Suara.com - Mantan Direktur Utama PT Garuda Indonesia, Emirsyah Satar didakwa telah merugikan keuangan negara mencapai Rp 9,37 triliun. Ia terjerat kasus dugaan korupsi pengadaan pesawat CRJ-1000 dan ATR 72-600.
Emirsyah Satar diduga telah melakukan tindak pidana bersama Agus Wahyudo selaku mantan Executive Project Manager Aircraft Delivery PT GA, dan Hadinoto Soedigono selaku eks Direktur Teknik dan Pengelolaan Armada PT Garuda Indonesia periode 2007-2012.
Tindak pidana yang dilakukan secara bersama-sama itu turut menguntungkan beberapa korporasi. Di antaranya Bombardier, ATR, EDC/Alberta sas, dan Nordic Aviation Capital Pte, Ltd (NAC). Adapun total kerugian senilai US$609 juta, atau jika dirupiahkan menjadi Rp 9,37 triliun dengan kurs rupiah.
Dalam dakwaannya, Satar disebut sudah membocorkan rahasia perusahaan tentang perencanaan pengadaan armada PT Garuda Indonesia (GA) kepada Soetikno, selaku perantara ke perusahaan yang diuntungkan.
Lantas, seperti apakah biodata dan profil Emirsyah Satar yang rugikan negara Rp 9,3 triliun?
Biodata dan Profil Emirsyah Satar
Emirsyah Satar merupakan pria berdarah Minangkabau yang lahir di Jakarta, 28 Juni 1959. Kedua orangtuanya berasal dari Minang asli. Ayahnya berasal dari Sulit Air, Solok, sedangkan sang ibu dari Bukittinggi.
Kendati demikian, Emirsyah kecil kerap berpindah-pindah tempat karena pekerjaan sang ayah sebagai seorang diplomat.
Emirsyah Satar kemudian bergabung dengan perusahaan akuntansi di Pricewaterhousecoopers sebagai auditor. Kala itu, ia bekerja sembari menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Ekonomi Universitas di Indonesia tahun 1983.
Baca Juga: Tilap Duit Perjalanan Dinas Rp550 Juta, NAR Pegawai KPK Resmi Dipecat!
Setelah lulus kuliah pada 1985, Emirsyah Satar kemudian bekerja sebagai seorang Assistant of Vice President of Corporate Banking Group Citibank. Perjalanannya di dunia keuangan pun semakin melejit.
Setelah ia malang melintang di perusahaan multinasional tahun 1998, Emirsyah Satar dipercaya menduduki posisi sebagai EVP Finance (CFO) Garuda Indonesia sampai tahun 2003.
Sosoknya juga sempat berpaling kembali ke dunia perbankan dengan menjabat sebagai Wakil Direktur PT Danamon Indonesia.
Namun pada tahun 2005, ia diajak rekannya dari Garuda Indonesia yang juga merupakan satu almamater dengannya, untuk mengisi bagian Direktur Utama Garuda Indonesia.
Satar akhirnya mengisi posisi Direktur Utama termuda di seluruh Asia Pasifik. Pada saat itu, usianya masih 46 tahun. Di tangan Satar, Garuda Indonesia berhasil meraih rating 5 bintang.
Pada tahun 2014, Satar resmi mengundurkan diri dari PT Garuda Indonesia. Padahal saat itu masa jabatannya masih tersisa beberapa bulan lagi.
Berita Terkait
-
Tilap Duit Perjalanan Dinas Rp550 Juta, NAR Pegawai KPK Resmi Dipecat!
-
KPK Tetapkan Lukas Enembe Tersangka Kasus Pencucian Uang
-
Kapolri Lepas 140 Personel Satgas FPU 5 Minusca Ke Afrika Tengah
-
Disetujui Johnny Plate saat jadi Menkominfo, Sespri Akui soal Penerimaan Uang Rp500 Juta Sebanyak 20 Kali
-
KPK Periksa Mantan Dirut Pertamina Karen Agustiawan Terkait Kasus Korupsi LNG
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu