Suara.com - Kelly Reilly (33), seorang ibu dua anak, meninggal dunia setelah diserang anjing peliharaannya saat ia mengalami kejang di rumahnya di Wood End, Coventry, Senin lalu. Meskipun tim medis berusaha keras menyelamatkannya, Kelly dinyatakan meninggal di tempat kejadian.
Polisi telah menyita anjing tersebut dan sementara waktu belum mengkonfirmasi apakah anjing itu termasuk dalam ras terlarang. Tetangga menduga anjing itu merupakan jenis XL Bully yang baru saja diberikan kepada Kelly oleh anggota keluarganya.
Menurut saksi mata, Lorraine Griffiths, Kelly yang menderita masalah kesehatan, jatuh ke lantai saat mengalami kejang, dan anjing tersebut menyerangnya.
"Anjing itu mungkin awalnya mencoba membantu, tapi kemudian panik dan menyerang Kelly," kata Griffiths.
"Telinganya robek dan ditemukan di lantai." lajutnya.
Pasangan Kelly, Noel Spring, yang tinggal di flat di seberang rumahnya, berusaha keras menyelamatkannya.
"Noel sangat terpukul dan terlalu sedih untuk berbicara tentang kejadian ini," tambah Griffiths.
Kelly baru memiliki anjing tersebut selama tiga atau empat bulan. Sebelumnya, anjing itu diberikan oleh saudara perempuannya yang memiliki lima anjing Bully.
Anjing tersebut tidak pernah menunjukkan tanda-tanda agresif dan sering bermain di taman bersama Kelly.
Baca Juga: Api Kerusuhan Bangladesh Makin Membara, Korban Tewas Capai 187 Orang, Jam Malam Diperketat
"Kami memahami ini adalah insiden yang sangat menyedihkan dan kami berterima kasih kepada masyarakat setempat serta tim darurat yang telah menangani kejadian ini. Pikiran kami bersama keluarga dan orang-orang terdekat dari wanita yang telah meninggal." kata Kepala Inspektur David Amos dari Kepolisian West Midlands.
Kematian Kelly menjadi serangan fatal keempat oleh anjing di Inggris pada tahun 2024, setelah rekor 16 kematian pada tahun 2023. Banyak dari kematian tersebut melibatkan jenis anjing American XL Bully, yang baru-baru ini ditambahkan ke daftar ras terlarang di Inggris dan Wales.
Berita Terkait
-
Api Kerusuhan Bangladesh Makin Membara, Korban Tewas Capai 187 Orang, Jam Malam Diperketat
-
Tragis! Seorang Ibu Muda Tewas Ditabrak Pacar Mantannya
-
Seorang Remaja Tewas Tertembak saat Tengah Asik Nonton Live Musik
-
Seorang Gadis 12 Tahun Tewas Setelah Jatuh dari Balkon Hotel saat Orang Tuanya Tidur Lelap
-
Jembatan Runtuh dan Banjir Bandang Melanda China, Puluhan Orang Tewas dan Hilang
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
Terkini
-
Hitung Mundur Dimulai? Analis Sebut Kapolri Diganti Usai Hari TNI, Ini Sinyalnya
-
DPRD 'Geruduk' Parkir Ilegal di Jaktim, Dua Lokasi Disegel Paksa, Potensi Pajak Miliaran Bocor
-
'Keterangan Anda Berubah!' Detik-detik Saksi PT Poison Ditegur Hakim di Sidang Sengketa Tambang
-
Saatnya 'Perbarui' Aturan Main, DPR Genjot Revisi Tiga UU Kunci Politik
-
Noel Dikabarkan Mau Jadi Justice Collaborator, KPK: Belum Kami Terima
-
Jejak Korupsi Noel Melebar, KPK Bidik Jaringan Perusahaan PJK3 yang Terlibat Kasus K3
-
Anggotanya Disebut Brutal Hingga Pakai Gas Air Mata Kedaluarsa Saat Tangani Demo, Apa Kata Kapolri?
-
Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
-
Dikabarkan Hilang Usai Demo Ricuh, Bima Permana Ditemukan di Malang, Polisi: Dia Jualan Barongsai
-
Berawal dari Rumah Gus Yaqut, KPK Temukan Jejak Aliran Dana 'Janggal' ke Wasekjen Ansor