Suara.com - Pernyataan politikus senior PDIP Panda Nababan yang menyebut Wali Kota Solo Gibran Rakabuming sebagai anak ingusan sehingga belum pantas maju Pilpres 2024 berbuntut panjang. Panda mendapat kecaman dari berbagai pihak terkait pernyataannya soal putra sulung Presiden Jokowi itu.
Padahal Gibran sendiri mengaku santai dengan pernyataan senior partainya itu dengan mengucapkan terima kasih dan menganggap sebagai masukan. Simak penjelasan tentang 'bola liar' Panda Nababan remehkan Gibran berikut ini.
1. PSI Kritik Tak Etis
Pernyataan Panda Nababan yang menyebut Gibran sebagai anak ingusan itu mendapat tanggapan dari sejumlah pihak. Salah satunya Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang memberikan pembelaan dengan mengklaim Solo berkembang dengan baik di tangan Gibran.
"Mas Gibran sudah membuktikan dia mampu menjadi wali kota. Ditangannya Solo berkembang jadi kota kreatif dan ekonominya tumbuh," ungkap Ketua DPP PSI, Ariyo Bimmo pada Rabu (28/6/2023).
Ariyo mengatakan apa yang dilakukan Gibran di Solo seperti elevated rel, revitalisasi Solo Technopark Park, Taman Balekambang dan IKM Mebel Gilingan merupakan hal luar biasa.
"Mungkin jauh melebihi prestasi politisi-politisi senior lainnya," ucapnya.
Selain itu Ariyo merasa politisi-politisi senior Indonesia harusnya malah malu kepada politisi muda seperti Gibran yang disebut anak ingusan. Menurut PSI, pernyataan Panda itu tidak etis.
"Tidak pantas politisi senior menyebut Gibran anak ingusan. Kalau PDIP tidak menghargai anak muda berprestasi seperti Gibran, PSI siap menerima Gibran," pungkas Ariyo.
Baca Juga: Gibran vs Panda: Dari Anak Ingusan hingga Singgung Dinasti Politik Jokowi
2. Gerindra Ingatkan Jangan Asal Bicara
Ketua DPD Partai Gerindra Kota Solo, Ardianto Kuswinarno ikut memberi tanggapan soal pernyataan Panda yang terkesan meremehkan Gibran. Dia menilai pernyataan politisi senior itu tidak pas.
"Ya kalau itu men-judge, tidak pas, harusnya dia yang sudah senior, Pak Nababan melihat dulu sebelum bicara," kata Ardianto pada Kamis (29/6/2023).
Menurut Ardianto, Panda selayaknya melihat atau berkunjung ke Solo dulu baru berkomentar tentang kepemimpinan Gibran. Dia pun menyarankan Panda sebaiknya memberi ruang kepada anak muda untuk bisa tampil di level nasional, bukan malah menyebut Gibran masih terlalu muda untuk ikut kompetisi kepala negara.
"Ke Solo, dolan dulu ke Solo, melihat. Oh iya Solo dipegang anak muda hebat. Solo dulu sempat tidur ekonominya sekarang sudah bangkit," katanya.
"Seharusnya selaku orang politik memberi ruang untuk anak muda berkreatif, memberi tempat untuk menunjukkan anak muda juga bisa berperan untuk negara. Jangan di-judge seperti 'anak ingusan'. Nyatanya sekarang Solo sudah berubah 90 derajat," sambungnya.
Berita Terkait
-
Disebut Anak Ingusan Oleh Politisi Senior PDI Perjuangan, Gibran Beri Jawaban Berkelas
-
Jan Ethes Hibahkan Kura-kura Lucu untuk Koleksi Satwa Solo Safari
-
Disebut Anak Ingusan oleh Sesepuh PDI Perjuangan, Gibran: Saya Ngga Tersinggung
-
Gibran vs Panda: Dari Anak Ingusan hingga Singgung Dinasti Politik Jokowi
-
Profil Panda Nababan: Politikus Senior PDIP Sebut Gibran Anak Ingusan, Pernah Terjerat Kasus Suap
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
Terkini
-
OTT KPK di Riau! Gubernur dan Kepala Dinas Ditangkap, Siapa Saja Tersangkanya?
-
KPK Sebut OTT di Riau Terkait dengan Korupsi Anggaran Dinas PUPR
-
Polisi Berhasil Tangkap Sindikat Penambangan Ilegal di Taman Nasional Gunung Merapi
-
600 Ribu Penerima Bansos Dipakai Judi Online! Yusril Ungkap Fakta Mencengangkan
-
Pemerintah Segera Putihkan Tunggakan Iuran BPJS Kesehatan, Catat Waktunya!
-
Pengemudi Ojol Jadi Buron Usai Penumpangnya Tewas, Asosiasi Desak Pelaku Serahkan Diri
-
Sempat Kabur Saat Kena OTT, Gubernur Riau Ditangkap KPK di Kafe
-
Targetkan 400 Juta Penumpang Tahun 2025, Dirut Transjakarta: Bismillah Doain
-
Sejarah Terukir di Samarkand: Bahasa Indonesia Disahkan sebagai Bahasa Resmi UNESCO
-
Tolak Gelar Pahlawan Soeharto, Koalisi Sipil Ungkap 9 Dosa Pelanggaran HAM Berat Orde Baru