Suara.com - Sosok mendiang Rachmawati Soekarnoputri, puteri ketiga Presiden pertama Indonesia, Soekarno pernah meramaikan dunia politik di Indonesia.
Sama seperti saudara-saudaranya seperti Sukmawati Soakernoputri, Megawati Soekarnoputri dan Guruh Soekarnoputra, Rachmawati juga ikut menjajal politik.
Seperti apa rekam jejak politik Rachmawati Soekarnoputri? Berikut ulasannya.
Dalam dunia politik, Rachmawati kerap berganti-ganti partai. Pada 2002 hingga 2012, ia merupakan salah satu petinggi Partai Pelopor.
Ia sempat juga bergabung dengan Partai Nasional Demokrat atau NasDem besutan Surya Paloh pada 2012 hingga 2015.
Dan pada 2015 hingga akhir hayatnya pada 2021, Rachmawati bergabung dengan Partai gerakan Indonesia Raya (Gerindra).
Berseberangan dengan Megawati
Meski sama-sama memiliki trah Soekarno, Rachmawati dan Megawati Soekarnoputri memiliki perbedaan sikap politik.
Perbedaan sikap politik itu bermula ketika Megawati memutuskan bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) pada masa orde baru lalu.
Baca Juga: Rakerda PDIP Gorontalo, Megawati Minta Kader Banteng Turun Door to Door Menangkan Ganjar
Ketika itu, Rachmawati khawatir diajaknya trah Soekarno ke gelanggang politik adalah skenario LB Moerdani, orang terdekat Soeharto, untuk melemahkan kekuatan Islam.
Ia sempat mengatakan hal itu pada Megawati, namun kakaknya itu tak merespons dan hanya diam seribu bahasa.
Rachmawati mendukung GusDur
Perbedaan sikap politik antara Rachmawati dan Megawati juga terlihat ketika Abdurrahman Wahid lengser dari jabatannya sebagai presiden dan digantikan oleh Megawati pada 2001.
Ketika itu, Rachma mengambil sikap politik untuk mendukung Gusdur, ketimbang kakaknya sendiri yang tengah naik ke kursi presiden.
Rachma cukup keras menentang Megawati sampai dalam satu kesempatan, ia menyebut Megawati pernah melakukan makar terhadap Gusdur.
Berita Terkait
-
Rakerda PDIP Gorontalo, Megawati Minta Kader Banteng Turun Door to Door Menangkan Ganjar
-
Ketum Parpol Koalisi Bakal Putuskan Cawapres yang Terbaik, PPP Masih Berharap Sandiaga Jadi Pilihan Megawati
-
Sekjen PDIP Hasto Ketemu Peneliti IPB, Sampaikan Keinginan Megawati Soal Ini
-
Elite Koalisi Prabowo Tanya ke Megawati: Apakah PDIP Mau jika Mas Ganjar Jadi Cawapres?
-
Soal Peluang Ganjar Berduet dengan Prabowo di 2024, Analis Pastikan Sulit Terwujud karena Rebutan Capres
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Terbongkar! Bisnis Pakaian Bekas Ilegal Rp669 M di Bali Libatkan Warga Korsel, Ada Bakteri Bahaya
-
Mendagri Tegaskan Peran Komite Eksekutif Otsus Papua: Sinkronisasi Program Pusat dan Daerah
-
Prabowo ke Menteri: Tenang Saja Kalau Dimaki Rakyat, Itu Risiko Pohon Tinggi Kena Angin
-
Bahlil Lapor ke Prabowo Soal Energi Pasca-Bencana: Insyaallah Aman Bapak
-
Manuver Kapolri, Aturan Jabatan Sipil Polisi akan Dimasukkan ke Revisi UU Polri
-
KPK Geledah Rumah Plt Gubernur Riau, Uang Tunai dan Dolar Disita
-
Bersama Kemendes, BNPT Sebut Pencegahan Terorisme Tidak Bisa Dilaksanakan Melalui Aktor Tunggal
-
Bareskrim Bongkar Kasus Impor Ilegal Pakaian Bekas, Total Transaksi Tembus Rp668 Miliar
-
Kasus DJKA: KPK Tahan PPK BTP Medan Muhammad Chusnul, Diduga Terima Duit Rp12 Miliar
-
Pemerintah Aceh Kirim Surat ke PBB Minta Bantuan, Begini Respons Mendagri