Suara.com - Sebuah tragedi menghantam keluarga Yoram Yehuai ketika putranya, Ron, menjadi korban serangan Hamas yang menggemparkan dunia pada 7 Oktober tahun lalu. Dalam sebuah wawancara penuh emosi dengan Sky News, Yoram mengenang momen terakhir putranya dan mengungkapkan alasan di balik kebohongan Ron kepada keluarganya, tentang keberadaannya saat serangan itu terjadi.
Ron saat itu berada di Festival Musik Nova, dekat Kibbutz Re'im. Kepada keluarganya, Ron mengatakan bahwa dirinya berada di tempat yang aman bersama pasukan Israel yang melindunginya. Namun, kenyataan yang memilukan adalah bahwa Ron sebenarnya bersembunyi bersama teman-temannya di dalam sebuah tempat sampah, menanti bantuan selama hampir lima jam.
Tragedi tak terelakkan ketika setelah empat setengah jam berlalu, seorang pejuang Hamas menemukan tempat persembunyian mereka. Dengan kejam, sang penyerang melepaskan tembakan ke dalam tempat sampah yang dihuni 16 orang.
Sembilan di antaranya, termasuk Ron, tewas di tempat, sementara empat lainnya mengalami luka-luka.
Yoram, yang menyadari bahwa putranya telah berbohong untuk menenangkan keluarganya, berkata, "Saya mengerti bahwa Ron berbohong kepada kami tentang keselamatannya karena dia ingin melindungi kami-dia tidak ingin kami khawatir."
Pesan terakhir dari Ron dikirimkan pada pukul 11.39 pagi. Dalam pesan itu, Ron menulis, “Saya baik-baik saja,” disertai dengan emoji hati berwarna kuning.
Namun, hanya tujuh menit setelah pesan itu dikirim, para teroris masuk ke tempat persembunyian dan menghancurkan segala harapan.
Ketika ditanya bagaimana perasaannya setahun setelah kejadian tersebut, Yoram dengan lirih mengatakan bahwa waktu yang telah berlalu terasa seperti satu hari yang panjang. Kehilangan putranya dalam kondisi yang begitu tragis meninggalkan luka yang mendalam, namun ia tetap berusaha tegar dalam menghadapi kenyataan pahit tersebut.
Serangan yang terjadi pada 7 Oktober itu tidak hanya menghancurkan keluarga Yoram, tetapi juga mengingatkan dunia tentang kerapuhan kehidupan di tengah konflik yang terus berkecamuk.
Baca Juga: 'Mati Satu, Mati Semua' Sikap Ekstrim dalam Konflik Israel-Palestina
Sementara itu, seorang anak laki-laki berusia 12 tahun, Hatem Sami Hisham Ghaith, tewas setelah terkena tembakan pasukan Israel dalam sebuah operasi militer di kamp pengungsi Qalandia, di pinggiran Ramallah, Tepi Barat setahu kemudian.
Menurut keterangan dari Kementerian Kesehatan Palestina, Hatem mengalami luka kritis yang merenggut nyawanya setelah bentrokan pecah di kamp tersebut.
Insiden ini terjadi setelah Bulan Sabit Merah melaporkan bahwa lima orang terluka dalam serangan yang disebut sebagai penyerbuan oleh pasukan Israel. Salah satu korban mengalami luka serius, dengan tembakan peluru karet yang mengenai kepala, menambah deretan korban dalam kekerasan yang terus berlangsung di wilayah tersebut.
Meskipun Hamas, kelompok yang bertanggung jawab atas serangan pada 7 Oktober, tidak beroperasi di Tepi Barat, situasi di wilayah ini tetap tegang. Bentrokan dan kerusuhan kerap terjadi, diperburuk oleh ancaman dan kekerasan dari para pemukim Israel terhadap warga Palestina.
Mereka dipaksa menyerahkan tanah mereka di tengah intimidasi yang semakin meningkat, sebuah tindakan yang telah mendapat kecaman dari berbagai negara, termasuk sekutu kuat Israel, Amerika Serikat.
Berita Terkait
-
'Mati Satu, Mati Semua' Sikap Ekstrim dalam Konflik Israel-Palestina
-
Doktrin Militer Israel Dipertanyakan Setelah Serangan Rudal Iran
-
Komunitas Yahudi Austria Tolak Palestina Merdeka
-
Dramatis! Pria Coba Bakar Diri di Tengah Demo Membara Kecam Perang Gaza
-
AS dan Israel Kompak Buat Rupiah Anjlok 202 Poin Awal Pekan Ini
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Pramono Anung Beberkan PR Jakarta: Monorel Rasuna, Kali Jodo, hingga RS Sumber Waras
-
Hujan Ringan Guyur Hampir Seluruh Jakarta Akhir Pekan Ini
-
Jelang Nataru, Penumpang Terminal Pulo Gebang Diprediksi Naik Hingga 100 Persen
-
KPK Beberkan Peran Ayah Bupati Bekasi dalam Kasus Suap Ijon Proyek
-
Usai Jadi Tersangka Kasus Suap Ijon Proyek, Bupati Bekasi Minta Maaf kepada Warganya
-
KPK Tahan Bupati Bekasi dan Ayahnya, Suap Ijon Proyek Tembus Rp 14,2 Miliar
-
Kasidatun Kejari HSU Kabur Saat OTT, KPK Ultimatum Segera Menyerahkan Diri
-
Pengalihan Rute Transjakarta Lebak Bulus - Pasar Baru Dampak Penebangan Pohon
-
Diduga Lakukan Pemerasan hingga Ratusan Juta, Kajari dan Kasi Intel Kejaksaan Negeri HSU Ditahan KPK
-
Boni Hargens: 5 Logical Fallacies di Argumentasi Komite Reformasi Polri Terkait Perpol 10/2025