Suara.com - Ratusan warga Rohingya yang datang ke wilayah Lamreh, Aceh Besar pada Minggu (10/12/2023) lalu kini telah dibawa ke wilayah Ladong, Aceh Besar menggunakan truk milik Satpol PP setelah adanya penolakan dari warga setempat.
Setelah evakuasi tersebut, Kabid Ketentraman dan Ketertiban Umum Satpol PP dan WH Aceh, Azmanto menjelaskan, pihak UNHCR, lembaga kemanusiaan IOM, dan Pemerintah Aceh menyepakati 135 orang pengungsi itu ditampung selama seminggu di kawasan Ladong.
"Kami diperintahkan untuk membawa ke Ladong sementara, dan hanya untuk 1 Minggu kami hanya mengantarkan saja. Kita sudah koordinasikan sama pihak Ladong, dan mereka sudah menunggu di sana," ujar dia.
Gelombang pengungsi ke Aceh ini bukan kali pertama. Sebelumnya, ratusan orang yang terdampak konflik di Myanmar itu sudah berkali-kali berlabuh ke wilayah Indonesia dengan alasan kemanusiaan. Sayangnya, belakangan para pengungsi itu membuat gaduh karena beberapa kali meresahkan warga setempat dan mengganggu ketertiban.
Hal ini juga diduga kuat berkaitan dengan perdagangan manusia. Salah satu pengungsi Rohingya bernama Amin mengungkapkan bahwa mereka sudah membayar 20.000 Taka Bangladesh atau Rp2,8 juta per orang kepada agen perjalanan untuk dapat berlayar ke Indonesia. Rute perjalanan mereka hanya ke Indonesia, bukan ke Malaysia.
Sebelumnya, pada Senin (11/12/2023) pagi, para pengungsi Rohingya sempat ditempatkan di tugu Taman Ratu Safiatuddin atau persis di samping Kantor Gubernur Aceh.
Sejak Senin pagi, petugas UNHCR tidak hadir untuk mendampingi para pengungsi Rohingya yang sudah bolak-balik ditolak oleh warga. Di tugu Taman Ratu Safiatuddin, mereka hanya diawasi oleh relawan dari relawan radio amatir penduduk Indonesia (RAPI).
Beberapa personel TNI-Polri juga berjaga di lokasi tersebut. Seorang relawan bahkan mempertanyakan sikap UNHCR yang tidak mengawasi pengungsi Rohingya setelah mereka ditolak oleh warga di kamp perkemahan pramuka.
"Dari pagi petugas UNHCR tidak ada. Ini mereka makan cuma diberikan oleh warga," ujar seorang relawan yang berjaga di lokasi tersebut.
Baca Juga: Pengungsi Rohingya ke Indonesia Jadi Ladang Bisnis Gelap, UNHCR Terseret
Pada Minggu malam (10/12), warga setempat memindahkan paksa ratusan imigran Rohingya itu ke Kantor Gubernur Aceh dari Lamreh. Setelah itu, satgas pengungsi Provinsi memindahkan lagi mereka ke kamp bumi perkemahan pramuka yang berlokasi di perbatasan Aceh Besar-Pidie.
Berita Terkait
- 
            
              Uang Makan dan Kebutuhan Rohingya di Indonesia dari Mana Sumbernya?
 - 
            
              Jumlah Pengungsi Rohingya Bertambah Terus, Kiky Saputri Sorot Peran Pemerintah
 - 
            
              Warga Rohingya Bayar Belasan Juta Demi Masuk Indonesia, Dari Mana Asal Uangnya?
 - 
            
              Penolakan Pengungsi Rohingya di Aceh Viral, Ketua PBNU Singgung Kewajiban Menolong Sesama Muslim
 - 
            
              Pengungsi Rohingya ke Indonesia Jadi Ladang Bisnis Gelap, UNHCR Terseret
 
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
 - 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 
Pilihan
- 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 - 
            
              5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
 
Terkini
- 
            
              Soal Pemberian Gelar Pahlawan ke Soeharto, Puan Singgung Rekam Jejak: Harus Dikaji Dengan Baik
 - 
            
              Dapat 'Restu' BNN usai Ditangkap Kasus Narkoba, Onad Bakal Direhab di Sini
 - 
            
              PPATK Klaim Berhasil Tekan Judi Online! Triliunan Rupiah Berhasil Diselamatkan
 - 
            
              11 Tahun di Penjara, Korban Tragedi 1965: kalau Soeharto Dapat Gelar Pahlawan Kami Tidak Rela!
 - 
            
              Kemenkeu: Pertumbuhan Ekonomi Butuh Ekosistem Bisnis yang Kolaboratif dan Berorientasi Inovasi
 - 
            
              Usulan Gelar Pahlawan Bagi Soeharto Dianggap Mengerikan, Mengapa?
 - 
            
              Prabowo Setuju Rp5 Triliun untuk KAI Tambah Gerbong KRL Baru: untuk Rakyat Banyak Saya Tidak Ragu!
 - 
            
              Hadapi Musim Hujan, Pramono Pastikan Banjir Jakarta Bisa Surut Kurang dari 24 Jam
 - 
            
              Detik-detik Kecelakaan KA Bangunkarta di Prambanan Sleman: Tiga Orang Tewas
 - 
            
              Soal Polemik Whoosh, Puan: Jangan Terjadi Kerugian Negara Berlarut-larut