Suara.com - Dalam rangka memperingati 107 tahun Deklarasi Balfour, Komite Perlawanan Rakyat (PRC) Palestina mengumumkan peluncuran Operasi Badai Al-Aqsa sebagai reaksi terhadap konspirasi dan ketidakadilan yang berlangsung selama beberapa dekade.
PRC, menurut laporan dari jaringan TV Al-Mayadeen Lebanon, menyatakan bahwa Operasi Badai Al-Aqsa mencerminkan perlawanan rakyat Palestina, komitmen mereka terhadap tanah mereka, serta ketahanan luar biasa mereka menghadapi berbagai konspirasi.
Komite tersebut menegaskan bahwa semua pembantaian, kejahatan, genosida, dan tindakan pembersihan etnis yang dilakukan oleh rezim Israel merupakan konsekuensi alami dari Deklarasi Balfour dan koalisi negara-negara Barat yang berperan dalam penindasan terhadap rakyat Palestina dan umat Islam.
PRC berpendapat bahwa negara-negara Barat, terutama Inggris, Jerman, dan Amerika Serikat, terlibat aktif dalam tindakan merugikan terhadap warga Palestina, termasuk penghancuran rumah-rumah.
Mereka menegaskan bahwa agresi yang dilakukan oleh Israel dan AS tidak akan menghalangi perjuangan Palestina meraih kebebasan; sebaliknya, perlawanan Palestina, bersamaan dengan coalisi perlawanan yang lebih besar, tengah berada di jalur menuju kemenangan.
Dalam pernyataan tersebut, mereka juga menekankan pentingnya dukungan dari negara-negara Islam dan para pembela kebebasan untuk solidaritas dengan Palestina dan Lebanon.
Deklarasi Balfour, yang dirilis 107 tahun lalu, memberikan wilayah Palestina kepada kaum Zionis dan mengakibatkan penindasan dan pendudukan selama puluhan tahun. Saat itu, Arthur James Balfour, sebagai Menteri Luar Negeri Inggris, menyatakan dukungannya terhadap pembentukan negara Zionis di Palestina dalam sebuah surat kepada pemimpin Zionis Lionel Walter Rothschild, yang memicu konflik yang berlangsung beberapa generasi.
Warga Palestina dan pendukung mereka telah lama mengecam deklarasi ini sebagai konspirasi pencurian tanah, mengingat bahwa deklarasi tersebut mengabaikan keberadaan dan kedaulatan rakyat Palestina yang sudah ada sejak lama, sementara orang Yahudi hanya menyusun 5% dari populasi Palestina pada waktu itu.
Tuntutan dari pejabat Palestina untuk meminta permintaan maaf dari pemerintah Inggris terkait dampak bencana yang ditimbulkan oleh deklarasi ini selalu ditolak.
Baca Juga: "Perang Terbuka Israel Melawan PBB", Palestina Ungkap Agresi di Gaza: Situasi Ini Sangat Buruk
Dampak dari Deklarasi Balfour masih terasa sampai saat ini, terutama dengan berlangsungnya serangan brutal oleh rezim Israel di Gaza pada Oktober 2023, yang mengakibatkan ribuan warga Palestina tewas atau terluka serta kerusakan parah pada infrastruktur Gaza.
Berita Terkait
-
71 Jurnalis Tewas di 2023: PBB Sebut Timur Tengah Wilayah Paling Bahaya bagi Awak Media
-
Di Tengah Perang Gaza, Ribuan Pasien Kanker Berjuang untuk Hidup hingga ke Yordania
-
Israel Klaim Tewaskan Pejabat Senior Hamas di Gaza dalam Sebuah Serangan Terbaru
-
Israel Hujani Rumah Sakit dengan Serangan, Pasokan Medis PBB di Gaza Ludes
-
"Perang Terbuka Israel Melawan PBB", Palestina Ungkap Agresi di Gaza: Situasi Ini Sangat Buruk
Terpopuler
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 8 Bedak Translucent untuk Usia 50-an, Wajah Jadi Flawless dan Natural
- Sepatu On Cloud Ori Berapa Harganya? Cek 5 Rekomendasi Paling Empuk buat Harian
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- Pemain Keturunan Jerman Ogah Kembali ke Indonesia, Bongkar 2 Faktor
Pilihan
-
Hasil SEA Games 2025: Mutiara Ayu Pahlawan, Indonesia Siap Hajar Thailand di Final
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
Terkini
-
DPR Usul Presiden Bentuk Kementerian Bencana: Jadi Ada Dirjen Longsor, Dirjen Banjir
-
Pemerintah Pulangkan 2 WN Belanda Terpidana Kasus Narkotika Hukuman Mati dan Seumur Hidup
-
Aksi 4 Ekor Gajah di Pidie Jaya, Jadi 'Kuli Panggul' Sekaligus Penyembuh Trauma
-
Legislator DPR Desak Revisi UU ITE: Sikat Buzzer Destruktif Tanpa Perlu Laporan Publik!
-
Lawatan ke Islamabad, 6 Jet Tempur Sambut Kedatangan Prabowo di Langit Pakistan
-
Kemensos Wisuda 133 Masyarakat yang Dianggap Naik Kelas Ekonomi, Tak Lagi Dapat Bansos Tahun Depan
-
27 Sampel Kayu Jadi Kunci: Bareskrim Sisir Hulu Sungai Garoga, Jejak PT TBS Terendus di Banjir Sumut
-
Kerugian Negara Ditaksir Rp2,1 T, Nadiem Cs Segera Jalani Persidangan
-
Gebrakan KemenHAM di Musrenbang 2025: Pembangunan Wajib Berbasis HAM, Tak Cuma Kejar Angka
-
LBH PBNU 'Sentil' Gus Nadir: Marwah Apa Jika Syuriah Cacat Prosedur dan Abaikan Kiai Sepuh?