“Kami harap Mary Jane bisa segera pulang agar bisa mengurus anak-anaknya. Saya dan suami saya sudah sakit-sakitan seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung. Saya khawatir saat saya dan suami saya meninggal dunia, tidak ada yang mengurus cucu-cucu saya,” ucap Celia.
Kehadiran keluarga Mary Jane bukan sekadar untuk melepas rindu. Tetapi juga memperjuangkan kebebasannya karena dia menjadi korban perdagangan manusia. Hingga saat ini, peradilan kasus perdagangan manusia yang menjadikan Maria Cristina sebagai terdakwa masih berlangsung di Filipina. Namun, Mary Jane yang menjadi saksi kunci dalam perkara tersebut belum bisa memberikan keterangan di muka pengadilan.
Padahal, jika terbukti Mary Jane sebagai korban perdagangan manusia, dia terbebas dari jeratan hukuman mati. Keluarga Mary Jane berharap Presiden Joko Widodo memberikan grasi atau setidaknya memberikan kesempatan kepada Mary Jane untuk menyampaikan kesaksiannya dalam pengadilan di Filipina.
Cinta di Balik Jeruji
Mark Daniel menuturkan bahwa Ibunya hidup dengan baik di balik jeruji. Mary Jane diketahui pandai memainkan piano dan gitar. Selain itu, Mary Jane juga kerap menghabiskan waktunya dengan membatik dan merajut. Pada kunjungannya kali ini, Daniel berkesempatan untuk melihat karya-karya yang dibuat sang Ibu.
“Semua orang baik padanya di penjara, bahkan para polisi. Mereka semua peduli dan sayang padanya. Kalau ada pengunjung lain yang datang ke Lapas, dia diminta untuk menghibur mereka dengan menari,” kata Daniel.
Menurut dia, kisah Mary Jane sebagai korban tindak pidana perdagangan orang atau TPPO yang harus mendekam di penjara menjadi inspirasi untuk perempuan lain yang menjadi terpidana di Lapas. Sehingga, Mary Jane dianggap menyenangkan oleh teman-temannya di penjara.
Ketika harus hidup terpisah jauh dari anak-anaknya, lanjut Daniel, Mary Jane kerap menghubunginya melalui sambungan telepon dengan aplikasi WhatsApp. Namun, komunikasi mereka terbatas karena Mary Jane hanya diperbolehkan menghubungi keluarganya selama lima menit.
Mark Daniel mengaku kerap mendapatkan pesan dari Ibunya untuk sekolah dengan baik, menjaga adiknya, mengonsumsi makanan sehat dan jangan mengkhawatirkannya. Sebab, Mary Jane sering menyampaikan bahwa kehidupannya di penjara cukup baik dengan orang-orang yang peduli padanya.
Baca Juga: Skandal Penjualan Manusia: Biduan Ponorogo Terlibat dalam Modus Pengiriman TKI ke Australia
Bukan hanya untuk kedua putranya, Mary Jane juga sering mengingatkan kedua orang tuanya untuk menjaga kesehatan. Menurut Caesar, Mary Jane beberapa kali meyakinkannya bahwa putrinya itu akan segera bebas dan kembali ke Filipina setelah terbukti dirinya hanya korban TPPO.
Selama 13 tahun berada di lapas, Mary Jane kini sudah bisa berbahasa Indonesia dengan baik. Bahkan, dia gemar membatik yang bisa dijual. Hasil penjualan batik itu dia tujukan untuk membantu keluarganya di Filipina. Namun, Daniel mengaku menolak uang pemberian Ibunya.
“Ketika dia bilang mau kasih uang, katanya itu uang tabungannya yang enggak dia pakai dari hasil membuat batik. Tapi saya tegaskan ke dia bahwa uang itu untuk keperluannya saja, tak usah diberikan kepada kami,” ujar Daniel.
Chairperson Migrante International, Joanna Concepcion menjelaskan bahwa uang hasil penjualan batik yang dibuat Mary Jane tidak banyak. Selain itu, uang yang dihasilkan juga tidak seluruhnya diberikan kepada Mary Jane tetapi juga menjadi pendapatan Lapas.
“Sekadar informasi, ketika orang membeli batik dari Mary Jane di Lapas, dia sebenarnya hanya dapat sedikit uang dan sisanya untuk Lapas,” ungkap Joanna.
Melawan Perdagangan Manusia
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Gempa Magnitudo 6,5 Leeward Island, BMKG: Tidak Ada Potensi Tsunami di Indonesia
-
Kewenangannya Dicabut, Karen Agustiawan Klaim Tak Tahu Soal Penyewaan Tangki BBM Anak Riza Chalid
-
Babak Baru Skandal Whoosh: Pakar Hukum Desak KPK 'Seret' Jokowi ke Meja Pemeriksaan
-
Karen Agustiawan Ungkap Fakta TBBM Merak: Kunci Ketahanan Energi Nasional atau Ladang Korupsi?
-
Blok M Bangkit Lagi! Gubernur DKI Janjikan Sistem Parkir Satu Pintu, Minta Warga Naik Transum
-
KCIC Siap Bekerja Sama dengan KPK soal Dugaan Mark Up Anggaran Proyek Kereta Cepat Whoosh
-
Mendagri Tito Karnavian Buka-bukaan, Ini Biang Kerok Ekonomi 2 Daerah Amblas!
-
Sidang Kasus Korupsi Pertamina, Karen Agustiawan Ungkap Tekanan 2 Pejabat Soal Tangki Merak
-
Ultimatum Gubernur Pramono: Bongkar Tiang Monorel Mangkrak atau Pemprov DKI Turun Tangan!
-
Drama Grup WA 'Mas Menteri': Najelaa Shihab dan Kubu Nadiem Kompak Bantah, tapi Temuan Jaksa Beda