Suara.com - Elektabilitas bakal calon presiden (capres) dari Koalisi Perubahan, Anies Baswedan terus menurun menurut berbagai hasil survei. Pendiri lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Saiful Mujani membeberkan salah satu penyebabnya, yakni tidak adanya kesamaan ideologi antara Anies dengan pemilih.
Dalam survei yang pernah dilakukan SMRC pada tahun lalu, responden cenderung merasa berideologi Pancasila ketimbang agama. Adapun skor rata-rata untuk pemilih yang mengaku berideologi Pancasila itu 4,75.
Kemudian, pemilih dimintai pandangannya mengenai posisi ideologi Anies. Hasil skornya itu rata-rata 5,41 yang artinya pemilih menilai kalau Anies lebih condong lebih berideologi ke agama Islam.
Sementara, pemilih menilai Ganjar cenderung ke ideologi Pancasila. Skor persepsi pemilih terhadap ideologi capres PDIP itu ialah 4,7.
Kondisi yang sama juga terjadi ketika pemilih ditanya soal persepsi ideologi Prabowo. Rata-rata skornya adalah 4,61.
"Prabowo 4,61 lebih ke dalam lebih ke Pancasilanya lebih kental dari Ganjar," kata Saiful Mujani dalam paparannya yang diunggah YouTube SMRC TV pada Kamis (8/6/2023).
Baik Ganjar maupun Prabowo dianggap memiliki ideologi yang sama dengan pemilih. Sementara Anies dianggapnya tidak berideologi sama dengan pemilih.
Karena itu juga bisa menjadi salah satu faktor penyebab mengapa elektabilitas Anies terus menurun.
"Jadi Anies ini dinilai oleh pemilih kita ini lebih Islam sementara pemilih kurang, lebih ke Pancasila," terangnya.
Baca Juga: PDIP Tegaskan Proposal Perdamaian Prabowo bukan Perintah Jokowi
Oleh sebab itu, Saiful Mujani menilai kalau bukan hal mudah bagi Anies untuk mengurus elektabilitas. Apalagi ia menyebut kalau urusan ideologi itu bersifat jangka panjang.
Persoalan itu bisa dikecualikan semisal Anies bisa meyakinkan pemilih kalau dia juga kuat berideologi Pancasila.
"Tidak mudah bagi Anies secara elektoral ini dalam jangka panjang kecuali Anda bisa meyakinkan bahwa saya sama dengan kamu soal ideologi," tuturnya.
Berita Terkait
-
Usulan Damai Probowo Subianto Ditolak Ukraina, Teddy Gusnaidi: Bukan Aib Negara
-
Terkait Surat Terbuka Denny Indrayana Minta Presiden Jokowi Dilengserkan, PKN: Hanya Plintat-plintut untuk Bikin Keruh
-
Jokowi Mesra Dengan Prabowo di Malaysia, Proposal Rusia Ukraina Tak Dimasalahkan?
-
Disindir Bawa-Bawa Nama Jokowi Tentukan Pilihan Pendamping Prabowo Subianto, Gerindra: Beliau Bersahabat, Wajar
-
Soal Penjegalan Anies Baswedan, Hasto PDIP: Pemimpin Berprestasi Hadapi Ujian, Bukan Pencitraan Seolah Lawan Ganjal-ganjalan
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Terbongkar! Bisnis Pakaian Bekas Ilegal Rp669 M di Bali Libatkan Warga Korsel, Ada Bakteri Bahaya
-
Mendagri Tegaskan Peran Komite Eksekutif Otsus Papua: Sinkronisasi Program Pusat dan Daerah
-
Prabowo ke Menteri: Tenang Saja Kalau Dimaki Rakyat, Itu Risiko Pohon Tinggi Kena Angin
-
Bahlil Lapor ke Prabowo Soal Energi Pasca-Bencana: Insyaallah Aman Bapak
-
Manuver Kapolri, Aturan Jabatan Sipil Polisi akan Dimasukkan ke Revisi UU Polri
-
KPK Geledah Rumah Plt Gubernur Riau, Uang Tunai dan Dolar Disita
-
Bersama Kemendes, BNPT Sebut Pencegahan Terorisme Tidak Bisa Dilaksanakan Melalui Aktor Tunggal
-
Bareskrim Bongkar Kasus Impor Ilegal Pakaian Bekas, Total Transaksi Tembus Rp668 Miliar
-
Kasus DJKA: KPK Tahan PPK BTP Medan Muhammad Chusnul, Diduga Terima Duit Rp12 Miliar
-
Pemerintah Aceh Kirim Surat ke PBB Minta Bantuan, Begini Respons Mendagri