Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) diminta untuk membangun Istana Negara di Papua, Kota Jayapura. Permintaan itu sebelumnya juga sudah disampaikan pada 2019 lalu.
Permintaan itu disampaikan Ketua Majelis Rakyat Papua (MRP) Provinsi Papua Nerlince Wamuar saat mereka bertemu dengan Presiden Jokowi bersama Ketua MRP Papua Tengah dan Koordinator MRP se-Papua di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (12/6/2024).
"Yang saya sampaikan hari ini adalah tentang rencana pembangunan Istana Negara di Papua yang telah kami sampaikan pada tanggal 12 September 2019, dalam tim 61. Hari ini kami juga menyampaikan itu kepada Bapak Presiden," kata Nerlince saat memberikan keterangan pers di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu.
Nerlince mengatakan adanya Istana Negara di Papua, tepatnya di Kota Jayapura akan memperpendek rentang kendali antara pemerintah pusat dan daerah.
Sebagai contoh, para ketua MRP harus terbang ke Jakarta untuk bertemu dengan Presiden pada Rabu ini.
"Hari ini kami orang Papua, Ketua-ketua MRP datang ke Jakarta, tapi kalau ada kantor Istana Presiden di Papua, di Jayapura, kami tidak perlu datang ke sini," ujar dia.
MRP pun masih menunggu keputusan Presiden soal rencana Istana Negara di Papua tersebut.
Dalam pertemuan tersebut, MRP juga mengungkapkan harapan agar dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 yang dijadwalkan pada November mendatang, terpilih pemimpin-pemimpin daerah yang merupakan orang asli Papua.
"Karena pemerintah pusat dengan niat baik sudah memberikan kami otonomi khusus, sehingga otonomi khusus ini penyaluran anggarannya melalui kabupaten/kota secara langsung, tidak seperti otonomi khusus yang sebelumnya melalui provinsi, tetapi sekarang langsung melalui kabupaten/kota sehingga kami minta kepada Bapak Presiden agar bupati, wakil bupati, gubernur, wakil gubernur adalah orang asli Papua," ujar Ketua MRP Papua Tengah dan Koordinator MRP se-Papua Agustinus Anggaibak.
Baca Juga: Komentar Jokowi Usai Saksikan Timnas Indonesia Bekuk Filipina 2-0 di SUGBK
Mengenai pelaksanaan pilkada serentak, Agustinus memastikan bahwa wilayah Papua aman dan kondusif.
"Sebagai lembaga kultur, kami merasa Papua itu aman. Tidak ada masalah," ucapnya. (Antara)
Berita Terkait
-
Jawab Kritik Masyarakat soal Revisi UU TNI, Begini Jawaban Panglima Sampai Kutip UU
-
Jokowi Yakin Angka Stunting Bisa Turun Jadi 14 Persen Pada Akhir 2024
-
AHY Ikut Hadir saat Jokowi Kumpulkan Ketum Parpol Akhir Mei? Begini Kata Demokrat
-
Komentar Jokowi Usai Saksikan Timnas Indonesia Bekuk Filipina 2-0 di SUGBK
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
Misi Bangkit Dikalahkan Persita, Julio Cesar Siap Bangkit Lawan Bangkok United
-
Gelar Pertemuan Tertutup, Ustaz Abu Bakar Baasyir Ungkap Pesan ke Jokowi
-
Momen Langka! Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir di Kediamannya di Solo
-
Laga Klasik Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Kartu Merah Ismed, Kemilau Boaz Solossa
-
Prabowo 'Ngamuk' Soal Keracunan MBG: Menteri Dipanggil Tengah Malam!
Terkini
-
Otak Pembobol Rekening Dormant Rp204 M Ternyata Orang Dalam, Berkas Tersangka Sudah di Meja Kejagung
-
Janji Kapolri Sigit Serap Suara Sipil Soal Kerusuhan, Siap Jaga Ruang Demokrasi
-
Indonesia Nomor 2 Dunia Kasus TBC, Menko PMK Minta Daerah Bertindak Seperti Pandemi!
-
Terpuruk Pasca-Muktamar, Mampukah PPP Buktikan Janji Politiknya? Pengamat Beberkan Strateginya
-
Hapus BPHTB dan PBG, Jurus Jitu Prabowo Wujudkan Target 3 Juta Rumah
-
Buntut Bobby Nasution Razia Truk Aceh, Senator Haji Uma Surati Mendagri: Ini Melanggar Aturan!
-
Bongkar 7 Cacat Fatal: Ini Alasan Kubu Nadiem Makarim Yakin Menang Praperadilan
-
MK Hindari 'Sudden Death', Tapera Dibatalkan tapi Diberi Waktu Transisi Dua Tahun
-
Romo Magnis Ajak Berpikir Ulang: Jika Soekarno Turuti Soeharto, Apakah Tragedi '65 Bisa Dicegah?
-
Bye-bye Kehujanan di Dukuh Atas! MRT Jadi Otak Integrasi 4 Moda Transportasi Jakarta