Suara.com - Pakar psikologi forensik Reza Indragiri geram dengan cara kepolisian membongkar kasus pembunuhan Vina dan Eki di Cirebon, Jawa Barat. Reza menyoroti terkait pasal yang dikenakan kepada para pelaku.
Reza mempertanyakan mengapa sedari awal, pihak kepolisian tidak mengenakan pasal pemerkosaan kepada para pelaku. Meski kata Reza, pasal pembunuhan berencana pun bisa membuat pelaku dihukum berat.
"Penjelasan dari Ditreskrimum Polda Jabar tidak disebut-sebut hal ihwal terkait dengan penggunaan pasal ruda paksa atau pasal pemerkosaan,” kata Reza saat menjadi bintang tamu di salah satu acara televisi, Minggu (19/5).
Baca juga:
Menurut Reza, jika polisi mengenai pasal berlapis maka hakim akan semakin mantap menjatuhkan hukuman berat kepada para pelaku. Direskrimum Polda Jabar Kombes Pol Surawan kemudian ditanya oleh host perihal pasal pemerkosaan kepada Vina.
Kombes Pol Surawan menjawab bahwa dari apa yang disampikan kedelapan pelaku, mereka membantah adanya pemerkosaan.
"Dari kesaksian para pelaku memang tidak, memang tidak, yang sudah ada ini belum terbukti atau mereka menerangkan adanya perkosaan itu," jawab Kombes Pol Surawan seperti dikutip.
Host kemudian mempertanyakan hasil visum dimana ditemukan spema di dalam tubuh korban. "Tapi hasil visumnya menunjukkan seperti apa?"
Baca juga:
Baca Juga: Babak Baru Kasus Vina Cirebon: Satu Pelaku Saka Tatal Klaim Korban Salah Tangkap
Hasil visum dari keputusan pengadilan menurut Kombes Pol Surawan memang menunjukkan ada sperma di tubuh korban.
"Apa yang menjadi alasan polisi untuk tidak menggunakan pasal pemerkosaan?" tanya host lagi.
Kombes Pol Surawan kemudian menjelaskan bahwa terkait pasal pemerkosaan polisi membutuhkan pengakuan dari para tersangka. "Dan para tersangka tidak mengakui perbuataannya," ucap Surawan.
Mendengar jawaban dari Kombes Pol Surawan, Reza Indragiri berikan kritik tajam atas penanganan kasus ini. Reza menjelaskan bahwa di setiap pengungkapan kasus selalu ada Pengawas Penyidik atau Wassidik.
"Ketika wasidik menyadari bahwa ternyata terjadi kompleksitas luar biasa tidak bisa dilakukan uji DNA di tingkat Polres, maka sudah semestinya kasus itu langsung ditarik dan ditangani tingkat Polda,” kata Reza.
Reza juga mencecar kinerja Polda Jabar yang mengandalkan kesaksian dari delapan tersangka yang telah ditahan. Menurut Reza, pihak kepolisian seharusnya tidak serta merta mempercayai keterangan karena hal itu hanya andalkan ingatan orang.
Berita Terkait
-
Babak Baru Kasus Vina Cirebon: Satu Pelaku Saka Tatal Klaim Korban Salah Tangkap
-
Bongkar Kejanggalan Kasus Vina Cirebon, Hotman Paris: Kok Orangtuanya Enggak Diperiksa?
-
Sosok Iptu Rudiana Ayah Eky Viral, Nangis Sesenggukan Minta Doa Temukan Pembunuh Anaknya
-
Kenapa Vina Cirebon Dibunuh? Rekaman Suara Ditayangkan di Film Jadi Clue Baru
-
Terawang Nasib 3 Pelaku Buron Kasus Vina Cirebon, Wirang Birawa: Sebentar Lagi Tertangkap
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
Terkini
-
Mafindo Ungkap Potensi Tantangan Pemilu 2029, dari AI hingga Isu SARA
-
Bilateral di Istana Merdeka, Prabowo dan Raja Abdullah II Kenang Masa Persahabatan di Yordania
-
August Curhat Kena Serangan Personal Imbas Keputusan KPU soal Dokumen Persyaratan yang Dikecualikan
-
Di Hadapan Prabowo, Raja Yordania Kutuk Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Sebut Serangan Mengerikan
-
Usai Disanksi DKPP, Anggota KPU Curhat Soal Beredarnya Gambar AI Lagi Naik Private Jet
-
Dua Resep Kunci Masa Depan Media Lokal dari BMS 2025: Inovasi Bisnis dan Relevansi Konten
-
Soal Penentuan UMP Jakarta 2026, Pemprov DKI Tunggu Pedoman Kemnaker
-
20 Warga Masih Hilang, Pemprov Jateng Fokuskan Pencarian Korban Longsor Cilacap
-
Gagasan Green Democracy Ketua DPD RI Jadi Perhatian Delegasi Negara Asing di COP30 Brasil
-
Mensos Ungkap Alasan Rencana Digitalisasi Bansos: Kurangi Interaksi Manusia Agar Bantuan Tak Disunat