Suara.com - Selebgram sekaligus mantan atlet anggar Cut Intan Nabila jadi perbincangam usai mengungkap sendiri kejadian KDRT yang dilakukan oleh suaminya Armor Toreador.
Dari pengakuannya di media sosial, Intan rupanya telah mengalami kekerasan selama bertahun-tahun. Namun, dia tetap pilih mempertahankan rumah tangganya demi anak-anaknya.
Keputusan seperti itu rupanya masih lazim ditemui akibat pengaruh stigma budaya ketimuran yang ada pada masyarakat Indonesia.
Psikolog klinis Nirmala Ika menjelaskan, kasus KDRT tidak pernah bisa dilepaskan dari pembicaraan mengenai peran gender dalam rumah tangga.
"Secara tidak sadar, masyarakat, budaya, sistem pendidikan, bahkan negara kita membedakan perempuan dan laki-laki. Di mana posisi perempuan ditempatkan sebagai yang harus mempertahankan keluarga, harus mengasuh anak."
"Jadi seolah-olah ketika dalam rumah tangga ada masalah, yang harus bertahan, harus berubah adalah istrinya," jelas Nirmala kepada Suara.com, dihubungi Selasa (13/8/2024).
Pemikiran seperti itu juga tertanam pada perempuan sendiri akibat didikan lingkungan serta stigma yang terus ada di masyarakat. Sehingga, ketika sudah menikah, perempuan pun merasa harus mempertahankan rumah tangganya apa pun yang terjadi.
"Apalagi ketika kita bicara sudah punya anak, dia sudah tidak lagi melihat dirinya hanya sebagai perempuan, tapi sebagai ibu. Dia harus melindungi anaknya. Belum lagi secara stigma di masyarakat, janda punya stigma yang lebih buruk dibandingkan perempuan bersuami. Jadi ya banyak alasan kenapa akhirnya perempuan bertahan," tuturnya.
Akan tetapi, Nirmala menegaskan bahwa KDRT termasuk suatu tindakan yang tidak bisa ditoleransi. Terlebih bila hanya sisi korban yang berusaha untuk memperbaiki hubungan.
Baca Juga: Apa Itu Siklus Kekerasan? Jadi Sorotan Dalam Kasus KDRT Selebgram Cut Intan Nabila
Psikolog di Rumah Sakit Pluit itu menyampaikan bahwa dalam rumah tangga perlu kerjasama suami dan istri dalam upaya memperbaiki hubungan, terutama bila sudah diwarnai aksi kekerasan.
"Dampak dari kekerasan sangat besar. Belum lagi kita bicara sebenarnya terhadap anak, maksudnya akan berdampak kepada anaknya juga. Jadi kata-kata tadi bahwa saya bertahan demi anak, jadi dipertanyakan," ucap Nirmala.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
Terkini
-
Dana Bagi Hasil Jakarta dari Pemerintah Pusat Dipangkas Rp15 Triliun, Pramono Siapkan Skema Ini
-
KemenPPPA Dorong Evaluasi Program Makan Bergizi Gratis Pasca Kasus Keracunan
-
BGN Enggan Bicara Sanksi untuk Dapur MBG, Malah Sebut Mereka 'Pejuang Tanah Air'
-
Agus Suparmanto Sah Pimpin PPP, Mahkamah Partai Bantah Dualisme Usai Muktamar X Ancol
-
DPRD DKI Sidak 4 Lahan Parkir Ilegal, Pemprov Kehilangan Potensi Pendapatan Rp70 M per Tahun
-
Patok di Wilayah IUP PT WKM Jadi Perkara Pidana, Pengacara: Itu Dipasang di Belakang Police Line
-
Divonis 16 Tahun! Eks Dirut Asabri Siapkan PK, Singgung Kekeliruan Hakim
-
Eks Dirut PGN Ditahan KPK! Terima Suap SGD 500 Ribu, Sempat Beri 'Uang Perkenalan'
-
Ikutilah PLN Journalist Awards 2025, Apresiasi Bagi Pewarta Penggerak Literasi Energi Nasional
-
Soal Arahan Jokowi Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode, Gus Yasin: PPP Selalu Sejalan dengan Pemerintah