Suara.com - Krisis air yang terjadi di Kawasan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara ditengarai Greenpeace Indonesia bakal menjadi lumbung bisnis baru oligarki. Persoalan tersebut mencuat seiring persoalan air bersih di wilayah tersebut.
Selain itu, korban pelecehan seksual kembali mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari pihak aparat kepolisian lantaran laporannya tidak ditindaklanjuti.
Dua berita tersebut menjadi pilihan Redaksi Suara.com dalam seminggu terakhir. Selain itu, persoalan anggaran makan siang bergizi yang menjadi program Prabowo-Gibran menjadi sorotan dan juga rencana penghapusan jurusan IPA, IPS dan Bahasa di tingkat SMA menjadi polemik. Berikut berita-berita pilhan dari Suara.com selama seminggu terakhir.
1. Krisis Air di IKN Bakal Jadi Lumbung Bisnis Elite Oligarki, Begini Penjelasan Greenpeace
Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur (Kaltim) saat ini sedang mengalami kondisi krisis air.
Hal tersebut dikatakan Greenpeace Indonesia yang menyebutkan kalau krisis tersebut sebenarnya sudah terjadi sebelum pembangunan IKN dimulai. Kemudian makin parah saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) mulai membangun IKN.
2. Kaltim Lagi Krisis Air, Greenpeace Indonesia Minta Pembangunan IKN Dihentikan
Wilayah Kalimantan Timur (Kaltim) disebut tengah mengalami krisis air. Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) disarankan untuk dihentikan sementara.
Baca Juga: Jokowi Wajib Evaluasi Amdal Sebelum Ngantor di IKN, Greenpeace: Hak Masyarakat Harus Dipenuhi!
Greenpeace Indonesia menemukan kalau pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak memprioritaskan prasyarat sosial dan lingkungan dalam pembangunan IKN, sehingga memperparah krisis air di Kaltim.
3. Jurusan IPA, IPS dan Bahasa Dihapus Pemerintah, Ortu Siswa SMA di Jakarta Protes: Bikin Anak Gak Terarah Mau ke Mana
Dihapusnya jurusan IPA, IPS, dan bahasa untuk murid SMA di Jakarta menuai gelombang protes dari orang tua murid. Pasalnya, penghapusan jurusan oleh Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta membuat para murid bingung untuk menentukan pilihan jika ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Bella (bukan nama sebenarnya), salah satu orang tua murid pun mengaku geram dengan penerapan tersebut. Sebab, anaknya kini duduk di kelas 2 SMA Negeri di Jakarta yang telah mulai menerapkan bagian dari kurikulum merdeka belajar tersebut.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Antrean Panjang di Stasiun, Kenapa Kereta Api Selalu Jadi Primadona di Periode Libur Panjang?
-
Kasus Deforestasi PT Mayawana, Kepala Adat Dayak Penjaga Hutan di Kalbar Dijadikan Tersangka
-
Eks Pejabat KPI Tepis Tudingan Jaksa Atur Penyewaan Kapal dan Ekspor Minyak
-
Diperiksa KPK Soal Korupsi Haji, Gus Yaqut Pilih Irit Bicara: Tanya Penyidik
-
Buka-bukaan Kerry Riza di Sidang: Terminal OTM Hentikan Ketergantungan Pasokan BBM dari Singapura
-
MBG Dinilai Efektif sebagai Instrumen Pengendali Harga
-
Ultimatum Keras Prabowo: Pejabat Tak Setia ke Rakyat Silakan Berhenti, Kita Copot!
-
Legislator DPR: YouTuber Ferry Irwandi Layak Diapresiasi Negara Lewat BPIP
-
Racun Sianida Akhiri Pertemanan, Mahasiswa di Jambi Divonis 17 Tahun Penjara
-
Ramai Narasi Perpol Lawan Putusan MK, Dinilai Tendensius dan Tak Berdasar