Suara.com - Ketua DPP Partai Demokrat Herman Khaeron, mengatakan upaya untuk membangun Koalisi Besar selalu ada untuk pemerintahan yang baru ke depannya. Herman menganggap dengan Koalisi Besar pemerintahan akan menjadi kuat.
Hal itu disampaikan Herman ketika ditanya apakah ada wacana pembentukan Koalisi Besar dari kubu Prabowo-Gibran untuk mengeleminiasi pengguliran hak angket dugaan kecurangan Pemilu 2024 di DPR RI.
"Oleh karenanya ketika ditanya apakah nanti ada koalisi besar dan sebagainya dalam rangka mengeliminir terhadap hak angket, saya kira upaya untuk memperkuat koalisi pasti ada karena bagaimana pun pemerintah yang kuat didukung partai-partai yang besar, oleh kursi yang cukup di parlemen," kata Herman di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (14/3/2024).
Menurutnya, adanya Koalisi Besar dalam pemerintahan akan membantu menjalankan program dengan baik.
"Karena bagaimanapun hampir seluruh segmen berbangsa dan bernegara apalagi program pemerintah itu kan sangat bergantung keputusan-keputusan di DPR," ungkapnya.
Meski menyambut positif adanya Koalisi Besar, dirinya mengklaim tidak mengetahui apakah dibalik itu ada upaya untuk menggembosi pengguliran hak angket di DPR RI.
"Oleh karenanya koalisi besar itu harus dijalankan harus dilakukan, namun bagaimana, dan upaya dan lain sebagainya tentu saya tidak tahu," tuturnya.
"Upaya yang dilakukan kan sangat bergantung kepada Pak Prabowo, dan apakah sejauh mana yang dilakukan untuk mencegah hak angket ya kami juga belum tahu," sambungnya.
Namun ia menegaskan, soal adanya pengguliran hak angket, dirinya siap berdebat soal hal tersebut.
Baca Juga: PPP Belum Tentu Ikut PDIP Soal Hak Angket Kecurangan Pemilu 2024 di DPR
"Yang pasti kita berdebat saja, berargumen saja kalau ada yang mencoba mengangkat opini dan wacana tanpa data tanpa fakta ya berdebatlah dengan kami. Seperti di paripurna ya saya berdebatlah, saya pertanyakan yang mana dong datanya, substansinya apa, arahnya ke mana, datanya ada enggak. Kalau tidak ada jangan sampai opini publik dikembang kembangkan untuk mendeligitimasi terhadap pelaksanaan pemilu," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Respons Simpel Yusril soal Kubu Ganjar Mau Bawa Kapolda Jadi Saksi di Sidang MK
-
Ucapkan Selamat untuk Prabowo Lewat Surat, Joe Biden: Mohon Terima Doa Terbaik Saya
-
Surat Cinta Presiden AS Joe Biden untuk Prabowo Subianto: Tak Sekadar Ucapan Selamat, Tapi...
-
PPP Belum Tentu Ikut PDIP Soal Hak Angket Kecurangan Pemilu 2024 di DPR
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
Terkini
-
Korupsi Whoosh Memanas, Ketua KPK Soal Saksi: Masih Kami Telaah Dulu
-
Sandra Dewi Menyerah? Terungkap Alasan Tunduk di Balik Pencabutan Gugatan Aset Korupsi Timah
-
Eks Jubir Gus Dur Sentil Kejagung: Prestasi Rp13 T Jadi Lelucon, Loyalis Jokowi Tak Tersentuh?
-
Cak Imin Soroti Gurita Bisnis Indomaret dan Alfamart: Membunuh Ekonomi Rakyat di Desa
-
Berani Tembaki Polisi dan Warga! Komplotan Curanmor Sadis Asal Lampung Ditangkap di Bekasi
-
Gibran Pilih Mancing Lele di Bekasi, Disindir Keras Politisi PKB: Lebih Baik dari Bung Hatta?
-
Fakta Viral Bakso Babi di Bantul, Warga Muslim Terkecoh Penjual Dianggap Tak Transparan
-
Sosok Dini Yuliani, Istri Bupati Purwakarta yang Meninggal Dunia Hari Ini
-
Heboh Rocky Gerung Plesetkan Lirik "Anak Sekecil itu Disuruh jadi Wapres", Iwan Fals Panik: Cukup!
-
Dana Publik Terancam? KPK Selidiki Dugaan Mark-Up Proyek Kereta Cepat Whoosh, DPR Mendukung