Suara.com - Letusan gunung berapi kembali terjadi di Indonesia. Kali ini, Gunung Marapi di Kabupaten Agam, Sumatra Barat mengeluarkan erupsi pada Minggu (3/12/2023) sore sekitar pukul 14.53 WIB.
Peristiwa bencana alam ini telah membuat puluhan pendaki terjebak, serta menewaskan 11 pendaki. Warga setempat juga panik lantaran letusan Gunung Marapi terjadi tanpa peringatan atau suara sirene.
Alhasil warga sekitar Kabupaten Agam langsung mulai mengevakuasi diri agar tak terkena dampak erupsi. Sebelumnya, warga yang tinggal di kaki gunung juga sempat kesulitan dievakuasi karena tak ada peringatan dini.
Adapun Gunung Marapi sempat mengalami erupsi pada tanggal 6 Januari 2023 lalu. Namun, letusan kali ini diketahui lebih besar dari sebelumnya, serta telah membuat puluhan pendaki menjadi korban.
Lalu, seperti bagaimana letusan ini dapat terjadi? Mengapa tak ada peringatan dini dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) setempat? Simak inilah 8 fakta selengkapnya.
Letusan terdengar hingga Bukittinggi
Gunung Marapi yang terletak di antara Kabupaten Agam, Kabupaten Tanahdatar, dan Kota Padang Panjang ini pun meletus secara tiba-tiba. Suara dentuman keras pun terdengar sampai Kota Bukittinggi yang berjarak puluhan kilometer dari Agam.
Suara letusan itu membuat warga setempat panik dan berlarian menjauhi daerah gunung.
Hujan abu melanda beberapa daerah
Baca Juga: Pendaki Gunung Marapi Sempat Terkena Abu Vulkanik, Ini Bahayanya Bagi Tubuh
Pasca letusan gunung pada Minggu (3/12/2023), erupsi mulai menjalar ke rumah rumah warga di sekitar kaki gunung. Tak hanya itu, hujan abu juga melanda berbagai wilayah mulai dari Agam, Tanahdatar, hingga Bukittinggi.
Puluhan pendaki terjebak
Letusan tanpa adanya peringatan dini tersebut juga membuat puluhan pendaki Gunung Marapi terjebak di berbagai titik daki sehingga sulit untuk dievakuasi.
Dari data yang diungkap oleh Pemerintah Sumatera Barat dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar, setidaknya ada 75 orang pendaki yang terdaftar sedang mendaki gunung tersebut saat meletus.
Video salah satu pendaki viral
Video salah pendaki wanita yang terjebak dengan kondisi hampir seluruh tubuh ditutupi dengan abu vulkanik pun viral di media sosial.
Diduga, wanita ini sedang mendaki Gunung Marapi saat erupsi terjadi. Para warganet pun beramai-ramai mendoakan keselamatan pendaki tersebut.
11 orang meninggal dunia
Evakuasi para pendaki langsung dilakukan oleh Badan SAR Nasional (Basarnas) Sumatera Barat usai Gunung Marapi meletus. Dari total 75 orang pendaki yang terdaftar, Basarnas memastikan 11 orang pendaki meninggal dunia dalam kejadian erupsi.
"Pencarian sampai pukul 07.10, tim gabungan sudah berhasil menemukan 3 orang selamat dan 11 orang dalam keadaan MC delta (meninggal dunia), saat ini sedang proses evakuasi dari atas ke bawah," ungkap Kepala SAR Padang, Abdul Malik dalam keterangannya pada Senin (4/12/2023) pagi.
12 orang pendaki masih hilang
Tim gabungan SAR juga masih mencari keberadaan 12 orang pendaki yang hingga kini belum juga ditemukan.
Kondisi medan serta hujan abu yang terjadi di sekitar Gunung Marapi membuat tim SAR juga sulit menyusuri gunung. Tim SAR juga memerlukan bantuan kendaraan seperti helikopter.
PVMBG jelaskan mengapa tidak ada peringatan dini
Dari pengakuan para warga sekitar Gunung Marapi, tidak ada peringatan dini yang dikeluarkan oleh PVMBG akan adanya letusan gunung. Hal ini kemudian dijelaskan oleh pihak PVMBG melalui keterangan resminya.
"Peralatan deformasi (Tiltmeter) yang berada di stasiun puncak menunjukkan pola mendatar pada sumbu radial dan sedikit inflasi pada sumbu tangensial," tulis PVMBG.
PVMBG juga menjelaskan bahwa letusan yang terjadi di Gunung Marapi tidak menunjukkan adanya perubahan atau peningkatan gempa vulkanik yang signifikan.
"Hal ini menunjukkan proses erupsi berlangsung cepat dan pusat tekanan hanya berada pada kedalaman dangkal (sekitar puncak)," tambahnya.
Warga dievakuasi di posko
Pasca kejadian letusan, para warga sekitar lereng gunung langsung dievakuasi ke posko Batu Plano demi keselamatan.
Sementara itu, beberapa anggota keluarga pendaki juga terpantau mendatangi posko. Mereka masih menunggu kabar pendaki yang hingga kini masih belum ditemukan oleh Tim SAR.
Kontributor : Dea Nabila
Berita Terkait
-
Pendaki Gunung Marapi Sempat Terkena Abu Vulkanik, Ini Bahayanya Bagi Tubuh
-
Viral Video Kondisi Pendaki Marapi yang Terjebak Erupsi, Tangan Patah Tubuh Penuh Lumpur
-
BNPB Ungkap Kondisi Terkini Pendaki Terjebak Erupsi Gunung Marapi: Kabar Meninggal Belum Pasti Benar
-
3 Tips Naik Gunung saat Haid ala Putri Handayani, Pendaki Perempuan Indonesia yang Sudah Mendunia
-
Pendaki Perempuan Pertama Indonesia Siap Jelajah Kutub Utara, Keren Banget!
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Diungkap KPK, Ustaz Khalid Basalamah Beralih dari Haji Furoda ke Khusus Gegara Dihasut Oknum Kemenag
-
KPK Ungkap Modus 'Pecah Kuota' Biro Haji: Sengaja Ciptakan Kelangkaan Demi Harga Mahal
-
Tanggapi Komeng dan Pramono Soal Banjir, PSI Desak Pemprov DKI Ikut Perbaiki Wilayah Hulu
-
Bus Transjakarta Pagi-pagi Buta Tabrak 4 Ruko di Cakung Jaktim, Banyak Korban!
-
Rp 1 Triliun Menguap, Siapa Oknum Pejabat Kemenag yang Dilobi Asosiasi Travel Haji di Jakarta?
-
Buka Peluang Periksa Menhut Raja Juli dan Eks Menteri LHK Siti Nurbaya, KPK Ungkap Alasannya!
-
Usai Periksa Dirjen PHU Kemenag, KPK Akui Kejar Juru Simpan Hasil Korupsi Kuota Haji
-
Nyesek! Disita KPK dari Ustaz Khalid Basalamah Terkait Korupsi Haji, Uang Jemaah Tak Bisa Kembali?
-
KPK Ungkap Kasus Kredit Fiktif BPR Jepara Artha Rugikan Negara Hingga Rp 254 Miliar
-
Reno dan Farhan Masih Hilang, KemHAM: Jangan Buru-buru Disebut Korban Penghilangan Paksa!