujar Puan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (16/5/2023).
Menurut Puan tahapan pembahasan mengenai bacawapres masih jauh. Sekarang PDIP yang sudah membangun kerja sama politik dengan PPP, masih fokus terhadap Ganjar sebagai capres yang diusung.
"Masih lama, nanti dulu sekarang bacapresnya dulu. Karena kan setalah didaftarkan secara resmi baru jadi capres," kata Puan.
Puan mengatakan partainya masih melihat-lihat dulu bakal bacawapres yang ada. Belum ada rencana untuk mengumkam siapa pendamping Ganjar Pranowo dalam waktu dekat.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Purbaya Gregetan Soal Belanja Pemda, Ekonomi 2025 Bisa Rontok
-
Terjerat PKPU dan Terancam Bangkrut, Indofarma PHK Hampir Seluruh Karyawan, Sisa 3 Orang Saja!
-
Penculik Bilqis Sudah Jual 9 Bayi Lewat Media Sosial
-
Bank BJB Batalkan Pengangkatan Mardigu Wowiek dan Helmy Yahya Jadi Komisaris, Ada Apa?
-
Pemain Keturunan Jerman-Surabaya Kasih Isyarat Soal Peluang Bela Timnas Indonesia
Terkini
-
Polisi Sita Buku dan Dokumen dari Rumah Terduga Pelaku Peledakan SMA 72 Jakarta, Apa Relevansinya?
-
Dilimpahkan ke Kejari, Nadiem Makarim Ucapkan Salam Hormat kepada Guru di Hari Pahlawan
-
Soeharto Dapat Gelar Pahlawan, Ketua MPR Ingatkan Pencabutan TAP MPR Anti-KKN
-
Fokus Baru KPK di Proyek Whoosh: Bukan Pembangunan, Tapi Jual Beli Lahan yang Bermasalah!
-
Misteri Pelaku Bom SMAN 72: Kenapa Dipindah ke RS Polri dan Identitasnya Dirahasiakan?
-
Tangis Haru 32 Tahun: Kisah Marsinah, Buruh Pabrik yang Dibunuh, Kini Jadi Pahlawan Nasional
-
Terungkap! Sebelum Ledakan di SMAN 72, Pelaku Tinggalkan Pesan Misterius di Dinding Kelas
-
Ironi Pahlawan Nasional: Marsinah, Korban Orde Baru, Kini Bersanding dengan Soeharto
-
Apa Risiko Pemberian Gelar Pahlawan kepada Soeharto?
-
KPK Soal Kasus Whoosh: Ada yang Jual Tanah Negara ke Negara