Suara.com - Israel tampaknya masih mempertahankan narasinya sebagai pihak korban dan hanya membalas organisasi militan Hamas. Padahal saat ini banyak pihak yang mengecam Israel, terutama karena jumlah anak-anak yang menjadi korban jiwa terus meningkat.
Hal inilah yang disoroti oleh jurnalis Mehdi Hasan saat mewawancarai Mark Regev, seperti dilihat di kanal YouTube MSNBC. Regev sendiri kini menjabat sebagai penasihat untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Dalam pernyataannya, Regev awalnya menegaskan Israel melakukan semua ini demi membebaskan warga Palestina dari cengkeraman rezim Hamas yang otoriter.
“(Tapi) lebih dari 11.000 orang dilaporkan meninggalkan dunia dan 4.000 di antaranya adalah anak-anak,” ucap Hasan, seperti dikutip pada Jumat (17/11/2023), yang kemudian disanggah oleh Regev.
“Angka itu bersumber dari Hamas dan tidak ada verifikasi independen. Yang kedua, Anda tidak bisa membedakan mana teroris Hamas, pejuang, dan berapa di antara mereka yang warga sipil. Hamas ingin Anda percaya bahwa mereka semua korban sipil, atau mereka semua anak-anak,” balas Regev.
Keduanya kemudian terlihat saling berbalas argumentasi hingga Hasan mencoba mendapatkan jawaban yang lebih tegas dari Regev, yakni apakah Israel mengakui bahwa agresi militer mereka juga menyebabkan banyak anak meninggal dunia.
“Saya melihat sendiri, banyak anak yang ditarik dari reruntuhan,” kata Hasan.
“Karena Hamas memang mau Anda melihat itu, itu poinnya!” sahut Regev.
“Tapi mereka meninggal, Mark. Mereka juga korban pembunuhan oleh pemerintahanmu. Anda menerima itu kan? Bahwa Anda sudah membunuh anak-anak? Atau Anda juga menyanggahnya?”
Baca Juga: Profil Osama bin Laden: Suratnya untuk AS Kembali Viral, Bawa-bawa Israel
“Tidak, saya tidak menerimanya. Pertama-tama, kita kan tidak tahu persis apa penyebab mereka meninggal dunia, maksudnya anak-anak itu.”
Hasan sendiri tampak sedikit terperangah dengan jawaban Regev yang seolah berusaha menyangkal bahwa agresi militer Israel adalah penyebab banyaknya warga sipil, termasuk ribuan anak, menjadi korban.
Berita Terkait
-
Profil Osama bin Laden: Suratnya untuk AS Kembali Viral, Bawa-bawa Israel
-
Dikepung Tank Israel, Warga Gaza Bongkar Paving Block Parkiran RS Al Shifa untuk Kuburan Massal
-
Keuangan Israel Tekor Imbas Perang, Utang dan Defisit Anggaran Meningkat
-
Zionis Kena Jebakan Hamas, Dokter Al Shifa: Dengar Suara Takbir Pejuang Diiringi Rintihan Tentara Israel
-
4 Klaim dan Kejanggalan IDF Usai Gempur RS Al Shifa, Operasi Tepat Sasaran atau Rekayasa TKP?
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
Terkini
-
Pesan Seskab Teddy: Kalau Niat Bantu Harus Ikhlas, Jangan Menggiring Seolah Pemerintah Tidak Kerja
-
OTT Bupati Bekasi, PDIP Sebut Tanggung Jawab Pribadi: Partai Tak Pernah Ajarkan Kadernya Korupsi
-
Jawab Desakan Status Bencana Nasional, Seskab Teddy: Pemerintah All Out Tangani Bencana Sumatra
-
Pramono Anung: UMP Jakarta 2026 Sedang Dibahas di Luar Balai Kota
-
Bantah Tudingan Pemerintah Lambat, Seskab Teddy: Kami Sudah Bergerak di Detik Pertama Tanpa Kamera
-
Jelang Mudik Nataru, Pelabuhan Bakauheni Mulai Dipadati Pemudik
-
Bupati Bekasi Diciduk KPK, Pesta Suap Proyek Terbongkar di Pengujung Tahun?
-
KPK Ungkap Ada Pihak yang Berupaya Melarikan Diri pada OTT di Kalsel
-
Mengapa Cara Prabowo Tangani Bencana Begitu Beda dengan Zaman SBY? Ini Perbandingannya
-
Anak SD Diduga Bunuh Ibu di Medan: Kejanggalan Kasus dan Mengapa Polisi Sangat Berhati-hati