Suara.com - Kader Partai Keadilan Sosial (PKS), Siti Oniah balik menyindir Partai Gelora yang menolak partainya bergabung dengan pemerintahan Presiden dan Wakil Presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Dia menyinggung perolehan suara Partai Gelora di Pileg 2024 yang tidak mencapai Parliamentary Threshold sebesar 4 persen.
Hal itu disampaikannya di akun Instagram Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera yang juga merupakan suaminya dilihat Rabu (1/5/2024).
Baca Juga:
Dianggap Suka Buat Narasi Adu Domba, Partai Gelora Tolak PKS Gabung Koalisi Prabowo-Gibran
Awalnya, Mardani Ali membuka pertanyaan oposisi atau koalisi. Siti kemudian menjawabnya dengan berita yang menyebut PKS ditolak masuk koalisi.
"Aduh dengar berita yang menolak PKS untuk koalisi aduh terima kasih ya itu partai apa ya nggak lulus PT (Parliamentary Threshold) gitu loh. Takut disaingi ya, MasyaAllah, tabarakAllah, nol koma sekian loh," katanya.
Mardani Ali yang berada di samping Siti kemudian menyebut, visi dan misi antara partainya dengan Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta berbeda.
PKS, kata dia, akan berposisi sebagai oposisi. "Proposalnya kita sama Mas Anis beda, dan visinya beda, kalau saya oposisi, sehat kok," katanya.
Menurutnya, ada banyak cara berpemerintah. Mardani Ali mengaku memilih untuk berada di luar pemerintahan. "Kalian jaga pemerintahan biar betul-betul bekerja buat rakyat," katanya.
Sekretaris Jenderal Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Mahfuz Sidik mengatakan apabila PKS bergabung jadi pendukung pemerintahan Prabowo-Gibran, maka akan menjadi sinyal pembelahan massa ideologisnya.
Baca Juga:
PKS Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Begini Respons Ahmad Syaikhu
Hal itu disampaikan Mahfuz menanggapi kemungkinan PKS merapat juga ke pemerintahan Prabowo-Gibran. Meski kekinian masih terlihat malu-malu kucing untuk menyampaikan.
"Jika sekarang PKS mau merapat karena alasan proses politik sudah selesai, apa segampang itu PKS bermain narasi ideologisnya? Apa kata pendukung fanatiknya? Sepertinya ada pembelahan sikap antara elite PKS dan massa pendukungnya," kata Mahfuz Sidik dalam keterangannya, Sabtu (27/4/2024).
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
Pilihan
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
-
Tak Hanya Soal Ekonomi! Celios Ungkap Jejak Tiongkok di Indonesia Makin Meluas, Ini Buktinya
-
3 Rekomendasi HP 5G Murah di Bawah Rp3 Juta Tebaru September 2025
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
Terkini
-
Pramono Anung Bantah Isu Tarif Parkir Jakarta Naik Jadi Rp30 Ribu/Jam: Itu Hoaks!
-
Protes Adalah Hak! API Lawan Pelabelan Negatif dan Ingatkan soal Kasus HAM
-
MK Lanjutkan Sengketa Pilkada Papua dan Barito Utara ke Tahap Pembuktian
-
Dasco Sambangi Prabowo di Istana, Lapor Perkembangan Terkini di Tanah Air hingga Keputusan DPR
-
Sejarah Nepal: Dari Kerajaan Kuno Hingga Republik Modern
-
Parah! PNS Bawaslu NTB Gelapkan Belasan Mobil Operasional, Apa Motif dan Modusnya?
-
Legislator Golkar Beri Tantangan Menkeu Purbaya: Buat Kejutan Positif, Jangan Bikin Pusing Lagi
-
CEK FAKTA: Presiden Prabowo Cairkan Bansos Rp 7 Juta per NIK, Benarkah?
-
Ferry Irwandi: TNI-Polri Harus Lindungi Rakyat
-
Ustaz Khalid Basalamah Terseret Korupsi Kuota Haji, Ngaku Jadi Korban Ibnu Mas'ud, Kok Bisa?