Suara.com - Baru-baru ini, kerusuhan di Kaledonia Baru, wilayah Prancis di tengah Samudera Pasifik. Sejauh ini, pihak keamanan setempat sudah melaporkan lebih dari enam orang tewas dan ratusan orang terluka.
Selain itu perlu Anda tahu bahwa di sini ada ribuan orang keturunan etnis Jawa. Namun, data terkait apakah korban termasuk etnis tertentu masih belum diketahui.
Lantas, sebenarnya apa yang menyebabkan kerusuhan ini terjadi? Bagaimana kondisi terkini di sana saat ini? Simak uraian berikut untuk informasinya.
Kronologi Kerusuhan di Kaledonia Baru
Kerusuhan besar pecah di Kaledonia Baru, wilayah otonomi Prancis di Samudera Pasifik, pada tanggal 20 Mei 2024. Kerusuhan ini dipicu oleh perubahan regulasi di parlemen Paris.
Parlemen Prancis menyetujui penduduk Prancis yang tinggal di Kaledonia Baru selama sepuluh tahun diberikan hak pilih dalam pemilu.
Keputusan tersebut dikecam oleh masyarakat adat Kanak, penduduk asli Kaledonia Baru, yang merasa kebijakan ini akan mengurangi pengaruh politik mereka. Sebab, Prancis merupakan negara yang dulu sempat menjajah wilayah ini.
Akibat gejolak politik tersebut, penjarahan toko serta pembakaran gedung dan mobil terjadi di sejumlah tempat di Kaledonia Baru. Berdasarkan laporan yang beredar, enam orang dilaporkan tewas, termasuk dua anggota polisi, dan ratusan lainnya terluka. Lebih dari 200 orang telah ditangkap.
Sampai tanggal 22 Mei 2024 ini, situasi di Kaledonia Baru masih tegang. Meski demikian, upaya penanganan telah dilakukan.
Presiden Prancis, Emmanuel Macron telah mengumumkan keadaan darurat dan mengirim pasukan militer ke Kaledonia Baru. Selain itu, polisi telah menangkap lebih dari 200 warga dan sekitar 1.050 pasukan tambahan dikirim untuk membantu 1.700 aparat yang sudah bertugas di wilayah tersebut.
Rumah dan kendaraan yang sempat terbakar kemarin juga sudah mulai dibersihkan. Meski begitu, kerusuhan ini telah menyebabkan kerusakan signifikan pada lingkungan dan infrastruktur setempat.
Sejauh ini, Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Noumea, Kaledonia Baru melaporkan bahwa tidak ada Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam kerusuhan tersebut.
Demikian informasi terkini mengenai kronologi kerusuhan di Kaledonia Baru, semoga konflik ini bisa segera diatasi.
Kontributor : Hillary Sekar Pawestri
Berita Terkait
-
Rusuh di Negara Produsen Nikel Terbesar Dunia, Saham ANTM, INCO, VALE dan DKFT Terbang Tinggi Hari Ini
-
Kerusuhan di Kaledonia Baru Picu Kenaikan Harga Nikel
-
Jimly Asshiddiqie Bagikan Video Kerusuhan Pemilu 2019: Semoga Tidak Terjadi Lagi di 2024
-
Raksasa Nikel Dunia Terancam Bangkrut, Indonesia Jadi Salah Satu Penyebabnya!
-
Rusuh di Papua Nugini, Jokowi dan Prabowo Malah Disalahkan, Netizen: Ketebak Pendukung Paslon Mana
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
Terkini
-
Dana Bagi Hasil Jakarta dari Pemerintah Pusat Dipangkas Rp15 Triliun, Pramono Siapkan Skema Ini
-
KemenPPPA Dorong Evaluasi Program Makan Bergizi Gratis Pasca Kasus Keracunan
-
BGN Enggan Bicara Sanksi untuk Dapur MBG, Malah Sebut Mereka 'Pejuang Tanah Air'
-
Agus Suparmanto Sah Pimpin PPP, Mahkamah Partai Bantah Dualisme Usai Muktamar X Ancol
-
DPRD DKI Sidak 4 Lahan Parkir Ilegal, Pemprov Kehilangan Potensi Pendapatan Rp70 M per Tahun
-
Patok di Wilayah IUP PT WKM Jadi Perkara Pidana, Pengacara: Itu Dipasang di Belakang Police Line
-
Divonis 16 Tahun! Eks Dirut Asabri Siapkan PK, Singgung Kekeliruan Hakim
-
Eks Dirut PGN Ditahan KPK! Terima Suap SGD 500 Ribu, Sempat Beri 'Uang Perkenalan'
-
Ikutilah PLN Journalist Awards 2025, Apresiasi Bagi Pewarta Penggerak Literasi Energi Nasional
-
Soal Arahan Jokowi Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode, Gus Yasin: PPP Selalu Sejalan dengan Pemerintah