Suara.com - Para aktivis antikorupsi yang terdiri dari sejumlah mantan komisioner dan pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendatangi kantor lembaga antirasuah, Rabu (14/8/2024).
Mantan Ketua KPK 2010-2011 Busyro Muqoddas mengatakan, pihaknya melakukan audiensi dengan Ketua KPK Nawawi Pomolango untuk membahasa situasi negara dan beberapa kasus.
“Kasus itu kami diskusikan tidak lepas dari persoalan-persoalan politik yang episentrum politiknya ada di Istana Negara,” kata Busyro di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Rabu (14/8/2024).
“Apalagi kami membaca di Istana Negara itu sudah ada proses reinkarnasi nepotisme yang dulu di era orde baru telah dilarang oleh salah satu tap MPR, sekarang malah mengalami kebangkitan. Kebangkitan kembali secara lebih mengeras, yaitu dinasti politik, nepotisme,” tambah dia.
Lebih lanjut, Busyro menjelaskan bahwa ada tiga hal lain yang juga sempat dibahas oleh pihaknya bersama Nawawi dalam pertemuan hari ini.
Salah satunya ialah kemunculan istilah ‘Blok Medan’ yang merujuk pada tambang milik putri Presiden Joko Widodo, Kahiyang Ayu pada sidang kasus dugaan suap mantan Gubernur Maluku Utara Abdul Gani Kasuba.
“Terkait dengan KPPK, ada tiga hal yang nanti secara rinci disampaikan. Yang tiga hal itu singkatnya tentang Blok Medan. Yang kedua, tentang proses seleksi pimpinan KPK yang menyangkut kriteria seharusnya dipertimbangkan oleh Pansel maupun KPK. Ketiga, tentang status Firli Bahuri,” ujar Busyro.
Dia juga mengungkapkan bahwa pertemuannya dengan Nawawi berlangsung selama 2,5 jam. Menurut dia, Nawawi menunjukkan sikap terbuka kepada para aktivis antikorupsi yang hadir hari ini.
“Beliau terbuka, terbuka sekali dan prihatin sekali dengan apa yang kami sampaikan dan akan ditindaklanjuti,” tandas Busyro.
Berita Terkait
-
Lepas Rompi Pink, Harvey Moeis Jalani Sidang Perdana Kasus Korupsi Timah
-
Laporkan Ketum PKB ke KPK, Pelapor Sebut Cak Imin Turut Gandeng Istri sebagai Timwas Haji dari 2022
-
Dicekal KPK Terkait Kasus Korupsi E-KTP, Miryam Haryani Dilarang ke Luar Negeri
-
Setop Kasus Suap Surya Darmadi, KPK Ungkap Alasannya!
-
Cek Fakta: KPK Tangkap Bobby Nasution, Benarkah?
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 19 Oktober: Klaim 19 Ribu Gems dan Player 111-113
- Bukan Main-Main! Ini 3 Alasan Nusakambangan, Penjara Ammar Zoni Dijuluki Alcatraz Versi Indonesia
Pilihan
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
-
Pembelaan Memalukan Alex Pastoor, Pandai Bersilat Lidah Tutupi Kebobrokan
-
China Sindir Menkeu Purbaya Soal Emoh Bayar Utang Whoosh: Untung Tak Cuma Soal Angka!
Terkini
-
KPK Beberkan Biang Kerok Penyidikan Korupsi Kuota Haji Berlarut-larut, Ternyata Ini Alasannya
-
Gurita Korupsi Pertamina: KPK Ungkap Kaitan Eks Direktur dengan Riza Chalid di Kasus Suap Katalis
-
Dana DKI Jakarta Rp14,6 Triliun Mengendap di Bank: Gubernur Pramono Ungkap Alasannya!
-
Lukas Enembe Sudah Meninggal, KPK Ungkap Alasan Periksa Tukang Cukur Langganannya
-
KPK Bantah Cuma Tunggu Laporan Mahfud MD Usut Dugaan Korupsi Whoosh: Informasi Kami Cari
-
Dalami Dugaan Mark Up Proyek Kereta Cepat Whoosh, KPK Tak Hanya Tunggu Laporan Mahfud MD
-
Dukung Revitalisasi Kota Tua, Veronica Usul Ada Pendongeng hingga Musisi di Alun-Alun Fatahillah
-
KPK Belum Tahan Eks Ketua DPRD Jatim Kusnadi, Alasan Kesehatan Jadi Pertimbangan
-
Usai Koruptor Lukas Enembe Wafat, Tukang Cukur Langganannya Ikut 'Dibidik' KPK, Mengapa?
-
Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 2231 Berakhir, Berikut Sikap Kedubes Iran di Indonesia