Suara.com - Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka disarankan lebih dalam melakukan riset bila akan menggunakan baju adat pada acara kenegaraan. Hal tersebut dirasa perlu dilakukan agar Gibran tak lagi dinilai 'salah kostum' seperti saat menggunakan baju adat Papua ketika momen perayaan Hari Kemerdekaan RI ke-79 di Ibu Kota Nusantara (IKN).
Dosen Desain Produk Mode Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta (FSR IKJ) Adlien Fadlia mengatakan, saat momen tersebut Gibran mengenakan sali atau rok rumbai. Rok yang sama juga dikenakan anak sulung Gibran, Jan Ethes.
Adlien menyampaikan bahwa sali sebenarnya bukan pakaian untuk laki-laki.
"Pakaian yang digunakan oleh Gibran adalah Sali, pakaian khusus untuk wanita yang belum menikah di Papua," kata Adlien kepada Suara.com, dihubungi Selasa (20/8/2024).
Adlien menduga kekeliruan Gibran memilih busana adat lantaran tidak tahu tentang baju adat Papua itu sendiri. Begitu pula dengan tim penata busana yang menyediakan baju untuk Gibran dan anaknya.
Oleh sebab itu, Adlien menyarankan, seharusnya Gibran ataupun timnya lebih dulu lakukan riset mengenai baju adat apa pun yang akan digunakan.
"Mengingat Indonesia sangat kaya akan budaya berpakaian dari berbagai suku di wilayah Nusantara ini, perlu dilakukan riset terlebih dahulu. Sebagai publik figure, Gibran tidak akan lepas dari perhatian masyarakat Indonesia," terangnya.
Penampilan Gibran saat upcara 17 Agustus di IKN itu sempat tuai kritik di media sosial. Pasalnya, menurut akun X @jayapuraupdate, pakaian adat yang dikenakan putra sulung Presiden Joko Widodo tersebut tidak jelas konsepnya seperti 'tabrak lari'.
"Bro.. sebenarnya kalo mau bikin kita "tersentuh" itu pake baju adat seperti ini boleh.. singkat padat dan jelas. Daripada pake atribut tabrak lari tidak jelas yg kita sendiri sbenarnya tidak tau itu mewakili suku mana.. Merdeka!!!," tulis akun tersebut seperti Suara.com kutip pada Senin (19/7/2024).
Akun tersebut juga menyoroti jika pakaian adat Papua yang dikenakan Gibran terlihat mencampuradukkan antara pakaian adat Papua Pegunungan dan pesisir.
Akun tersebut menganalogikan kalau Gibran seperti orang yang mencampurkan baju adat Madura, Solo, dan Sunda secara bersamaan. Sehingga dinilai tidak jelas konsepnya.
Berita Terkait
-
Singgung soal Gibran, Pakar Sebut Putusan MK Parpol Bisa Usung Cagub Tanpa Punya Kursi DPRD Berlaku Mulai Pilkada 2024
-
Gibran Geruduk Kantor Erick Thohir, Ini yang Dibahas
-
Deklarasi Mendadak Dihadiri Gibran, Ridwan Kamil Ngaku Girang Gegara Hal Ini
-
Gibran Datang, Acara Deklarasi Ridwan Kamil-Suswono Langsung Heboh
-
Bikin Heru Budi Terharu, Cerita Siswa SD Pilih Bawa Pulang Menu Makan Gratis buat Neneknya yang Sakit
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- 5 HP OPPO RAM 8 GB Terbaik di Kelas Menengah, Harga Mulai Rp2 Jutaan
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
Terkini
-
Rekaman Tengah Malam Viral, Bongkar Aktivitas Truk Kayu di Jalan Lintas Medan-Banda Aceh
-
'Beda Luar Biasa', Kuasa Hukum Roy Suryo Bongkar Detail Foto Jokowi di Ijazah SMA Vs Sarjana
-
Kadinsos Samosir Jadi Tersangka Korupsi Bantuan Korban Banjir Bandang, Rugikan Negara Rp 516 Juta!
-
Bakal Demo Dua Hari Berturut-turut di Istana, Buruh Sorot Kebijakan Pramono dan KDM soal UMP 2026
-
Arus Balik Natal 2025: Volume Kendaraan Melonjak, Contraflow Tol Jakarta-Cikampek Mulai Diterapkan!
-
18 Ribu Jiwa Terdampak Banjir Banjar, 14 Kecamatan Terendam di Penghujung Tahun
-
UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,7 Juta Diprotes, Rano Karno: Kalau Buruh Mau Demo, Itu Hak Mereka
-
Eks Pimpinan KPK 'Semprot' Keputusan SP3 Kasus Korupsi Tambang Rp2,7 Triliun: Sangat Aneh!
-
Percepat Penanganan Darurat Pascabencana, Hari Ini Bina Marga akan Tinjau Beutong Ateuh Banggalang
-
Ikuti Instruksi Kapolri, Pemkot Jogja Resmi Larang Pesta Kembang Api saat Pergantian Tahun