Suara.com - Puluhan ribu warga Rohingya pindah dari kamp pengungsi terbesar di dunia akibat angin topan dahsyat menghantam dan melintasi pantai Bangladesh pada Jumat (17/11/2023) malam. Angin topan menghantam pulau-pulau terpencil di kawasan pengungsian.
Topan Midhili melanda Pulau Bhasan Char yang berjarak 50 kilometer dari pesisir barat daya Bangladesh. Di lokasi tersebut, terdapat sekitar 33 ribu Rohingya dipaksa pindah dari kamp Cox's Bazar.
Mohammar Rezuwan Khan, seorang pemuda Rohingya di kamp itu mengatakan kepada Anadolu bahwa topan tersebut melanda baik Cox's Bazar maupun Pulau Bhasan Char.
"Topan itu merusak beberapa tenda, atap seng dan jendela kami. Kerabat kami di Bhasan Char juga mengalami kerusakan yang sama," kata dia.
Seorang pejabat dari Komisaris Bantuan dan Repatriasi Pengungsi (RRRC) Mohammed Mahfuzar Rahman mengatakan kepada Anadolu bahwa topan merusak pelindung seng, jendela kaca dan ruang tunggu pengungsi yang dibangun dengan dinding kaca.
"Kami memiliki semua persiapan untuk menangani dan mendukung para pengungsi. Namun, topan tersebut melanda tanpa dampak yang besar," kata dia.
Pejabat RRRC di Chox Bazar Mohammed Shamsud Douza mengatakan bahwa beberapa tempat berlindung rusak sebagian karena topan tidak begitu kuat.
Kantor Meteorologi Bangladesh mengatakan topan Midhili melintasi negara itu tanpa adanya dampak besar yang dilaporkan hingga Jumat malam.
Namun otoritas perairan pedalaman menghentikan operasi kapal sungai di jalur pesisir pulau-pulau tersebut.
Empat orang dari satu keluarga di tenggara Teknaf di Cox's Bazar tewas pada Jumat karena dinding rumah mereka yang terbuat dari lumpur runtuh akibat topan.
Pejabat tersebut mengatakan depresi yang dalam di atas teluk menyebabkan hujan deras di wilayah pesisir dan wilayah lain di negara tersebut.
Hampir 1,2 juta warga Rohingya tinggal di Bangladesh, mayoritas melarikan diri dari tindakan keras militer brutal di Negara Bagian Rakhine, Myanmar pada Agustus 2017. (Antara/Anadolu)
Tag
Berita Terkait
-
Terobosan Kesehatan! Bangladesh Resmikan Pusat Rehabilitasi Robotik Pertama, Didukung China
-
Detik-Detik Mencekam: Jet Tempur Bangladesh Hancurkan Sekolah, Puluhan Nyawa Melayang!
-
Lonjakan Kematian Bayi Akibat Badai Tropis Bukan Omong Kosong, Bagaimana Mencegahnya?
-
Diplomasi Bilateral Penting untuk Atasi Isu Rohingya
-
Penanganan Pengungsi Rohingya, BKSAP Dorong Solusi Regional
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
Terkini
-
Ikutilah PLN Journalist Awards 2025, Apresiasi Bagi Pewarta Penggerak Literasi Energi Nasional
-
Soal Arahan Jokowi Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode, Gus Yasin: PPP Selalu Sejalan dengan Pemerintah
-
Rayakan HUT ke-80 TNI di Monas, Tarif Transportasi Umum Jakarta Jadi Rp80
-
Kepala BPHL Dicecar Pembangunan Jalan di Kawasan IUP PT WKM, Hakim: Saudara Kok Nggak Bisa Jawab!
-
Anggota DPR Ngamuk! Minta BGN 'Spill' Nama Politisi Peminta Jatah Dapur MBG
-
Gus Yasin 'Sentil' Balik Kubu Mardiono: Aturan AD/ART Sudah Diubah di Muktamar!
-
Cucu Mahfud MD Jadi Korban, Pakar Sebut Keracunan MBG Bukti Kegagalan Sistemik Total
-
Motif Sejoli Tega Buang Bayi di Palmerah, Malu Nikah Siri Tak Direstui
-
PPP Memanas! Kubu Mardiono Klaim Duluan Daftar, Agus Suparmanto Tidak Sah Jadi Ketum?
-
Penganiayaan Jurnalis di Jaktim Berakhir Damai, Pelaku Meminta Maaf dan Tempuh Restorative Justice