Suara.com - Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta (Pilgub DKI) tahun 2024 mulai menjadi pembicaraan di ruang publik.
Muncul sejumlah nama yang digadang-gadang bakal menjadi Cagub DKI. Sebut saja seperti Ridwan Kamil (RK) dan Ahmad Sahroni.
Namun di mata Pengamat Politik M Qodari, Sahroni dan Ridwan Kamil hanyalah gimik. Ia menilai ada tokoh lain yang berpeluang diusung menjadi Cagub DKI.
Baca Juga:
Digoda 16 Persen, Ganjar Beri Jawabannya Tak Terduga
"Salah satu potensial RK walaupun menurut saya RK potensinya tetap lebih besar di Jawa Barat. Kalau di survei hari ini, saya yakin RK jauh lebih kuat di Jawa Barat dibandingkan di Jakarta," ujar Qodari di Youtube Panangian Simanungkalit.
Bicara Cagub DKI, menurut Qodari, harus menunggu hasil pileg 2024. Karena jadwal Pilgub DKI masih jauh, Qodari melihat dari partai pengusungnya bukan dari calonnya.
PDIP kata Qodari bisa saja mengusung Ganjar Pranowo, Tri Rismaharini (Risma), Abdullah Azwas Anas dan Ahok. Mengenai siapa yang dipilih, Qodari mengatakan, akan melihat hasil survei.
Baca Juga: Prabowo Pede Dilantik Jadi Presiden 20 Oktober, Sahroni: Ya Namanya Percaya Diri, Boleh-boleh Aja
Di Golkar, Qodari melihat ada dua nama yaitu Ahmed Zaki Iskandar dan Ridwan Kamil. Sedangkan PKS menurutnya akan mengusung Anies Baswedan.
"PKS nomor satu Anies Baswedan. Ancang-ancang menuju 2029. Beliau sangat mungkin mau di Pilgub DKI Jakarta. Bahkan yang paling mungkin maju Pilgub DKI adalah Anies Baswedan," kata Qodari.
Qodari punya dua alasan mengapa Anies paling berpeluang diusung PKS di Pilgub DKI. Pertama karena Anies adalah mantan gubernur, petahana, yang mendapat suara lumayan 41 persen di Jakarta saat Pilpres.
Kedua tutur Qodari, karena melihat Jakarta sebagai panggung potensial untuk menuju 2029. Di antara 3 partai koalisi pengusung Anies-Muhaimin, Qodari mengatakan, PKS yang paling kompatibel secara posisi politik dan sosiologis dengan Anies.
"Jadi Anies itu de facto Presiden PKS. De jure nya nggak. Perwujudan PKS pada figur itu adalah Anies Baswedan," tuturnya.
Mengenai Ahmad Sahroni menurut Qodari, tidak mudah karena NasDem harus berkoalisi.
Berita Terkait
-
Prabowo Pede Dilantik Jadi Presiden 20 Oktober, Sahroni: Ya Namanya Percaya Diri, Boleh-boleh Aja
-
Mardani Ali Sera Siap Tempur di Pilgub DKI: Duet dengan Ahmad Sahroni Bakal Menang?
-
Jangan Hanya Diam, Sahroni Nasdem Minta KPU Segera Antisipasi Lonjakan Suara PSI Secara Manual
-
Punya Portofolio Bagus, Begini Kans Ridwan Kamil Maju Pilgub DKI
-
Heran Suara PSI Mendadak Melesat, Sahroni NasDem: Quick Count Salah Hitungan Ilmiah atau Memang Salah Input?
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
Terkini
-
Bantah Tudingan Pemerintah Lambat, Seskab Teddy: Kami Sudah Bergerak di Detik Pertama Tanpa Kamera
-
Jelang Mudik Nataru, Pelabuhan Bakauheni Mulai Dipadati Pemudik
-
Bupati Bekasi Diciduk KPK, Pesta Suap Proyek Terbongkar di Pengujung Tahun?
-
KPK Ungkap Ada Pihak yang Berupaya Melarikan Diri pada OTT di Kalsel
-
Mengapa Cara Prabowo Tangani Bencana Begitu Beda dengan Zaman SBY? Ini Perbandingannya
-
Anak SD Diduga Bunuh Ibu di Medan: Kejanggalan Kasus dan Mengapa Polisi Sangat Berhati-hati
-
OTT KPK di Bekasi: Bupati Ade Kuswara Diduga Terima Suap Proyek
-
Roy Suryo Klaim Ijazah Jokowi Tetap Palsu Usai Gelar Perkara Khusus
-
KPK Sebut Tak Targetkan 3 OTT Dalam Sehari: Transaksi Terjadi Bersamaan
-
Penanganan Bencana Sumatra Masuki Fase Transisi, Pembangunan Hunian Dikebut