Suara.com - Komisi XIII DPR RI menggelar rapat kerja perdana dengan Menteri HAM Natalius Pigai di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (31/10/2024). Rapat ini diawali dengan perkenalan dan nantinya mendengar rencana kerja Menteri HAM.
"Agenda kita pagi hari ini itu lebih kepada perkenalan. Baik perkenalan secara perorangan, anggota dan pimpinan beserta dengan kementerian HAM abis itu kami juga ingin mendengar beberapa rencana kerja nanti secara singkat dari Kementerian HAM," kata pimpinan rapat Ketua Komisi XIII DPR RI Willy Aditya.
Kemudian satu persatu anggota Komisi XIII DPR memperkenalkan diri mereka kepada Menteri HAM Natalius Pigai dan Wakil Menteri HAM Mugiyanto.
Kemudian Natalius giliran memperkenalkan diri dan jajarannya di Kementerian HAM.
Sebelumnya, Ketua Komisi XIII DPR RI, Willy Aditya menyebut pihaknya berencana memanggil Menteri Hak Asasi Manusia (HAM), Natalius Pigai dalam rapat dengar pendapat pada Kamis (31/10/2024).
Salah satu tujuan pemanggilan ini untuk membahas permintaan Natalius menambah anggaran kementeriannya jadi Rp 20 triliun.
Seharusnya, pemanggilan terhadap Natalius Pigai dilakukan Rabu (30/10/2024), tapi ditunda pada Kamis (31/10). Rapat dengar pendapat bersama Natalius akan dilakukan pukul 10.00 WIB.
"Menteri HAM besok jam 10.00 WIB habis itu Komnas HAM, BPIP besok (Kamis) jam 13.00 WIB," ujar Willy di Gedung DPR RI, Rabu (30/10/2024).
Willy mengatakan, sudah sepatutnya DPR sebagai lembaga yang menjalankan fungsi budgeting dan pengawasan membahas permintaan Natalius itu. Ia ingin tahu apa saja yang menjadi kebutuhan Kementerian HAM dan lembaga lainnya.
"Kita cek ombak kebutuhan beliau apa sih tapi kan tugas kita DPR ini kan pengawas sebagai mitra kerja yang menetapkan anggaran. Kita tanya kebutuhan beliau," kata Willy.
Berita Terkait
-
Baleg DPR Buka Peluang Revisi 8 UU Politik Pakai Metode Omnibus Law
-
Sindir Telak Kampus Pemberi Gelar Doktor Demi Cuan, Legislator Gerindra: Namanya Universitas Ruko!
-
Ungkap Penyebab Lulusan SMK Banyak jadi Pengangguran, Komisi X DPR: Ada Diskriminasi Kualitas Sekolah
-
Pesan Ayah ke Uya Kuya Sebelum Meninggal: Jadi Anggota Dewan Jangan Bikin Malu
-
Perludem Usul ke Baleg DPR Agar UU Pemilu dan Pilkada Disatukan, Ini Alasannya!
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
Terkini
-
Sejarah Lambang Kakbah di Logo PPP, Muncul Wacana Mau Diganti
-
Krisis Keracunan MBG, Ahli Gizi Ungkap 'Cacat Fatal' di Dalam Struktur BGN
-
5 Kejanggalan Bangunan Musala Pondok Pesantren Al Khoziny, Roboh Timpa 100 Santri yang Sedang Salat
-
Bumerang buat Prabowo? Legislator NasDem Usul Diksi 'Gratis' dalam MBG Dihapus: Konotasinya Negatif!
-
Sebulan Hilang Usai Aksi 'Agustus Kelabu', KontraS Desak Polda Metro Serius Cari Reno dan Farhan!
-
Momen Menkeu Purbaya Ancam Pertamina Malas Bikin Kilang Baru: Males-malesan, Saya Ganti Dirutnya
-
Sosok Meta Ayu Puspitantri Istri Arya Daru: Keberatan Kondom Jadi Barang Bukti Kematian Suami
-
Gubernur Ahmad Luthfi Minta Organisasi Tani Ikut Atasi Kemiskinan
-
Bernasib Tragis saat Rumah Ditinggal Pemiliknya, 4 Anak Ini Tewas Terbakar!
-
Naturalisasi Atlet Timnas Secepat Kilat, Kenapa Anak Keturunan WNI Malah Terancam Jadi Stateless?