Suara.com - Presiden Prabowo Subianto menunjuk orang kepercayaannya, Letjen TNI (Purn) Anto Mukti Putranto, sebagai Kepala Staf Kepresidenan (KSP).
Sebelumnya AM Putranto adalah Asisten Khusus Matra Darat Bidang Alutsista Menteri Pertahanan era Prabowo Subianto.
AM Putranto adalah seorang berlatar belakang militer. Pangkat terakhirnya sebagai prajurit adalah bintang tiga dengan jabatan Komandan Kodiklat TNI AD.
Pria kelahiran Jember, Jawa Timur ini, merupakan lulusan Akademi Militer (Akmil) tahun 1987, yang merupakan teman seangkatan Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Andika Perkasa.
Lulus dari Akmil, AM Putranto mengikuti pendidikan dasar kecabangan infanteri. Ia lalu ditempatkan di Batalyon Infanteri Lintas Udara 612/Modang.
Pada tahun 2000, ia dipercaya menjadi Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 433/Julu Siri di Makassar. Putranto juga terlibat dalam berbagai misi internasional, seperti Peace Keeping Command Post Exercise "Cobra Gold" di Thailand pada 2007 dan operasi perdamaian PBB di Lebanon pada 2007-2008.
Saat masih aktif di TNI, AM Putranto menempati beberapa jabatan strategis. Ia pernah menjadi Danrem 061/Surya Kencana, Pangdivif 1/Kostrad, Pangdam II/Sriwijaya lalu promosi menjadi Komandan Kodiklat TNI AD.
Usai pensiun dari TNI pada tahun 2022, AM Putranto dipercaya menjadi Asisten Khusus Menteri Pertahanan Prabowo Subianto untuk Matra Darat Bidang Alutsista.
Kini Putranto diberi jabatan sebagai Kepala Staf Kepresidenan Indonesia yang bertugas membantu Presiden Prabowo Subianto dalam menjalankan agenda pemerintahan.
Baca Juga: Moeldoko Bicara Nasib KSP Usai Jokowi Tak Lagi Jadi Presiden
Bentak Sekjen Parpol
Saat masih aktif sebagai tentara, AM Putranto memiliki prinsip bekerja sebagai prajurit profesional. Ia menolak ikut berpolitik.
Dalam buku "Letjen TNI AM Putranto Bekerja Dengan Hati, Profesional, Selalu Bersyukur" dikisahkan bagaimana Putranto saat masih menjadi Dankodiklatad didekati Sekjen salah satu partai politik (parpol).
"Dua kali sang sekjen mendatangi AM Putranto saat masih menjadi Dankodiklatad. Intinya politisi itu ingin AM Putranto lebih dekat dengan salah satu tokoh di negeri ini yang juga ketua umum parpol," tulis Sahrudi dkk.
Sang politisi membujuk AM Putranto dengan mengimingi kenaikan pangkat menjadi jenderal penuh. Kepada Putranto, sekjen parpol itu mengatakan, "Pangkat anda tinggal satu klik untuk menjadi bintang empat."
AM Putranto ternyata tidak tertarik sama sekali terhadap tawaran politisi tersebut. Bahkan pria kelahiran 26 Februari 1964 itu menolak keras permintaan tersebut.
"Saya bilang yang menentukan itu bukan kalian, yang menentukan Tuhan. Kalaupun pangkat saya saat ini bintang tiga adalah rasa syukur saya, yakin bahwa yang saya lakukan ini bukan karena orang lain, semua itu karena Tuhan," ujarnya dengan nada tinggi.
Sejak itu sekjen parpol tersebut tidak pernah lagi menghubungi AM Putranto. Tak ada penyesalan di hati Putranto menolak tawaran tersebut. Padahal AM Putranto harus pensiun dari TNI sebelum waktunya.
Putranto pensiun dari TNI ketika usianya masih 55 tahun sementara usia pensiun seorang perwira TNI bisa sampai 60 tahun. Walau harus pensiun sebelum waktunya, Putranto mengaku tetap bersyukur.
"Bahkan ketika tahu (pensiun) belum waktunya, saya dipeluk istri saya sambil bilang, 'mas sabar mungkin ini yang terbaik buat kita," cerita AM Putranto.
Berita Terkait
-
Moeldoko Bicara Nasib KSP Usai Jokowi Tak Lagi Jadi Presiden
-
Moeldoko Sebut Kabinet Baru Bakal Diumumkan di Malam Hari usai Prabowo Sah jadi Presiden pada 20 Oktober
-
Sebut Pimpinan KPK Sudah Babak Belur, Deputi V KSP: Mereka Harus Ngaca!
-
Akui Aturan Alat Kontrasepsi Pelajar Picu Pro-Kontra, Istana: Harus Ada Solusi Dong
-
Mengadu ke KSP, Warga Moro-Moro Lampung Akui Sulit Akses Bansos dan Pendidikan
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
-
Otak Pembunuhan Kacab Bank, Siapa Ken si Wiraswasta Bertato?
-
DPR 'Sentil' Menkeu Purbaya, Sebut Kebijakan Rp200 Triliun Cuma Jadi Beban Bank & Rugikan Rakyat!
-
Ivan Gunawan Blak-blakan: Dijauhi Teman Pesta Usai Hijrah dan Risih Dipanggil 'Haji'
-
5 Prompt AI Viral: Ubah Fotomu Jadi Anime, Bareng Idol K-Pop, Sampai Action Figure
Terkini
-
Resmi! Detik-detik Prabowo Lantik Djamari Jadi Menkopolkam hingga Erick Thohir Digeser ke Menpora
-
KPK Geram! Ustaz Khalid Basalamah Diduga Bocorkan Informasi Kasus Haji, Bakal Jadi Tersangka?
-
Keluarga Ungkap Kondisi Delpedro Marhaen di Penjara: Berat Badan Turun, Dilarang Menulis!
-
Uji Coba Jalur Gratis Tol Fatmawati 2 Sukses Kurangi Kemacetan TB Simatupang
-
5.000 Dapur Gizi Diduga Fiktif, DPR Kritik Keras Kinerja Badan Gizi Nasional
-
Rekam Jejak Angga Raka, Orang Dekat Prabowo yang Kini Gantikan Posisi Hasan Nasbi
-
Sikap Tegas Keluarga Delpedro: Kami Tak Akan Mengemis Ampun, Jika Tak Bersalah Harus Dibebaskan!
-
Mendagri Tegaskan Tiga Tugas Utama di Wilayah Perbatasan dalam Upacara Peringatan HUT Ke-15 BNPP
-
Kepala Sekolah Batal Dicopot, Wali Kota Prabumulih Minta Maaf
-
Erick Thohir Resmi Jabat Menpora, Hartanya Tembus Rp 2,4 Triliun