Suara.com - Sudah ada 163 orang meninggal dunia pasca Mahasiswa Bangladesh melakukan aksi unjuk rasa (Protes), terkait kuota pegawai negeri sipil (PNS) di negara tersebut.
Nampaknya, saat ini kelompok mahasiswa Bangladesh yang sebelumnya menggelar aksi demonstrasi kini menghentikan aksi tersebut pada Senin (22/7/2024).
Pimpinan demonstrasi menghentikan protes tersebut selama 48 jam dan mereka tidak menginginkan reformasi dengan mengorbankan begitu banyak korban lagi.
Jam malam telah diberlakukan dan tentara berpatroli di kota-kota di seluruh negara Asia Selatan, sementara pemadaman internet secara nasional sejak Kamis telah secara drastis membatasi aliran informasi ke dunia luar.
“Kami menangguhkan protes penutupan selama 48 jam,” Nahid Islam, pemimpin utama penyelenggara protes utama, Students Against Discrimination, mengatakan dilansir dari NDTV.
Dia dirawat karena luka-lukanya setelah dipukuli oleh orang-orang yang dia tuduh sebagai polisi yang menyamar, katanya.
“Kami menuntut selama periode ini pemerintah mencabut jam malam, memulihkan internet dan berhenti menargetkan mahasiswa pengunjuk rasa.”
Pada hari Minggu, Mahkamah Agung mengurangi jumlah pekerjaan yang disediakan untuk kelompok tertentu, termasuk keturunan “pejuang kemerdekaan” dari perang pembebasan Bangladesh melawan Pakistan tahun 1971.
“Kami memulai gerakan untuk mereformasi kuota,” kata Islam.
Baca Juga: Misteri 4 Kematian di Selandia Baru, Mantan Koki Kanada Ikut Terseret, Ini Penyebabnya
“Tetapi kami tidak ingin reformasi kuota dengan mengorbankan begitu banyak darah, begitu banyak pembunuhan, begitu banyak kerugian terhadap nyawa dan harta benda.”
Setidaknya 163 orang tewas dalam bentrokan, termasuk beberapa petugas polisi, menurut hitungan korban AFP yang dilaporkan oleh polisi dan rumah sakit.
Kekerasan sporadis berlanjut pada hari Senin, dengan empat orang dibawa ke Rumah Sakit Dhaka Medical College karena luka tembak, kata seorang reporter AFP di tempat kejadian.
Pejabat pemerintah telah berulang kali menyalahkan para pengunjuk rasa dan oposisi atas kerusuhan tersebut.
Juru bicara Kepolisian Metropolitan Dhaka Faruk Hossain mengatakan kepada AFP bahwa "setidaknya 532" orang telah ditangkap di ibu kota sejak protes dimulai, termasuk beberapa pemimpin oposisi Partai Nasional Bangladesh.
Ali Riaz, seorang profesor politik dan pakar terkemuka Bangladesh di Universitas Negeri Illinois, menggambarkan kekerasan tersebut sebagai “pembantaian terburuk yang dilakukan rezim mana pun sejak kemerdekaan”.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- Sabrina Chairunnisa Ingin Sepenuhnya Jadi IRT, tapi Syaratnya Tak Bisa Dipenuhi Deddy Corbuzier
Pilihan
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
-
Harga Emas Turun Hari ini: Emas Galeri di Pegadaian Rp 2,3 Jutaan, Antam 'Kosong'
Terkini
-
Lewat Aklamasi, Budi Arie Lanjut Pimpin Projo 2025-2030
-
Anak Menteri Keuangan Yudo Sadewa Kembali Viral, Kali Ini Diduga Sindir Gibran Lewat Postingan Satir
-
Investment Outlook 2025 Redefining Value: Investment Strategy in the Age of Innovation
-
Ini Cerita Aqsa Syauqi Peraih DPD Award 2025 Kategori Pembangunan Sosial & Kesehatan
-
Dihadang Sopir Angkot, Layanan Mikrotrans PulogadungKampung Rambutan Disetop Sementara
-
Amstrong sembiring: Jelang Akhir Tahun 2025 Negeri Ini Jadi Lautan Persoalan Hukum
-
Wacana Tarif Transjakarta Naik, DPRD Sebut Warga Jakarta Sudah Mampu Bayar Lebih dari Rp 3.500
-
Ritual Persembahan Berujung Petaka, 9 Umat Tewas Terinjak-injak di Kuil India
-
Gelar Pangeran Andrew Dicabut Gegara Pelecehan Seksual, Keluarga Giuffre Beri Respon Sinis
-
Pengamat: Jaksa Hanya Melaksanakan Penetapan Hakim di Kasus Nenny Karawang