Suara.com - Dalam beberapa tahun terakhir sejumlah negara di kawasan Asia dilanda resesi seks. Istilah reseksi seks pertama kali diungkap oleh Kate Julian pada 2018.
Resesi seks sederhananya merupakan kondisi penurunan mood pasangan untuk melakukan hubungan, menikah hingga punya anak. Kondisi ini tentu saja bisa berdampak kepada penurunan populasi satu negara.
Setelah Jepang dan Korsel beberapa waktu lalu dilanda resesi seks, terbaru negara tetangga Indonesia, Thailand mengalami kondisi serupa. Bahkan warga Thailand lebih memilih pelihara kucing.
Dari hasil survei yang baru dirilis oleh National Institute of Development Administration per September 2023, hampir 44 persen responden menyatakan kurang minat untuk memiliki anak.
Responden yang merupakan warga Thailand itu mengaku punya banyak faktor mengapa mereka ogah memiliki anak. Salah satunya ialah soal biaya mengasuh anak yang tidak murah.
Para responden juga memiliki kekhawatiran perihal kondisi sosial masyarakat Thailand saat ini bisa menimbulkan efek tak bagus untuk anak.
Dan yang paling utama, para responden itu mengaku bahwa mereka merasa terbebani juga harus mengasuh anak. Kondisi ini berefek pada tingkat kesuburan negara tersebut.
Per 2023 Thailand menjadi negara dengan tingkat kesuburan terendah di kawasan Asia Tenggara yakni 1,08. Sementara negara di Asia Tenggara paling tidak subur ialah Singapura.
Sebelumnya, Jepang pada 2023 juga melanda resesi seks. Pemerintah Jepang kala itu mengatasi resesi seks dengan meluncurkan program baru yang disebut Tokyo Futari Story. Inisiatif itu juga termasuk aplikasi kencan yang dibuat langsung oleh pemerintah.
Baca Juga: 3 Film Jepang Dibintangi Minami Hamabe yang Tayang 2024, Ada Silent Love
Kata 'Futari' sendiri berarti 'dua orang'. Program ini dimaksudkan untuk mendorong warganya agar segera menikah.
Pemerintah Jepang menargetkan Tokyo Futari Story ini selesai di akhir tahun 2024 dan dapat diakses melalui ponsel ataupun website, sebagaimana dikutip dari India Times, Selasa (11/6/2024).
Fitur aplikasi kencan ini masih belum diumumkan. Namun media Jepang berspekulasi kalau platform memerlukan syarat ketat seperti Surat Izin Mengemudi (SIM), pajak penghasilan, bahkan pernyataan komitmen pra-nikah.
Namun rumor ini dibantah langsung oleh para pejabat Pemerintah Jepang.
Program Tokyo Futari Story ini adalah upaya pemerintah dalam mengatasi tren resesi seks yang semakin mengkhawatirkan. Pasalnya, tingkat pernikahan di Jepang sudah memasuki titik terendah sepanjang sejarah.
Data Kementerian Kesehatan Jepang menunjukkan adanya penurunan angka pernikahan dari 504.930 di tahun 2022 menjadi 474.717 di tahun 2023. Angka kelahiran pun ikut turun, dari yang mulanya 770.759 menjadi 727.277.
Berita Terkait
-
3 Film Jepang Dibintangi Minami Hamabe yang Tayang 2024, Ada Silent Love
-
3 Drama Thailand yang Dibintangi Ice Preechaya, Terbaru Ada Zodiac Slayer
-
Gebrak Stadion Rajamangala, 65.000 Penggemar Hadiri Konser NCT Dream di Thailand
-
Menperin: 150 dari 1.000 Penduduk RI Wajib Punya Mobil
-
3 Rekomendasi Drama Thailand yang Dibintangi Baitoei Zuvapit, Terbaru Ada '6th Sense Agency'
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Uji Keabsahan Penangkapan, Sidang Praperadilan Delpedro Cs Bakal Digelar 17 Oktober
-
Dosen Filsafat Ungkap: Media Sosial Jadi Arena Politik Baru Generasi Z
-
Dosen Filsafat Ungkap Masalah Demokrasi di Indonesia: Dari Politik Feodal hingga Hilangnya Oposisi
-
Polda Jatim Bakal Tetapkan Tersangka Usai Evakuasi Tragedi Ponpes Al Khoziny Rampung
-
Ngaku Pendukung Jokowi, Peserta Ini Disoraki di Tengah Diskusi Demokrasi
-
Viral Pria Unboxing Gas Elpiji 3 Kg, Sebut Dioplos Air Padahal Ini Fakta Ilmiahnya
-
Berhasil Identifikasi, 17 Jasad Santri Tragedi Ponpes Al Khoziny Diserahkan ke Keluarga
-
Lewat Modul P5, Literasi Jaminan Sosial Dinilai Bisa Ditanamkan Sejak Dini
-
TPG Triwulan III 2025 Cair! Guru Jam Mengajar di Bawah 12 JP Dapat Tunjangan?
-
Ketua GIPI Kritik RUU Kepariwisataan: Pemerintah Tak Pernah Anggap Penting Pariwisata