Suara.com - Kekerasan terhadap jurnalis kembali terjadi. Kali ini peristiwa itu terjadi di acara diskusi yang digelar oleh Generasi Muda Partai Golkar (GMPG).
Diskusi yang mengangkat tema "Selamatkan Partai Golkar Menuju Kemenangan Pileg 2024" itu diadakan di Restoran Pulau Dua, Senayan, Jakarta pada Rabu (26/7/2023).
Ketika akan dimulai, sekelompok orang tiba-tiba datang ke lokasi dan meminta acara dihentikan. Sejumlah awak media yang meliput juga menjadi sasaran kemarahan.
Seorang jurnalis TV mengalami pemukulan. Ditambah jurnalis lainnya ponselnya dirampas dan dilempar oleh salah satu orang.
Seperti apa kronologi peristiwa itu? Berikut ulasannya.
Penggrudukan diskusi tersebut terjadi sekitar pukul 14.10 WIB, ketika acara akan dimulai. Ketika itu awak media masih berkumpul di sebuah ruangan.
Namun tiba-tiba terdengar kericuhan di luar ruangan, sehingga para awak media berinisiatif untuk bergegas ke sana.
Di luar terlihat sekelompok orang tidak beratribut mengaku sebagai kader Partai Golkar. Mereka meminta depan paksa agar panitia membubarkan acara diskusi itu.
Perdebatan antara penyelenggara dan massa yang tak dikenal itu tak terhindarkan. Adu mulut di antara mereka terjadi di lokasi. Salah satu panitia acara bahkan menanyakan Kartu Tanda Anggota atau KTA Partai Golkar pada massa.
Baca Juga: PDIP Benarkan Puan Maharani Bakal Temui Airlangga Hari Ini
Awak media jadi sasaran amuk massa
Awak media lalu mencoba mengabadikan momen tersebut dengan mengambil gambarnya. Namun ternyata hal itu malah menyulut emosi massa tak dikenal itu.
Seorang juru kamera dari Kompas TV terkena pukul saat merekam momen cekcok itu. Salah satu jurnalis CNNIndonesia TV juga mencoba merekam kericuhan menggunakan telepon selularnya.
Alhasil, ponsel jurnalis tersebut dirampas dan dilempar oleh salah satu orang dari massa tak dikenal itu. Kericuhan sempat mereda sekitar 15 menit.
Namun setelah itu cekcok antara massa tak dikenal dan panitia kembali terulang. Mereka memaksa untuk masuk ke ruang diskusi. Tak hanya itu, massa juga memaksa awak media untuk meninggalkan ruang diskusi dengan cara melempari kursi.
Salah satu jurnalis dari Kompas.com menjadi korban pelemparan kursi tersebut, sehingga awal media lainnya lari untuk menyelamatkan diri. Selang 10 menit kemudian, barulah datang aparat kepolisian dan membubarkan massa.
Berita Terkait
-
PDIP Benarkan Puan Maharani Bakal Temui Airlangga Hari Ini
-
Kecam Kekerasan pada Awak Media, Sekjen Golkar Tegaskan GMPG Bukan Bagian Partai Golkar
-
Jokowi Komentari Isu Munaslub Golkar, Nama Luhut hingga Bamsoet Disebut
-
Ada Upaya Kudeta Airlangga Hartarto, Golkar Sulsel: Tidak Mungkin
-
Luhut dan Bahlil Tertarik Gantikan Airlangga, Jokowi Soal Isu Munaslub Golkar: Tak Ada Hubungannya dengan Pemerintah
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Kompak Naik!
-
IHSG Berpeluang Menguat Hari Ini, Harga Saham INET dan BUVA Kembali Naik?
-
Zahaby Gholy Starter! Ini Susunan Pemain Timnas Indonesia U-17 vs Honduras
-
Tinggal Klik! Ini Link Live Streaming Timnas Indonesia U-17 vs Honduras
-
Siapa Justen Kranthove? Eks Leicester City Keturunan Indonesia Rekan Marselino Ferdinan
Terkini
-
Eks Direktur Bongkar Rahasia Terminal BBM Merak: Kenapa Harus Sewa Padahal Bisa Hemat Biaya Impor?
-
Viral! Detik-Detik Bentrok Ormas BPPKB Banten vs Debt Collector di Cengkareng, Bawa Bambu dan Batu
-
Ajukan PK Kasus Korupsi Asabri, Eks Dirut Adam Damiri Merasa Putusan Hakim Tidak Adil
-
Polisi Ringkus Penembak Pengacara di Tanah Abang, Pistol Didapat dari Timor Leste
-
Anomali Gizi Proyek PMT: KPK Butuh Sampel Biskuit untuk Jerat Koruptor Alkes Ibu Hamil
-
Jejak Riza Chalid Masih Gelap, Kejagung Perdalam Kasus Korupsi Pertamina Lewat Direktur Antam
-
LRT Jakarta Bakal Diperluas ke JIS dan PIK2, DPRD DKI Ingatkan Soal Akses Harian Warga
-
Cuma di Indonesia Diktator Seperti Soeharto Jadi Pahlawan, Akademisi: Penghinaan terhadap Akal Sehat
-
Pramono Anung Usul Revitalisasi Kota Tua dan Pembangunan RS Internasional Sumber Waras Masuk PSN
-
Buntut Rumah Hakim Dibakar, Jaksa KPK di Medan Kini Dikawal Ketat Selama Sidang Korupsi PUPR Sumut